18. Yang dinanti

288 23 3
                                    

Happy reading

******

Mobil Alphard dan Pajero warna hitam memasuki area parkir mall terbesar di Jakarta,tiga remaja keluar dari mobil Alphard begitupun dua anak laki-laki berbeda umur yang juga keluar dari mobil Pajero.

"Inget ya gak boleh kecapean,kalo ngerasa capek langsung istirahat. Mas gak mau denger alasan apa-apa dan buat kalian bertiga saya minta tolong jagain Naufal"ujar Jenan menatap ketiga anak remaja yang mengangguk.

"Oke siap,kakak ipar gak usah khawatir adek ipar mu ini akan setia menjaga ayang Naufal"jawab Natasha antusias,Jenan meringis sedangkan Naufal memutar bola matanya malas.

Tak

"Kaka ipar matamu bisulan! Ngarep banget lu di restuin sama keluarganya Naufal"kata Tio sewot.

"Maaf ye bang ini anaknya lupa di ruqyah jadinya gini, mohon di maklumi ya"sahut Yoshi menyatukan tangannya seperti🙏🏻sembari memasang wajah melas.

"Astaghfirullah kalian ini"Jenan ketawa pelan melihat kelakuan tiga anak muda di depannya.

"Adek inget pesan mas kan?"

"Iya mas, ya udah pergi gih nanti telat loh"

Jenan mengangguk setelah berbicara pada sopir nya mobilnya pun melaju meninggalkan mall.

"Pak Asep saya sama temen-temen mungkin agak lama,pak Asep cari makan atau jalan-jalan saja dulu nanti kalo sudah saya telpon ko"ujar Naufal pada supir yang tadi berbicara pada Jenan,Pak Asep di tugaskan Jenan untuk mengantar jemput Naufal berserta kawan nya.

Mereka berempat ingin mencari pakaian yang akan di pakai untuk tampil nanti, sebenarnya ini usulan dari Natasya gadis berambut panjang itu ingin tampil memukau walaupun sempat berdebat dengan Tio dan Yudhis yang protes jika tidak usah terlalu bergaya karena pakaian mereka yang bagus-bagus juga masih banyak. Tapi ya yang namanya cewek pasti gak mau kalah jadilah mereka menurut.

Toko pertama yang mereka masuki adalah toko terkenal yang sudah banyak mengambil idol entah itu dari korea, Indonesia maupun barat untuk jadi brand ambassador. Cukup lama memilih namun tidak ada yang pas kata Natasya membuat ketiga lelaki itu menghela napas.

"Lu mau cari yang kek gimana sih?capek tau"ujar Tio,duduk di lantai bersama Yudhis.

"Woy malu maluin banget lu berdua,bangun gak!"Natasya menarik keduanya untuk berdiri karena sumpah demi apapun mereka sedang jadi bahan tontonan mana muka udah kucel lagi,apalagi si Tio ama Yudhis:).

"Ya udah kalian bertiga tunggu sini biar gue yang cari"ujar Natasya melenggang pergi untuk mencari pakaian yang pas.

****

Karangan bunga begitu cantik di buket yang ia genggam, bibirnya menyunggingkan senyum tipis kala kaki jenjang itu memijak tanah yang di tumbuhi rerumputan hijau.

Langkahnya kian pelan kala mulai memasuki area yang begitu senyap hanya suara hembusan angin yang terdengar,matanya menatap patokan yang menjulang di depannya,TPU Indah.

"Selamat sore by, liat aku bawain kamu bunga mawar merah kesukaan kamu loh"bibirnya bergetar menahan isak tangis yang ingin keluar,dengan pelan ia letakkan buket bunga mawar itu diatas makam sang kekasih.

"Kamu disana apa kabar? katanya sayang sama aku, ko gak pernah mau sih muncul di mimpi aku. Oh iya aku kemaren ketemu adik kamu, anaknya lucu banget pantes kamu gak bisa jauh-jauh dari dia"

"Ada satu hal yang pengen aku kasih tau walaupun diatas sana kamu pasti udah tau dan melihat tapi aku tetep pengen kasih tau,Galang bulan depan nikah loh kamu kaget gak?aku aja kaget loh aku pikir gak ada yang mau sama manusia receh kaya dia"Naura terkekeh sembari meremas undangan di tangan kanannya,dadanya sesak seperti dihantam oleh batu besar yang membuatnya sulit mengambil napas.

Four Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang