023

313 39 31
                                    

Deburan ombak yang menggulung air laut hingga menyentuh pinggiran pantai beriringan dengan hembusan nafas panjang seorang pria tampan dengan mata yang masih fokus menatap satu objek.

Sudah dua jam dirinya berdiri, duduk, berjalan, berdiam dan kegiatan itu berulang yang tentu saja bersamaan dengan helaan nafasnya.

" Eul!!" teriak pria tampan itu lebih keras pada seseorang yang tengah asyik duduk sembari sibuk mengais pasir pantai

" Ya Phi." sahut si pemilik nama tak kalah keras, namun kepalanya hanya menoleh sekilas

Tangan kurus itu masih terus bergerak ke depan dan belakang, mengambil pasir sebanyak yang dia bisa. Karena istana pasir yang dia bangun tinggal sedikit lagi akan selesai. Dan Noeul tersenyum puas melihat hasil mahakaryanya yang terlihat indah.

Joong menggelengkan kepalanya tak mendapat atensi dari sosok yang lebih pendek darinya tersebut.

Kakinya dia seret perlahan menuju objek yang tak berniat meninggalkan tempatnya duduk dan bermain. Pria itu sengaja membawa calon istrinya ke pantai yang tak jauh dari tempat Peat melaksanakan pernikahan karena melihat wajah murung Noeul.

Joong tahu Noeul pasti sedikit sedih mengingat akan berpisah dari sang kakak. Dan pria itu ingin menghibur calon istrinya tersebut agar kembali ceria. Namun siapa sangka Noeul akan menjadi susah untuk diajak pulang dan begitu betah untuk berlama-lama bermain pasir. Mungkin badan kurus itu sudah penuh dengan pasir tanpa si pemilik sadari.

" Ayo pulang, Kau harus istirahat." suara lembut Joong menyadarkan Noeul

" Humm.. Ayo Phi." ajak Noeul karena memang istana pasirnya sudah selesai

Noeul memukul perlahan pakaiannya yang terkena pasir. Beralih pada tangan yang terulur meminta tangan kurusnya untuk menyambut uluran itu.

Sedikit canggung memang membiasakan diri pada seseorang yang sebentar lagi akan menjadi calon suaminya, namun Noeul harus bisa. Joong sudah bersedia memaparkan feromon miliknya setiap hari agar Noeul bisa menjalani harinya dengan baik dan agar janin dalam kandungan Noeul bisa tumbuh dengan baik. Jadi royal omega tersebut harus bisa beradaptasi dengan sentuhan yang terjadi diantara keduanya.

" Kau ingin makan apa? Kulihat tadi kau tak begitu makan di pesta Peat,"

" Oh.. Makanan disana enak, tapi aku ingin sesuatu yang segar dan manis Phi."

" Es krim lagi?"

" Aoo.. Phi memang yang terbaik."

" Tapi hanya satu cup saja. Kemarin kau sudah terlalu banyak hingga perutmu tak nyaman, Jadi hari ini hanya satu cup saja. Mau atau tidak sama sekali?"

Noeul mengerucutkan bibirnya mendengar kalimat panjang Joong yang seolah seperti seorang ayah tengah memarahi anaknya itu karena terlalu banyak makan makanan manis.

" Mau." cicit Noeul, daripada tak bisa makan es krim sama sekali, lebih baik makan satu cup

" Good. Anak pintar." Joong mengusap kepala Noeul sembari tersenyum

Awalnya hanya karena rasa hutang budi di masa lalu. Namun semakin lama mengenal sosok cantik dan manis yang beberapa bulan ini terus dekat dalam jangkauannya, Joong merasakan perasaan hangat yang tak bisa dijelaskan.

Begitu ingin merengkuh tubuh itu erat-erat namun takut tubuh rapuh itu akan hancur jika dirinya terlalu memeluknya tanpa celah. Senyum manis yang kini semakin sering dia dapatkan juga tak ingin dia bagi dengan yang lain, bahkan dengan Peat sekalipun. Yang notabene ialah kakak kandung Noeul.

Perasaan kuat yang dia miliki sudah membuat Joong jatuh terlalu dalam.

