012

375 48 20
                                    

" Aaakkhhh... Mmhhhmm.." suara rintihan tertahan  terdengar dari pemuda yang saat ini tengah Noeul selamatkan

" Bertahanlah. Aku akan menghentikan pendarahanmu." Noeul segera membersihkan luka pemuda itu dan membalutkan perban agar luka itu segera menghentikan pendarahannya

Untungnya ada kotak obat yang masih utuh di salah satu sudut kereta.

" Terima kasih." ucap pemuda itu yang jauh lebih baik setelah mendapat pertolongan pertama dari Noeul

" Ya. Kau harus pergi ke rumah sakit setelah ini. Takutnya ada luka di bagian dalam." Noeul menyeka darah yang ada di tangannya, lalu beralih melihat pakaiannya yang kini juga penuh dengan bercak darah

" Maaf.. Karenaku pakaianmu jadi kotor."

" Tak apa. Aku bisa mencucinya nanti."


Lagipula, akan lebih baik kalau pakaian ini dibuang

Jadi kenangan hari itu tak akan adalagi



" Kalau begitu aku harus pergi lebih dulu, kau bersembunyilah disini sementara sampai petugas datang." Noeul tak bisa untuk tetap diam dan ikut bersembunyi, pria yang baru saja dia tolong masih memerlukan bantuan medis secepatnya

" Hati-hati." ucap pemuda itu masih memegangi perutnya, wajahnya jelas nampak pucat walaupun tak seperti tadi

Noeul bergerak perlahan mengamati sekitar, matanya tak menangkap satu orangpun yang masih berada di dalam gerbong kereta. Lalu kemana semua orang, pertanyaan itu mulai terlintas di otaknya.

Jantungnya bahkan sudah berpacu begitu cepat karena takut. Hingga sebuah tangan menyentuh punggung bagian belakangnya. Noeul mematung di tempatnya, keringat dingin mulai mengucur panik.

" Sudah kubilang untuk tetap diam disana sampai aku menjemputmu, apa yang kau lakukan disini?" suara yang Noeul kenal seketika membuatnya merasa lega dan mengucap terima kasih berulang kali di dalam hati

" Ada seseorang yang terluka disana. Dia membutuhkan bantuan medis." jawab Noeul, walaupun suami yang ada di hadapannya ini bukanlah orang yang sama yang berbagi kehangatan bersamanya. Namun melihat sosok ini sekarang membuat Noeul bisa bernafas dengan lancar kembali

" Kalau begitu ayo, Aku akan meminta orang lain melihat orang itu." Boss menggenggam tangan istrinya, membawanya keluar dari gerbong kereta yang sudah kosong karena semua warga sipil sudah dievakuasi


Oh.. Jadi hanya aku yang terakhir berada disana?

Ternyata memang dari awal aku tak begitu berarti


Noeul hanya diam sepanjang perjalanan pulang ke distrik utama yang dijemput langsung oleh helikopter angkatan militer sesuai arahan sang laksamana muda.

Boss memperhatikan istrinya yang dim seribu bahasa tanpa bertanya atau mengeluhkan apapun padanya. Sosok istrinya kini terlihat berbeda dari seseorang yang selama tujuh tahun ini selalu mencari perhatiannya.

" Nyonya, apa nyonya terluka?" Tonnam melihat pakaian istri atasannya penuh dengan noda darah meskipun ditutupi oleh sebuah jaket

" Oh.. Tidak Phi, Ini karena orang yang kutolong tadi." balas Noeul dan merapatkan jaketnya

Noeul menghindari tatapan Boss yang terus saja menatapnya tajam, dirinya merasa tak melakukan kesalahan jadi untuk alasan apalagi pria itu menatapnya dengan pandangan menusuk seperti itu.







Noeul larut dalam lamunannya, mengingat kembali ucapan Tonnam hari ini.

***

" Nyonya, Besok Tuan akan melaksanakan operasi untuk pembersihan virus yang masih tersisa."

NOTICE ME!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang