Astar memejamkan matanya mengabaikan teman temanya yang sedang asik bercanda, mengerutkan keningnya kala saat perut kanan atasnya terasa sakit seperti di tusuk tusuk.
Darel yang melihat Astar diam saja mukanya Tiba tiba terlihat pucat.
"Lu gapapa"
Tanya Darel yang melihat Astar memejamkan matanya sambil mengerutkan dahi seperti mehan sesuatu.
"Gua gapapa emangnya kenpa"
"Lu kaya orang nahan berak"
Astar mengerutkan dahi mendengar jawaban. Dari Darel apa seperti itu?ia hanya memejamkan mata, Rangga menatap Astar dengan penuh kehwatir Astar melihatnya tapi ia memilih memilih untuk mengabaikannya dan memejamkan matanya kembali."Oh iya Sa lu mau ikut nonton ga ntar malam ?"
Rey bertanya pada Astar,yang sedang bermain ponsel membaca info terkini tentang balap motor.
" Nonton apaan dah?"
Astar menjawab pertanyaan dari Rey dengan mata yang Masih tertutup,"Balapan di Jalan Kenanga ?" Lanjut Rey lalu mendekatkan dirinya pada Astar supaya Astar bisa melihat apa yang ia baca di ponselnya.
Astar mengangukan kepalanya dengan mata yang masih tertutup tapa perlu repot melihat kearah ponsel Rey,Karana ia pun sudah tau.
"Tapi gua juga mau ikut turun balapan gua butuh refreshing juga nih "
Astar membuka matanya melihat langit yang mulai mendung di langit saat mulai berbicara Rey yang ada di sebelahnya reflek menengok ke arah Astar.'Emang lu bisa balapan? bocil ke elo?"
Bukan,bukan Rey yang berbicara melainkan Bara,ia merasa tidak percaya akan hal itu Bara saja meragukan kalau Astar bisa menaiki motor dengan kecepatan sedang."Remehin banget dah lu aja bukan tandingan gua asal kau tau "
Astar berucap sombong tapi memang benar dulu seblum dia menjadi Astar,Devano adalah pembalap yang handal dan hebat selalu memenangkan balapan yang ia hadiri.
"Yaa elah bocil songong amay"
"Emang yakin lu bisa?" Darel membalas perkataan Astar dengan khawatir saat yang lain terdengar mengejek apa Astar bisa mengunakan motor justru Darel khawatir akan keselamatan Astar.
Darel beranjak dari pangkuan Rangga dan berjalan ke arah Astar,Astar yang melihatnya memalingkan muka bukan ke Darel melainkan ke tatapan Rangga yang sangat tajam seakan menusuk kulitnya.
Jujur ia masih risih dengan kejadian di toilet tadi sungguh masih membekas dan menjadi misteri tersendiri diinginkannya,Karana Astar belum mendapatkan ingatan sepenuhnya dari Astar lama yang ia yakini adalah sepertinya ia juga harus waspada kepada Rangga?etahlah ia tidak yakin.
Namun sentuhan itu sangat akrab dengan tubuh ini,fikiran Astar melayang tidak dan di kagetkan dengan tepukan bahunya oleh tangan Darel.
Astar menatap Darel dengan tatapan seolah bertanya "kenpa",Darel hanya menggelengkan kepalanya.
Jujur saja Darel juga meragukan itu. Dilihat Astar tidak pernah menggunakan motor hanya mobil dan lagi balapan kali ini motor bukan mobil apa lagi sepeda di fikiranya "apa anak manja itu bisa?,bahkan dulu gayanya selayaknya gadis"."Gua Bisa, tenang aja kali santai" seakan mengerti apa yang Darel khawatir Astar hanya mencoba menenangkannya.
"Emang lu boleh pergi sama Daddy lo?" Rangga memastikan dengan alis terangkat seolah olah ia tahu bagaimana kehidupan Astar,Astar bingung bukankah mereka baru saja kenal?.
"Hah?" Hanya itu yang dapat Astar ucapkan.
"Lu boleh keluar sama bokap Lo?,setau gua bokap Lo kan galak suka larang larang lo itu bukan rahasia lagi." Ulang Rey
Karana setau mereka Astar juga merupakan anak yang jarang sekali keluar dengan alasan tidak di izinkan itu sudah menjadi rahasia umum jika Ayah Astar sangat membatasinya untuk bergaul selalu menuntut tapi tidak perduli apa yang akan terjadi dengan Anak bungsunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Wins
Teen FictionMenceritakan tentang Devano Aldebaran pemuda tampan yg memiliki sifat bar bar,nakal dan badboy hidupnya yang bebas dan penuh foya foya bertransmigrasi ke tubuh Astar Astar Alveo Kanandra pemuda yang bunuh diri karena selalu merasa kesepian dan di...