Naufal menatap makanan tak selera,perutnya sejak kemaren terasa mual bahkan ketika ia menelan makanan lambungnya seakan tak terima lalu di muntahkan lagi. Yang lain tau? tentu tidak. Naufal menyembunyikan dari ketiga saudaranya,tidak ingin membuat mereka khawatir.
"Nana makanan nya jangan di aduk-aduk"tegur Reyhan yang baru saja bergabung. Lelaki itu sangat tampan hari ini dengan rambut yang di kuncir.
"Wahh ka Rey ganteng banget!"pekik Naufal. Ia melupakan makanannya dan memilih memperhatikan Reyhan.
Reyhan membuat kopi susu untuknya sendiri,cuaca dingin seperti ini memang pas jika minum yang hangat-hangat. Kota Jakarta sudah seminggu lebih di guyur hujan,teriknya sinar matahari hanya bertahan sebentar lalu setelahnya di gantikan awan mendung. Musim hujan seperti ini juga membuat sebagain orang terkena flu.
Haachi!
Haachi!
Hafsa datang dengan hidung yang memerah berserta syal di lehernya. Anak itu terserang demam dan flu ketika pulang dari kampus,membuat Jenan mengomeli nya karena bebal tidak ingin memakai mobil dan lebih memilih motor.
"Abang kepalanya masih pusing?"tanya Naufal.
"Dikit dek,sarapannya gak di makan?"ujar Hafsa kala melihat nasi goreng Naufal masih utuh.
"Boleh minum susu aja tidak?Nana gak mau makan nasi"
"Makan nasi baru minum susu,mas gak terima bantahan apapun!"suara dingin milik Jenan terdengar.
Lelaki bermata sipit itu sudah tampan dengan stelan formal di tambah poni yang sengaja ia sisir keatas hingga menampilkan jidat putihnya.
Naufal merenggut, daripada Jenan mengomel lebih baik ia makan.
Sarapan sudah selesai kini ke-empat anak Wicaksono sudah siap untuk berangkat,Jenan yang mengantar si bungsu ke sekolah,Hafsa ke kampus padahal dia sudah dilarang Reyhan dan Jenan tapi namanya juga Hafsa si kepala batu. Lalu Reyhan ke rumah sakit mengingat dia adalah seorang dokter.
Mobil milik Jenan memasuki kawasan sekolah elit tempat dimana Naufal menimba ilmu, SMA kejayaan memasuki urutan nomor 5 sekolah terbaik Se Asia. Selain karena sekolah yang besar serta halaman dan lapangan yang luas,disana juga menyediakan lift serta beberapa ruang untuk bermain game jika ada jamkos atau ketika anak-anak istirahat.
"Belajar yang rajin, vitamin jangan lupa di minum. Kalo ada apa-apa lapor sama mas,paham?"
"Paham mas,Nana masuk dulu ya"
Jenan mengangguk tapi sebelum itu ia mencium kening si bungsu yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari, lalu kembali ke kantor.
****
"Hey hey hey! Lihat ada anak penyakitan!"suara dari pria berumur belasan itu membuat langkah Naufal terhenti.
"Yak! Kenapa dia harus sekolah disini sih?"pekik salah satu dari ketiganya.