Terhitung sudah lima hari Naufal berdiam diri dirumah,mau kemanapun tidak bisa,Jenan selalu menyuruh Aldi dan Leo untuk mengawali dirinya.Naufal mendengus melihat keadaan ruang tamu yang tampak kacau,bungkus snack berserakan dimana-mana. Kalo saja Reyhan melihat itu semua sudah di pastikan pria kelahiran April itu akan mengamuk. Dia benci kotor!
"Aishh bisakah kalian berhenti main game?!"kesal Naufal yang sejak tadi di acuhkan oleh kedua sepupunya.
Keduanya menoleh dengan tangan masing-masing menggengam stik PS milik Hafsa yang mereka ambil secara diam-diam, untung saja pemuda berkulit tan itu sedang ada kegiatan di kampus yang mungkin akan membuatnya pulang agak malam kalo tidak Hafsa akan menghukum mereka.
"Kenapa ka?"tanya Leo berlari mendekati Naufal yang duduk sedikit jauh dari keduanya,Aldi memekik karena karakternya kalah di dalam game akibat Leo yang langsung melempar stik PS nya tanpa memecat pause terdahulu.
"Yak! Aishh lihat karakter ku kalah!"kesal Aldi melempar Leo dengan bantal sofa yang ada di dekatnya.
Leo yang tak terima pun membalas dengan melempar patung monas di meja yang langsung mengenai punggung Aldi.
"Yakk! Sakit bodoh!"
"Apa! Berani?!"
"Oh Ya Tuhan aku lelah"gumam Naufal pasrah, seharunya dia yang di jaga tapi kenapa malah terbalik?.
Menatap dua sepupunya yang sudah bergelut di lantai dingin itu.
****
Tatapan mata setajam silet itu membuat dua orang di hadapannya tertunduk takut, sejak tadi mereka terus di tatap tajam oleh pria di seberangnya.
Tiga orang lagi hanya menonton dengan satu pria yang sibuk bersandar di bahu pria yang lebih besar, tak memperdulikan keadaan yang begitu mencekam.
"Kenapa stik ps abang bisa rusak seperti ini?"Hafsa bertanya dengan nada dingin, menunjuk ps nya yg sudah hancur.
Jenan meringis melihat itu,adik sepupunya memang mengerikan. Ia saja pas baru sampai rumah niatnya langsung pengen bertemu Naufal malah di suguhkan dengan Aldi dan Leo yang saling melempar barang. Sedangkan Naufal sebagai penonton enggan memisahkan mereka berdua.
Aksi keduanya terhenti saat Hafsa datang dan menatap miris game nya yang sudah rusak.
"Maaf abang"cicit Aldi dan Leo. Hafsa mode marah sungguh mengerikan tidak seperti kakanya Mahendra,pikir Leo.
"Kalian tau apa tujuan ka Reyhan manggil kalian berdua kesini?"keduanya mengangguk.
"Jangan cuman ngangguk! Jawab!"
"Em.. bu-at jaga ka Nana"jawab Aldi
"Sudah tau kan? kenapa gak sesuai harapan ka Reyhan?"
"Ini karena Aldi yang lempar Leo pake bantal sofa,abang"ujar Leo mencoba membela diri
"Ko gue? Lo duluan yang duluan asal lempar stik ps nya ngebuat karakter gue mati"sahut Aldi tak mau kalah.
"Diam! Kalian sama-sama salah"
"Bang Hafsa nyeremin"gumam Naufal.
"Udah abang jangan di marahin lagi merekanya, kan gak sengaja juga"timpal Naufal merasa kasihan pada kedua adiknya yang ketakutan itu.
Hafsa menghela napas, jujur saja ia sangat lelah. Kegiatan di kampus betul-betul menguras tenaga dan sesampainya di rumah malah melihat keributan yang di timbulkan kedua adik sepupunya.
Di tambah konsol gamenya rusak!.
"Masuk kamar! Tidak ada game atau begadang!"titah Hafsa tegas. Aldi serta Leo segera pergi.
"Abang jangan marahin mereka kaya gitu lagi,kasian. Nana gak suka ya"ujar Naufal. Mau bagaimanpun ia sangat sayang pada adik nya walaupun kelakuan nya seperti setan:).
"Nana juga masuk kamar sana"ketus Hafsa lalu pergi.
Nana tersentak, baru kali ini Hafsa bersikap ketus padanya.
"Abang marah?"lirih Naufal menatap punggung Hafsa yang sudah menghilang dari pandangan nya.
Jenan mengelus bahu si bungsu mencoba menenangkan.
"Abang gak marah mungkin aja lagi kecapekan,adek tidur ya ini udah malam. Rey temenin"Reyhan menganguk menuntun Naufal menuju kamarnya. Pandangan anak itu menyendu saat melewati kamar kakak ketiganya.
"Nah selamat malam sayang"
Cup
"Malam juga ka"
Sebelum keluar Rey mematikan lampu kamar Naufal,anak itu tidak bisa tidur dalam keadaan terang.
***
Maaf pendek aku lagi sibuk😭.
Thanks yg udah baca😘.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Brothers
Novela JuvenilGada deskripsi" kalo penasaran langsung baca🤸🏻♀️💃🏻