10. Suasana dalam rumah dan hati yang rapuh

451 33 0
                                    

Hari ini suasana dalam rumah cukup sepi karena tidak ada suara dari biang rusuh yaitu,Hafsa,Leo dan Aldi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini suasana dalam rumah cukup sepi karena tidak ada suara dari biang rusuh yaitu,Hafsa,Leo dan Aldi. Biasanya jam 6 pagi mulut ketiganya sudah berkicau mengalahkan burung-burung di pagi hari.

Jenan sudah berangkat ke kantor pagi banget soalnya ada pertemuan dari pembisnis luar negeri,Mahen juga udah balik ke Bogor karena mamanya menelpon mau tak mau ia harus pergi.Tersisa Hafsa bersama ketiga adiknya, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Hafsa yang lagi sibuk dengan ponselnya yang sejak tadi terus menerus berisik karena banyaknya notifikasi,sedikit info nih ya.. Hafsa itu sebenernya buaya gengs ceweknya banyak banget dari anak sekolah,kuliah bahkan yang udah kerja pun juga ada:). Tapi kalian juga gak usah heran,Hafsa seganteng itu ya kali gak ada yg demen!. Punya muka ganteng sayang kalo gak di gunain kata Hafsa.

Terus si kembar lagi nonton kartun Masha and the bear,sempet ada keributan yang di lakukan mereka namun semua bisa di atasi kala mata tajam Hafsa sudah keluar. Serem cuy apalagi kalo mode maung.

Sementara Naufal anak itu entah kenapa selalu merenggut ia pandangi terus layar ponselnya berharap ada notifikasi dari sang kakak kedua,Reyhan. Sudah dua hari semenjak Reyhan pergi pemuda itu sama sekali tidak ada memberikan kabar,jangankan SMS nelpon aja gak ada.

"Kenapa sih dek? Dari tadi merenggut terus"ujar Hafsa yang baru menyadari gelagat adiknya.

"Ka Rey ko gak ada nelpon Nana sih bang!"kesal Naufal, padahal kakaknya itu sudah janji akan selalu memberikan nya kabar.

"Mungkin disana gak ada sinyal dek, tau sendiri kan tempat kakak  jadi relawan minim internet"ujar Hafsa mencoba memberi pengertian pada adiknya.

"Nana takut ka Rey ingkar janji kaya ayah"

Deg

Hafsa terdiam kaku, jantungnya seakan berhenti berdetak berapa saat. Rasa sakit yang ia pendam selama bertahun tahun kini kembali ia rasakan,harusnya adiknya ini tidak usah menyebut nama lelaki yang sempat menjadi panutan nya kala ia kecil dulu.

Lelaki yang menjadi idaman semua wanita karena parasnya yang begitu tampan,tak heran jika ia dan ketiga saudaranya memiliki wajah sempurna.

Ia mengepal kuat kedua tangannya ketika dirasa rasa sakit itu semakin menggerogoti tubuhnya.

Naufal menyadari perubahan Abang nya,seakan tersadar pemuda itu langsung memeluk Hafsa menenangkan tubuh yang sudah bergetar hebat itu.

"Maaf.. Nana minta maaf abang"lirihnya. Menyesal karena sudah membuat abangnya seperti ini.

"Bang Hafsa kenapa,Al?"Aldi geplak kepala Leo,dia aja gak tau malah di tanya.

Si kembar tadi pergi ke dapur buat minum makanya gak tau apa-apa.

"Ka Na itu bang Hafsa kenapa?"tanya Aldi ia duduk di samping Hafsa lalu di peluk nya tubuh yang hampir sama dengannya itu.

"Tenang abang~,jangan di pikirin apa yang membuat abang kaya gini"ucapan lembut Aldi mampu membuat Hafsa mulai tenang.

"Maafin Nana ya bang"Hafsa gak jawab tapi ia peluk kedua tubuh adiknya. Bersyukur karena ia masih memiliki saudara yang menyayangi nya.

"Anjing! Tolong aja ya gue masih nampak disini tapi kenapa di kacangin babi!"unpat Leo dalam hati.

"Loh Leo kamu gak mau ikutan pelukan bareng?"

"Telattt!"teriak Leo dengan wajah kesal,pemuda itu naik ke kamarnya sambil menghentakkan kaki.

****

Senyum itu selalu terpancar dari bibir indahnya kala kaki jenjangnya menapaki jalan di taman,sudah lama dirinya tidak ke taman ini terakhir waktu ia lulus dari sekolah taman kanak-kanak. Ada banyak kenangan di taman ini sebelum semuanya berubah.

Ia mendongak keatas ketika merasa ada cairan bening jatuh ke pipinya.

"Cengeng banget sih lo Na"gumamnya tertawa lirih.

Naufal duduk di kursi taman yang berada di bawah pohon rindang,ia mengeluarkan foto yang sudah sedikit usang karena foto itu sudah sangat lama.

"Ayah.. Nana kangen"

"Ayah... Ayok pulang Nana mau peluk"tubuh itu bergetar hebat meskipun tidak ada suara isakan yang keluar dari bibirnya.

"Ayok adek kejar ayah"Nana kecil tertawa menampilkan gigi kelincinya,gemas.

"Yayah jangan jauh-jauh adek susah kejal"rengek si kecil namun tak urung ia tetep mengejar sang ayah yang berlari pelan namun bagi Nana kecil itu sudah lima langkah untuknya.

Bruk

Ayah sontak berhenti ketika mendengar suara terjatuh,ia menoleh ke belakang lalu melotot segera berlari menghampiri si bungsu.

"Aduh adek, ada yang sakit sayang?"ayah mengecek seluruh tubuh Nana kecil takut jika ada yang luka.

"Huh Yayah pucing!"si kecil melotot galak,pusing dia tuh di putarin sama ayah.

"Kan ayah khawatir adek"

Cup

Usai mengecup pipi sang ayah Nana kecil tertawa,ayah yang gemas pun memeluk Nana kecil.

"Jangan cepet gede ya dek,gak rela ayah tuh"

"Nyatanya Nana udah sebesar ini tanpa ayah"monolog Naufal tersenyum getir. Ia tidak tau dimana ayahnya sekarang,lelaki paru baya itu menghilang tanpa jejak bahkan pelacak pun tidak tau keberadaan nya.

Ayahnya berkata ingin memperbaiki masalah perusahaan nya di negeri orang nyatanya sampai sekarang ayah tidak kunjung pulang.

Banyak yang berasumsi bahwa ayahnya sudah 'pergi' tapi semua itu di tolak keras oleh Naufal dan ketiga saudaranya. Mereka yakin ayahnya pasti kembali.

***

Bersambung.

Ini ayah waktu ngajarin mas Jenan mainin gitar,yang fotoin Ka Reyhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini ayah waktu ngajarin mas Jenan mainin gitar,yang fotoin Ka Reyhan.

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Four Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang