Epilog

3 0 0
                                    

Gadis itu menangis di samping ibunya. Matanya sembab dan gaunnya rusak. Ia berdiri dengan ketidaknyamanan. Aku hanya bisa berlutut menatap lantai yang dingin di ruangan besar dengan satu kursi di bawah sebuah pigura foto besar yang masih kosong.

Sang Ibu duduk di atas sana dengan pandangan jauh. Aku berlutut tidak jauh dari sana. Aku selalu sendiri tetapi sekarang, aku merasakan bahwa aku benar-benar sendiri. Aku mengorbankan diriku untuk orang yang pantas.

Sekarang hanya ada aku dan gadis itu yang tau kebenarannya.

"Jadi, dimana dia, Loren?"

Jawabanku tepat dan singkat, "Saya tidak tahu, Ratu."

"Ia kabur bersama Silas. Kemanakah mereka?"

Aku hendak menjawab lagi tetapi mereka membalas bisikan sang Ratu.

Kemanakah mereka, kemanakah mereka kemananakah mereka kemanakahmereka kemanakahmerekakemanahakahmereka.

Di sekitarku, seluruh para Merpati berdiri tegak mengitari seluruh Ruang Singgasana. Aku tetap menunduk walaupun sekujur tubuhku merinding akibat suara mereka yang berulang-ulang. Putri Avira yang berdiri di samping ibunya, terlihat tidak sedatar para Merpati lainnya, menggigit bibir dan menahan tangisnya. Ia terlihat sangat manusia di sekitar yang lain.

Aku telah membiarkan pemimpin kerajaan ini meninggalkanku dan Putri Avira. Ia akan mencari cara untuk menyelamatkan kami dan mengembalikan kerajaannya. Selama itu, misiku adalah bertahan dan menjaga Putri Avira.

The Last Song of Winged Messanger #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang