BAB 3

3.3K 188 9
                                    

Dikamar rawat Astar,Astar sedang duduk menyenderkan badanya di atas ranjang dengan mata yang menatap lurus kedepan,Astar sedang memikirkan sesuatu.

"Ayo den makan dulu bibi suapin yah"Ucap bi Ati pelayan yang sedang menyuapi Astar bi Ati adalah pengasuh Astar dari kecil.
Sebenarnya bi Ati sedikit bingung dengan tuan mudanya ini yang dari tadi hanya diam dan menuruti semua perkatanya.

Itu memang tidak terlalu aneh secara Tuan mudanya memang tipikal anak yang pendiam dan penurut tapi tatapan kali ini berbeda seperti bukan tatapan tuan mudanya.Apa lagi dengan sesekali kening itu berkerut lalu bergeleng sendiri itu membuatnya khawatir terhadap tuan mudanya.

Atau mungkin itu efek Karana bangun dari komanya menjadikan sedikit aneh sikap tuannya tapi bi Ati tidak ingin terlalu ambil pusing dia hanya akan menjalankan tugasnya dengan semestinya.

Astar menerima suapan demi suapan dari pelayannya Tampa menolak sedikitpun walpun ia juga menyadari tatapan aneh dari bi Ati Astar mengabaikannya.Astar lapar mau menolak pun Astar sangat lemas apa lagi sekitar tiga Minggu katanya dia koma tidak makan apapun kecuali infus yang tertancap itu.

"CEKLEK"

Terdengar suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Astar dan reflek menghadap kepintu untuk melihat siapa yang datang.

Itu Falix Ayah dari raga ini sedang berjalan ke arahnya,Astar mengangkat Alisnya heran tumben sekali orang ini kesini seingatnya hubungan mereka tidak terlalu dekat benar bukan?

"Asa Daddy mau ngomong sama kamu"Ucapnya setelah sampai didepan Astar Tampa repot repot berbasa basi ayah barunya untuk sekedar menanyakan kepadanya.

"ya?"
Jawanya seadanya sambil masih menerima suapan dari bi Ati Tampa mengalihkan pandanganya sama sekali ke arah ayah gadungannya itu.

"Saya berbicara serius bisahkah kamu melihat kesini sebentar?" Falix merasa dirinya di abaikan oleh Astar karena anak itu tidak menanggapinya dengan serius bahkan Tampa mau menatapnya sama sekali padhal anak itu sempat meliriknya.

"Huft" Terdengar helaan nafas dari bibir Astar dengan malas matanya menatap ke Arah Falix dengan tatapan berharap lelaki tua itu segera mengucapkan hal yang katanya penting tadi tapi Falix hanya menatapnya dengan mata keheranan.

"Cepatlah berbicara,Lu buang buang waktu gua buat natep lu" Astar sudah mulai janggah mengungu Falix untuk berbicara.

Falix terkejut dengan uacapan Astar kenapa anak itu mengunakan bahasa gaul seperti itu sedangkan ia tau bahwa itu tidak sopan jika di gunakan untuk berbicara dengan orang tua.

"Kenpa nada bicaramu begitu?,itu terdengar tidak baik"Akhirnya Felix menanyakan hal itu Astar memutar bola matanya malas tak ingin menangapi ucapan yang tidak penting itu memang apa lagi alasannya selain Karana Astar memang tidak perlu hormat kepada orang tua macam Falix itu,memikirkan apa yang dia ingat tadi sungguh menjengkelkan batinya.

Helaan nafas terdengar dari bibir Falix lalu Falix mengangkat tangannya dan mengibas ngibaskanya,Mengisyaratkan untuk pelayan Astar untuk segera pergi keluar itu tanda mereka tak ingin di gangu.

"Mau ngomong apa si gangu orang makan aja" Ucap Astar saat melihat Falix menyuruh Pelayannya itu keluar Astar belum selesai makan dan seenaknya Falix mengusirnya.

Falix yang mendengar itu tak menangapi ucapan Astar justru Falix malah bertanya kembali pada Astar.

"Sejak kapan?" Ucap Falix dengan serius menatap Astar dengan penuh tanda tanya Astar yang di tanya tidak jelas begitu hanya memiringkan kepalanya lucu Astar sungguh tidak mengerti apa yang Falix katakan.

"Apa?" Dengan posisi yang sama masih memiringkan kepalanya sungguh ini sangat membingungkan baginya tiba tiba Falix datang menanyakan sejak kapan, senjak kapan dia mati begitu maksutnya?itu konyol Astar hanya menatapnya acuh mengakat bahunya setelah itu.

The Villainess WinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang