BAB 14

591 44 5
                                    

Astar berada di rooftop sekarang ia menghala nafasnya lelah,untuk saat ini tempat ini adalah tempat ternyamannya sekarang semenjak ia terdampar di dunia ini.

Astar menatap pemandangan  didepannya ,Angin menyapu mukanya  ia mengambil rokok yang ada di saku celananya,saat ia akan menyalakanya ia teringat tubuh ini yang memiliki penyakit menghela nafas lagi Astar membuang rokok itu dan menginjaknya.

Sungguh biasanya ia akan menghirup benda nikotin itu, Setidaknya satu atau dua batang jika ia merasa pusing.Tapi tidak kali ini karana ia harus memikirkan kesehatannya Astar tidak pernah berfikir jika di umurnya yang masih muda ini ia harus khawatir dengan kesehatannya sungguh kehidupan yang menyebalkan.Apa lagi dengan kehidupannya yang dulu bebas ini sangat mempengaruhi jiwanya,ia tertekan!.

Memang sudah tidak terasa sakit sekali seperti sebelumnya namun ia belum mengecek tentang perkembangan tubuhnya,mungkin nanti.

"Lawak banget hidup udah mati bukanya masuk alam baka malah hidup lagi mana di tubuh yang penyakitan gini lagi"

Jika dipikir harusnya ia bisa sembuh untung saja ia tidak mengikuti hawa nafsunya seperti sebelumnya jika iya sudah di pastikan ia akan meninggal untuk kedua kalinya.

Astar menikmati kesendirian ini berada di sekitar mereka membuat energinya habis padahal ia bukan seorang introvert.

Saat asik dengan pikirannya dari belakang ada yang memeluknya,Astar menghela nafasnya ia tau aroma mint ini.

"Kenpa?"

Tanya Astar kepada lelaki yang memeluknya dari belakang bahkan ia menyadarkan kepalanya di punggung Astar.

"Tentu saja aku merindukanmu"

Astar menghala nafasnya lelah,ia belum terlalu mengingat pria ini namun kehadirannya sungguh susah untuk di tolak.
Astar membalikan dirinya menghadap pira yang di belakangnya.

"Kita bertemu setiap hari Rangga"

Walpun ia sekarang belum mengingat Rangga tapi Astar yakin ia akan mengingatnya nanti dengan sepenuhnya, seperti mimpi yang semalam ia yakin bukan mimpi biasa namun ingatan dari tubuh ini Karana memang sangat terasa nyata.

Entah siapa yang berada di dalam mimpi itu, entah Rangga Ken ataupun orang lain Astar tidak tau ia akan memikirkannya nanti. Ia juga yakin jika capet atau lambat laki laki dalam mimpi itu akan terlihat mukanya.

Seperti mengalami amesia ingatannya hanya samar samar dan hanya beberapa yang ia ingat seakan di kehidupan kali ini banyak misteri yang harus ia pecahkan.

Rangga tersenyum mengeratkan pelukannya sekarang mereka berhadapan dengan posisi ini semakin jelas pula Astar mencium bau mint yang berasal dari tubuh Rangga.

Rangga melepaskan pelukannya merapikan rambut Astar yang berantakan karna angin.

"Apa kau tau aku sangat cemburu saat matamu menatap gadis berambut merah itu dengan penuh minat"

Bisiknya tempat di telinga Astar bahkan Astar sampai merinding mendengarnya,dengan pelan Astar mendorong Rangga agar menjauh dari tubuhnya.

"Kenpa bukankah itu normal,gua laki laki?"

Astar berjalan untuk duduk disofa yang berada tidak jauh dari tempat ia berdiri.

"Ohh astaga apa kau sekarang normal?"

Ucapannya dengan nada menyindir, Astar memutar bola matasnya malas ia sangat sebal jika harus berbicara dengan Rangga disaat mereka hanya sedang berdua,Astar yakin isi otaknya sekarang  hanya selakangan.

"Tentu  saja dia sangat cantik".

 Rangga menyipitkan matanya tidak suka mendengar jawaban dari Astar, Tangannya memegang  dagu Astar membuat Astar yang sedang memandang kedepan reflek berbalik menatap Rangga sedikit mendongakan kepalanya karna Rangga yang lebih tinggi darinya.

The Villainess WinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang