016

362 40 18
                                    

Fort Pov

Sebagai seorang pewaris tunggal dan alpha dominan, banyak orang berlomba memikat perhatianku. Tak jarang para omega itu menebarkan bau feromon mereka dengan sengaja untuk memikatku.

Atau mereka akan menggunakan berbagai macam cara untuk bisa berada di atas ranjangku. Tentu semua itu karena kekayaan juga kekuasaan yang berdiri di belakangku.

Berbeda dengan sepupuku Boss Chaikamon yang berdiri dengan kekuatannya sendiri, pria itu menjadi unggul karena ketangkasannya dalam memimpin pasukan kemiliteran.

Bahkan di usia mudanya, pria itu selalu menjadi prioritas ketika acara pertemuan keluarga besar diadakan.

Untungnya Boss berbeda dengan para sepupuku yang lain. Pria itu tak tertarik dengan embel-embel nama keluarga. Baginya keluarga Sumettikul yang tertera di belakangnya bukanlah milik pria tersebut.

Itulah yang membuat kami akrab, karena kami sama-sama muak dengan nama keluarga di belakang nama kami.

Di tengah pelarian kebosananku, seorang wanita nekat menyerangku. Entah dia dari keluarga mana, yang jelas aku tak mengenalnya. Wanita itu datang ke perusahaan tempatku bekerja, menungguku dengan sabar di area parkir hingga waktuku pulang.

Langkah kaki yang berjalan anggun bak model profesional mengarah padaku. Aroma feromon pekat mulai menguar hingga masuk ke dalam indera penciumanku.

Shiit!!

Umpatku dalam hati. Untuk kesekian kalinya, hal seperti ini terus saja berlanjut tak ada hentinya.

Tangan lentik itu menyusur dari belakang jas milikku, bergerak perlahan ke depan memeluk tubuhku.

Aku masih mempertahankan kewarasanku, kutepis tangan yang semakin menggerayangi tubuhku. Kudorong tubuh wanita yang memakai pakaian kekurangan bahan itu hingga jatuh terjungkal ke belakang.

Namun tak ada kata menyerah dalam kamus para omega gila sepertinya. Wanita itu kembali bangkit dan menyeringai lebar menakutkan.

Persis dalam adegan nenek sihir yang tersenyum mengerikan menatap korbannya.

Hal yang selanjutnya terjadi tak kalah gila. Wanita itu merobek pakaian miliknya hingga sobek di beberapa bagian, lalu berteriak keras memanggil orang-orang yang masih tersisa di dalam perusahaan ataupun para pengendara yang lewat.

Para penjaga yang kutugaskan mengamankan lingkungan kantor, juga nampak berlarian setelah mendengar keributan.

Tanpa ingin menghiraukan lagi, segera kutancap gas mobilku dan bergerak menjauh.

Mungkin wanita itu lupa kalau di seluruh area gedung ini sudah terpasang kamera pengawas, bahkan di mobilkupun juga. Semua kulakukan jika kejadian gila seperti hari ini terjadi.

Tentu karena ini bukan pertama kalinya bagiku. Dan kupikir wanita itu harus belajar lebih giat lagi untuk bisa membuatku terpaku di tempat lalu masuk ke dalam perangkapnya.

Dan sekarang, kesialan sepertinya memang menghampiriku. Dalam perjalanan pulangku dari meeting di luar wilayah, aku mendapatkan serangan yang tak terduga. Harusnya perbatasan tempatku berada ini masih terhitung aman, namun yang kutemui sekarang justru sebaliknya.

Para monster itu menyerang mobilku bertubi-tubi, memukul, menendang dan mencoba menggulingkannya. Berharap aku akan keluar dari dalam mobil.

Lelah bertahan dengan kemampuanku yang tak ada apa-apanya, aku memutuskan untuk kabur saja daripada menjadi santapan para monster lapar tersebut.

Tubuhku kupaksa keluar dari mobil, saat para monster itu lengah. Kakiku terus berlari hingga akupun tak tahu sekarang aku sedang berada dimana.

Brukk

NOTICE ME!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang