Langit gelap disertai hembusan angin seakan mendukung suasana pagi ini,air mata tak ada hentinya untuk terus keluar,suara isak tangis orang-orang yang di tinggalkan bagaikan melodi di pemakaman yang sepi itu.
Semua orang berbaris rapi dengan pakaian serba hitam mengelilingi satu makam yang teramat berjasa untuk mereka,masih tak menyangka jika 'dia' pergi secepat ini. Satu persatu dari mereka mulai pergi setelah pamitan pada keluarga yang di tinggalkan.
Suara petir bergemuruh di langit sana,menandakan akan turun hujan yang begitu lebat.
"Mas ayo di ajak adeknya untuk pulang,sebentar lagi akan turun hujan"ujar kakek pandu. Jenan mengangguk dia pun berjongkok disamping Hafsa sementara Naufal disamping kanan Hafsa dekat nisan kakak keduanya,Reyhan Aditama yang telah berpulang ke pangkuan Tuhan.
"Pulang yuk,dek"kata Jenan lembut tapi gak di gubris sama kedua adiknya. Suara tangis nya sudah tak lagi terdengar namun air matanya masih keluar.
"K-kak rey"lirih Naufal pelan mengusap nisan itu dengan ibu jarinya,air matanya tak berhenti keluar memori kenangan bersama Reyhan selalu berputar bagaikan kaset rusak di otaknya.
"Jangan kaya gini dek,ka Rey pasti gak seneng liat adek nangis seperti ini"ujar Jenan. Mengusap pipi kedua adiknya.
"Kalo gak seneng harusnya ka Rey jangan pergi biar kita gak nangis,mas"balas Hafsa.
"Ka Rey bohong sama Nana,mas. Ka Rey ingkar janji! Katanya kalo pulang bakal ngajak Nana jalan jalan! Ka Rey kenapa harus bohong seperti ayah mas?!"isak Naufal menutup wajahnya dengan kedua tangan nya,yang lain diam membeku mendengar ucapan terakhir Naufal.
Tante Indah jongkok tepat didekat Naufal,mengusap surai pemuda itu.
"Gak boleh gitu sayang,ka Rey pasti sudah berusaha untuk menepati janjinya ke Nana tapi ka Rey juga gak tahu kematian dia bakal datang secepat ini. Nana doain ka Rey biar di atas sana selalu bahagia"kata tante Indah.
"Ka Rey pasti sudah bahagia,mih. Kan sudah ketemu bunda"balas Naufal.
"Kalo ka Rey aja bahagia disana,Nana, abang sama mas juga harus bahagia disini. Masih banyak hal yang harus kalian lakukan"sahut Om Jo.
"Ayo mana senyum manisnya,mas Yoga mau liat"celetuk Yoga ikut jongkok didekat Naufal.
"Jangan sedih-sedih lagi,mending ikut kakek berburu mobil keluaran terbaru bulan ini. Kakek belikan khusus untuk kalian"ujar kakek pandu mengundang pekikan heboh dari cucu,anak serta menantu nya. Melupakan jika mereka baru saja berkabung.
****
Langkah itu kian gontai kala semakin dekat di tempat tujuan, kepalanya terus menggeleng mencoba menampik semua yang ada di otaknya. Pikirannya berkecamuk berharap ini semua mimpi.
Tubuhnya hampir limbung ke tanah jika saja dua lelaki jangkung tak menahannya,air matanya keluar tanpa seijin sang pemilik. Meremas kuat bisep kedua lelaki itu, menyalurkan rasa sakitnya.
"Gak! Ini pasti gue cuman mimpi kan? Lang,Ndra jawab gue ini gak bener kan? Itu yang di makamin bukan Reyhan kan?plis jawab kalo itu bukan dia!"Galang sama Leon gak jawab,mereka menuntun Naura untuk lebih dekat di makam Reyhan.
Tangis Naura semakin keras ketika membaca nama di batu nisan itu,Galang serta Leon tak menangis tapi air mata mereka tak berhenti untuk keluar. Mereka bertiga memang tak ikut pulang bersama Reyhan karena nama mereka berada di list kedua. Seharusnya kemaren mereka sudah tiba namun cuaca tak mendukung.
"Rey! Jangan bercanda kaya gini plis"
"Ini gak lucu sayang.. ayo bangun! Reyhan!"Galang dan Leon melotot melihat Naura menggali tanah yang masih basah itu dengan tangan nya,segera mereka menarik Naura sebelum perempuan itu semakin jadi.
"Naura istighfar lo! Terima kenyataan kalo Reyhan udah ninggalin kita bertiga"ujar Galang.
"Gak bisa! Dia udah janji sama gue bakal ngenalin gue sama keluarganya,dia janji bakal nikahin gue kalo Nana udah lulus sekolah! Banyak janji dia yang belum dia lakuin ke gue,Lang"keduanya sempat terdiam,baru tau jika Naura dan Reyhan menjalin hubungan.
"Terus lo mau gimana?! Mau ngamuk?sono protes ke Tuhan,semua udah di atur bahkan kalo bisa sekarang pun Tuhan bisa cabut nyawa lo!"Leon geplak kepala Galang,agak nyes di hati sama omongan Galang.
"Lo jangan ngomong gitu njer! Mau lo di gentayangin Reyhan gegara bentak ceweknya?"bisik Leon sambil nyubit pinggang Galang.
"Kesel gue,itu makam anak orang kalo di gali apa gak ngamuk keluarganya "balas Galang, tangannya memukul tangan Leon yang asik mencubiti pinggang nya.
"Nau,disini bukan lo doang yang kehilangan kita berdua bahkan keluarganya juga merasa kehilangan. Lo jangan sedih terus-terusan yang ada Reyhan gak tenang disana,Lo mau?"Naura menggeleng dengar ucapan terkahir Leon.
"Nah maka dari itu!,ayo pulang masih banyak kerjaan menanti"Leon ngerangkul Naura meninggalkan Galang di belakang.
"Selamat jalan bro,thanks karena selalu ada disaat gue terpuruk. Gue pamit ya,lo gak usah khawatir karena sampai kapanpun nama lo gak akan pernah di lupakan"setelah mengucapkan itu Galang pun pergi bertepatan dengan jatuhnya kelopak bunga entah darimana.
***
Bersambung..
Selamat jalan ka Reyhan🥺🌸..
Road to end🥳🥳
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Brothers
Novela JuvenilGada deskripsi" kalo penasaran langsung baca🤸🏻♀️💃🏻