Sorakan itu mendengung di telingaku. Ejekan bahwa aku berlaku curang. Ini perang bukan permainan dan cara itu tidak curang. Bukan curang tapi sebuah kesempatan. Itu adalah pertahanan hidup. Aku tahu bahwa sebagian orang masih tidak suka dengan kemenangan ini. Bukan karena aku curang tetapi karena mereka pendukung Pemberontakan Axis. Aku juga yakin bahwa yang bersorak tadi adalah pendukung Axis.
Ha! Mereka sudah tercerai-berai dan aku mempunyai kepala pemimpin mereka sekaligus jenderal mereka. Apa yang mereka punya lagi, aku memang tidak tahu tetapi mereka tidak mungkin berani melawan.
Aku termenung sepanjang jalan. Mau tidak mau harus kuakui bahwa sorakan itu menghantuiku. Hati kecilku berkata bahwa aku takut dengan serangan susulan. Aku takut bahwa perang ini tidak akan pernah berhenti sampai semuanya habis.
Mataku terpejam. Mimpi buruk sekali jika perang ini tidak pernah berhenti. Banyak prajurit yang telah mati akibat pemberontakan. Kemudian hanya dengan alasan bahwa Raja Osmon adalah seorang Kelinci membuat mereka murka dan menginginkan Singa. Mereka tidak pernah melihat bahwa Raja Osmon mendengarkan keluhan mereka, mencoba memperbaikinya dan selalu memberi pada mereka. Dia mungkin terlalu pasif tetapi itu tidak mengurangi kebaikannya sebagai Raja. Ia pantas menjadi raja. Memangnya raja hanya harus berpikiran bijak?
Mataku terbuka dan aku menatap pergelangan tanganku. Seekor serigala yang sedang menatap bulan. Tato ini, Tanda ini. Semenjak emosiku tak terkontrol, aku tahu Tanda ini yang membuatku lemah. Tanda Serigala ini yang membuatku menjadi seorang pemberani tetapi juga gila. Aku tahu Tanda ini memberiku kekuatan namun juga kelemahan.
Aku benci dengan stereotip yang diberikan orang-orang terhadap lima Tanda. Terkhususnya Kelinci. Mereka yang bertanda Kelinci seperti dibuang dari masyarakat, dianggap lemah dan bodoh karena kebaikan hatinya. Tidak seperti Tanda yang lainnya, mereka bilang semakin kuat Tanda Kelinci, semakin lemah dia. Namun, aku tidak melihat itu pada Raja Osmon yang sangat baik hati dan rela mengorbankan apapun. Ataupun dari Loren, yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk melindungiku dan Kerajaan Sanja. Mereka adalah orang-orang kuat dan aku beruntung memiliki mereka.
"Kak," bisik Putri Avira.
Suara itu menyadarkanku bahwa kami telah sampai di pintu utama istana. Mataku kembali menjadi awas dan segera turun. Kemudian, aku mengangkat tanganku untuk membantu Putri Avira turun. Tidak berapa lama, Loren telah di sampingku.
"Pangeran Arran, pintu gerbang secepatnya akan diperbaiki sesuai permintaanmu. Kepala Axis sementara berada di tengah-tengah pintu gerbang agar semua orang bisa menyaksikan bahwa ia telah mati," lapor Loren.
Aku mengangguk-angguk sementara Putri Avira yang sedang turun dari kereta kuda meringis mendengar kata kepala. Mata Putri Avira melirik Loren dan wajahnya memerah. Aku tahu Avira diam-diam menyukai Loren tetapi aku tidak mengatakan apapun. Adikku itu cepat-cepat membenarkan gaun biru malamnya.
"Bagaimana dengan pertemuan nanti malam?" tanyaku.
"Ya, aku telah berbicara pada Fopel untuk mengumpulkan jenderal dan para pemimpin kota. Ia minta diberikan waktu sejam," jawab Loren.
Avira mengeluarkan suara seperti dengusan, "Kau tahu, Pangeran Arran, Loren itu bukan sekretarismu. Dia seorang kesatria."
Loren langsung menegang mendengar Putri Avira membelanya, "Aku tidak keberatan, Putri Avira."
Aku tersenyum kecil, "Nah, Putri Avira, dia memang kesatria tetapi dia orang kepercayaanku." Kemudian wajahku berubah serius mengingat suara dengusan Avira, "Dan kau tidak boleh mengeluarkan suara seperti itu."
Wajah Avira memerah karena malu tetapi matanya mengatakan bahwa ia tidak mau mengalah, "Kenapa? Karena aku seorang Putri?" tantangnya.
Aku mendesah. Putri Avira berumur lima belas tahun. Ia telah mendapat pendidikannya untuk menjadi seorang putri tetapi itu tidak berarti otaknya yang cerdas itu akan berhenti. Aku tidak masalah dengan kecerdasan dia atau apa tetapi aku khawatir dengan omongan orang. Walaupun tidak pernah terekspos, tetap saja masih ada pelayan dan prajurit yang membagikan gosip istana ke rakyat biasa. Maksudku, beberapa rumor Pangeran Gila bukanlah hanya omong kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Song of Winged Messanger #1
FantasíaThe Protector and The Rebel Silas, perempuan. Terlahir berbeda di dunia penuh Tanda di pergelangan tangan. Ia terlahir tanpa Tanda, ia terlahir sebagai prajurit dan juga anak dari pemimpin kelompok yang ingin menggulingkan kerajaan. Arran, putra mah...