Boss merasakan kepalanya berdengung lalu berganti rasa nyeri yang begitu menyakitkan menyapanya. Kakinya kehilangan kekuatan hanya sekedar untuk menopang beban berat tubuhnya.
Tonnam yang berdiri di belakang atasannya dengan sigap membantu sang laksamana yang tiba-tiba saja berwajah pucat. Kernyitan di wajah pucat itu menandakan ada yang tak beres dengan sang atasan.
Tanpa menunggu lebih lama, tubuh kokoh itu jatuh tak sadarkan diri.
" Eennghhh.." lenguhan terdengar bersamaan ketika tangan kekar itu bergerak menyentuh kepalanya yang terasa sedikit pusing
" Tuan, Anda sudah sadar.. Apa ada yang masih terasa sakit?" tanya Tonnam bergerak mendekati ranjang rawat Boss
" Masih sedikit pusing. Mana Noeul?" tanya Boss dengan suara serak lirih namun juga ramah
Tonnam menegang, terkejut di tempatnya berdiri. Apa yang baru saja dia dengar? Apa laksamana muda itu lupa dengan situasi dirinya dan sang istri? Dan kenapa harus disaat seperti ini?
Boss menatap asistennya yang hanya diam mematung tanpa menjawab pertanyaan kecil darinya.
" Kenapa kau diam? Dimana istriku?" tanya Boss ulang dengan tak sabar
" Maaf Tuan.. Tapi, siapa anda sekarang?" Tonnam memberanikan diri bertanya dengan lancang pada atasannya
Karena saat ini dirinya seolah yakin, orang yang tengah terbaring di atas ranjang rawat rumah sakit bukanlah atasannya yang sesungguhnya.
" Memang apa bedanya? Aku juga dia." jawab Boss ringan dan itu sudah cukup membuat Tonnam yakin
" Kalau begitu, ijinkan saya memanggil dokter lebih dulu." Tonnam pamit undur diri dan segera memanggil dokter yang dulu pernah melakukan operasi pada Boss
Tonnam tak mampu lagi mencerna apa yang terjadi di hidup atasannya. Takdir seolah mempermainkan hubungan antara sang laksamana dan istrinya atau tepatnya akan menjadi mantan istrinya.
Disaat Noeul, mantan nyonya yang dia layani telah membuat pilihan menjauh pergi dan mencari kebahagiaan lain, meninggalkan cinta yang selama tujuh tahun tak pernah membalasnya.
Kini jiwa lain atau kepribadian lain sang atasan yang membalas perasaan sang nyonya kembali. Menentang takdir yang hampir membuatkan mereka garis yang lain.
" Nyonya sudah pergi. Dan pengajuan perceraian hampir mencapai keputusan akhir." hanya itu yang mampu Tonnam katakan
" Apa?? Apa yang kau katakan? Kenapa kau tak mencegahnya pergi? Tidak. Tidak. Apa pria ini yang kembali menyakitinya?" Boss sudah merelakan dirinya tak akan muncul dan mengganggu tubuh asli yang memang sedari awal bukan miliknya
Mengabaikan tatapan sendu dan tangisan kepedihan yang diteriakkan Noeul padanya agar dia memilihnya. Dan mengambil alih tubuh Chaikamon. Tapi yang dilakukan pria itu tetap saja membuat Noeul meninggalkannya.
Boss menyingkap selimut yang menyelimuti tubuhnya. Dirinya ingin bertemu Noeul. Meminta maaf karena meninggalkannya dan berpikir bahwa memang mereka tak ditakdirkan bersama.
Pria itu akan meraih kembali cintanya.
" Bawa aku ke tempat Noeul."
" Ayo, Kau harus banyak bergerak Eul." Joong menuntun tubuh yang sekarang terlihat lebih berisi namun tetap saja ringan kalau dirinya menggendong tubuh itu
" Ya Phi. Tapi nanti aku ingin es krim," Noeul menatap pria tampan di sampingnya dengan tatapan mata memohon
" Aoo.. Jangan menatapku seperti itu!" Joong menutup kedua matanya, pria itu tak tahan dengan tatapan yang selalu digunakan Noeul untuk memohon sesuatu padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTICE ME!!
FanfictionLihat aku!! Aku mencintaimu!! Tak bisakah kau lihat sinar cinta di mataku?? Haruskah aku menghilangkan rasa cintaku??