" Bagaimana jika kita mendaftarkan pernikahan kita segera?" sebuah pertanyaan yang harusnya sudah Noeul perkirakan jawabannya menyita atensi Noeul dari es krim rasa matcha karamel di hadapannya

Noeul diam sejenak, sudah beberapa bulan berlalu dengan Joong berdiri di sampingnya. Dan semakin lama memang janin dalam kandungannya mulai merespon feromon milik Joong. Mungkin memang inilah saatnya. Lagipula dirinya memang tak berencana menikah setelah anaknya lahir, dirinya ingin memberikan keluarga yang lengkap pada calon buah hatinya.

Royal omega tersebut mengangguk, semburat merah menjalar menghiasi wajah Noeul. Joong yang melihatnya terdiam karena sekali lagi dirinya jatuh pada pesona seorang Noeul Nuttarat. Entah apa yang sebenarnya royal omega itu makan hingga semua keindahan berada di tubuh Noeul.

Joong mengecup pipi yang kini semakin memerah. Dirinya begitu gemas dengan tingkah tersipu calon istrinya tersebut.

" Phi.." rengek Noeul malu karena mereka saat ini masih berada di luar rumah dan di tempat umum

" Kenapa? Kau malu? Aku bahkan ingin menggigit pipimu itu sebenarnya, tapi aku yakin kau akan berteriak dan marah jika itu benar kulakukan." Joong tertawa terbahak ketika mata Noeul melotot tajam ke arahnya

Noeul malu dengan ucapan Joong yang berhasil membuat pipinya semakin memerah mungkin. Salahkan saja pria tersebut yang kini sudah mulai secara terang-terangan menggoda Noeul, bahkan di tempat ramai seperti sekarang.











Joong dan Noeul sudah berdiri di depan kantor pernikahan, Noeul menghentikan langkahnya sejenak. Kepalanya mendongak menatap tulisan WEDDING OFFICE , sekali lagi dirinya menjejakkan kakinya di tempat seperti ini.

Meskipun kantor pernikahan kali ini sedikit berbeda dengan yang berada di sektor utama, tapi tetap saja ada sebuah perasaan deja vu ketika kembali harus berada di tempat yang sama sekali lagi.

" Phi yakin menikahiku bukan?" tanya Noeul menoleh pada pria di sampingnya

Joong mengernyit mendengar pertanyaan dari Noeul. Mereka sudah berdiri tepat di depan pintu kantor pernikahan dan royal omega tersebut baru menanyakan pertanyaan itu sekarang.

Alpha tampan itu ingin sekali berakting marah pada omega di sampingnya, namun melihat gerak tubuh Noeul yang menyiratkan kegelisahan juga ketakutan membuatnya urung melakukan aksi menggoda calon istrinya tersebut.

Dengan lembut kedua tangannya bertengger di kedua sisi bahu Noeul. Meminta yang lebih pendek untuk mengatur nafasnya agar lebih tenang.

" Dengar, Aku tahu kita bukan dalam hubungan yang cukup romantis awalnya untuk sampai ke tahap ini. Tapi aku menjanjikanmu satu hal, Aku akan menyayangimu dengan segenap hatiku dan akan memperlakukanmu dengan baik di masa depan."

" Kalau kau ragu kita bisa membuat surat perjanjian pra nikah, bagaimana?" Joong masih menunggu Noeul yang hanya diam menatapnya, hingga sebuah senyuman dan gelengan kepala muncul dari tubuh ramping dengan perut membuncit tersebut

" Aku percaya pada Phi. Tolong jaga aku dan anakku di masa depan."

" Anak kita." koreksi Joong

" Ya, Anak kita." sahut Noeul ikut membenarkan

Noeul menggenggam tangan hangat yang membawanya melangkah masuk ke kantor pernikahan. Senyum tipis menghiasi wajah tirusnya.

Mungkin ini memang kedua kalinya bagi Noeul kembali mendaftarkan pernikahannya, berbeda dengan pernikahan pertama dimana suaminya hanya setengah hati menerimanya sebagai seorang istri. Pria tampan di sampingnya kini justru terus saja melemparkan senyum hangat padanya, meyakinkan Noeul kalau memang dirinyalah pria yang tepat untuk royal omega tersebut.

" Maaf.. Tapi Noeul Nuttarat disini, anda masih berstatus menikah."






Tbc

udah lama nggak khilaf😋

mari tebar kekhilafan yang amat sangat disukai readers tercinta🤭🤭🤣🤣🤣

NOTICE ME!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang