Sengaja?

204 13 0
                                    

Beware_

Happy Reading

Langkah jenjang Rara menapaki ruang tamunya. Penampilannya sudah menggunakan seragam dan tas selempang di bahu kanannya. Ia segera memakai sepatunya didepan teras rumah kemudian bersiap berangkat.

Matanya memicing melihat seorang pria bersandar di depan mobil. Rara enggan menyapanya juga ikut dengannya pagi ini.

"Rara, ayo kakak anter sekolah." Kun menahan lengan adiknya.

Rara menepis jauh-jauh. "Kakak kan sibuk sama BEM. Lagian Rara udah biasa berangkat sama pulang sendirian akhir-akhir ini." Ia segera berjalan cepat tanpa peduli Kun yang memanggil namanya berulang kali.

Sifat keras kepala gadis itu tidak bisa terbantahkan. Jika ia sudah kesal dengan sesuatu selalu berkepanjangan. Helaan napas pasrah keluar dari hidung Qian Kun. Ia jadi menyesal karena telah membentak adik satu-satunya. Bagaimana caranya agar berbaikan dengan Rara ya?

Pemandangan jalanan di pagi hari bisa Rara lihat dari jendela bus. Kepalanya bersandar malas menyentuh jendela dengan wajah lesu tak bersemangat. Entah sampai kapan ia akan memusuhi kakaknya. Rasanya sangat malas untuk memaafkan pria itu. Harusnya ia bisa memahami Rara sebagai seorang adik dong? Kan Rara masih kecil.

"Kak Kun jahat! Rara kesel pokoknya!" tekan gadis itu berucap sendiri.

Tak terasa bis yang mengantarnya sudah menyentuh area halte depan sekolah. Rara segera tersadar dan turun. Ia merapihkan rambutnya sedikit kemudian berjalan memasuki gerbang sekolah.

🦁

"Ra, lo gak papa?" tanya Aura melihat sahabatnya barusan datang dan menapaki lantai kelas.

Rara menggeleng. "Gue sedang gak oke, Ra. Ayo ke kantin, lo udah sarapan belum?"

Aura menggeleng. "Emang gue niatnya juga ngajakin lo sarapan."

Bersahabat dengan Aura memang benar-benar membuat pikiran Rara lebih waras dan gadis itu juga tidak pernah merasa kesepian. Seonggok manusia imut yang kalem, Auralee. Gadis itu berteman dengan Rara sejak mereka MOS. Meski sifat keduanya bertolak belakang namun persahabatan mereka selalu menghasilkan rasa nyaman satu sama lain.

Yang tadinya pikiran Rara kesal karena sang kakak kini semuanya telah membaik karena Aura. Gadis itu mampu membuat mood Rara naik 100 derajat. Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke kantin. Btw ini masih jam 7 sedangkan masuknya jam 8 jadi masih ada waktu 1 jam ya gais.

"Lo kemarin nangis kenapa Ra?" tanya Aura sambil mereka berdua berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Lo tau dari mana?" Rara mengernyit heran.

Aura meringis. "Dari Mark," ucapnya jujur. Dalam hati ia menjerit takut, pasti sahabatnya itu akan berpikiran yang aneh-aneh.

"Nanti gue ceritain pas kita makan." Rara tampak menunduk sedih.

Dugaan Aura salah, ia mengira pasti Rara akan menyembur karena ia menyebut nama Mark tadi. Ternyata gadis itu malah terfokus pada ceritanya yang masih disimpan. Apakah sesedih itu sang sahabat? Rara tidak pernah terlihat serapuh ini sebelumnya. Hati Aura jadi nyut-nyutan.

Tak!
Tak!
Tak!

"Woy, kurang ajar lo Lee Haechan!"

Mr. Confident || Lucas 🦁🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang