CHAFTER 3 : si kembar

18 8 3
                                    

Heppy Reading ❤

Ale, ali dan ketiga sahabat nya sedang berada di markas TBD yang berada tidak jauh dari sekolah nya, markas itu lumayan besar dengan nuansa hitam dan merah dan ada juga halaman luas tempat mereka latihan bela diri ,Di dalam markas itu juga ada lukisan naga sebagai simbol geng kebanggaan mereka.

Di Sana ada ale yang sedang memainkan ponsel nya, Ali yang sedang berkutat dengan laptop nya, candra yang sedang memakan mie instan sambil menonton film kesukaan nya yaitu kartun Boboiboy, dan Rendy Davin yang sedang bermain PS  dengan mulut yang terus berbicara dan saling ejek mereka berdua memang paling berisik.

Semua nya sibuk dengan masing-masing kegiatan nya, sepulang sekolah mereka memang tidak langsung pulang dan itu sudah menjadi kebiasaan mereka berlima , bagi mereka markas ini sudah menjadi rumah kedua dan tempat ternyaman melebihi di rumah mereka.

"Hahaha mampus ,makan tu tembakan " Davin tertawa puas karena dia berhasil mengalahkan Rendy.

Rendy mendengus kesal "bodo ah.... Mending gue Chetan sama pacar-pacar gue" Rendy mengambil ponsel nya dengan cepat lalu dia Mengotak-atik ponsel itu.

Di tengah asik nya membalas chatan, dia tiba-tiba saja melontarkan kata-kata yang membuat semua langsung terdiam " 98...99 yah kurang satu.... " Rendy menjeda ucapannya "ah Iya ..... dia aja, tunggu gue bulan Anastasya besok lo jadi pacar gue, lo bakalan jadi yang paling spesial karna lo jadi pacar ke seratus gue " Rendy tertawa puas.

"GOBLOK" ucap serentak mereka semua, mereka tak habis pikir dengan jalan pikiran Rendy.

"Kenapa? iri .... Makannya punya pacar, jangan menjomblo terus, kita ini masih muda bro Harus di manfaatin, kelamaan jomblo nanti makin tua malah gak laku " Ujarnya dengan muka tengil nya.

"Tapi gak gini juga kali. Lo itu mainin perasaan perempuan " Ujar ali menasehati.

"Gue gak maksa mereka jadi pacar gue, semua cewe di SMA manapun udah tau kalau gue playboy "

"Kasian anak orang kalau jatuh ke tangan lo" Ujar candra.

"Bener udah cantik lucu polos lagi " Ucap Davin ikut-ikutan.

"Gak semua cewek bisa lo embat " Ucap ali tiba-tiba. Dia menutup laptop nya dan berjalan menuju sofa dan duduk di sebelah ale.

"Oke ,Kalau lo berhasil kita semua jadi Asisten lo selama dua puluh empat jam " Tantang candra dengan antusias.

"Gue gak ikut " Sarkas ale yang masih fokus pada ponsel nya.

"Ya Udah terserah lo yang penting yang lain ikut.... Tapi kalau lo di tolak " Candra menjeda ucapan nya dan berpikir apa hukuman yang pantas.

"Lo bundir " Ucap ale santai membuat teman-teman nya langsung melotot. Santai sekali ngomong nya bun.

"Stres " Maki rendy dengan sedikit emosi, ale menatap tajam Rendy membuat nyali nya ciut.

"Teraktir makan sepuasnya"ujar candra menggebu-gebu.

Rendy terlihat ragu-ragu " O-oke sepakat "

"Oke "

****

Setelah dari markas Ale tidak berniat untuk pulang melainkan dia menuju apartemennya, ale memang jarang sekali pulang dia lebih suka ke apartemen nya.

Setelah sampai di pintu nomor 444 dia membuka pintu itu dengan kasar dan melempar tas nya ke sembarangan arah.

Dia lalu duduk di sofa dan mulai mengutak-atik benda pipih itu suara notifikasi di ponsel nya tak berhenti bersuara membuat nya merasa risih.

"Arga sialan" Umpat nya dengan emosi yang menggebu-gebu.

Dia beranjak berdiri berniat akan pergi ke balkon untuk menenangkan pikiran nya yang sedang kacau.

Pemandangan di balkon nya itu mengarah ke arah gedung-gedung yang menjulang tinggi di tambah lagi ada hiasan langit yang berwarna jingga dan angin sepoi-sepoi yang mengusap lembut wajah tampannya membuat hati nya sedikit tenang.

Uhuks uhuks

Tiba-tiba saja ale batuk terus menerus membuatnya merasa sesak dan sakit.

Ale memegang tenggorokan nya yang terasa sangat tercekat , dada nya terasa sesak , mata nya mulai memanas dan buliran-buliran bening mulai membasahi pipi nya karna menahan rasa sakit.

"Kenapa akhir-akhir ini gue sering kaya gini" Ucap nya bingung pada diri nya sendiri sambil terus ter batuk-batuk.

Ale berjalan menuju dapur untuk minum agar batuk nya sedikit mereda, jujur saja saat dia batuk itu rasa nya sakit bahkan dadanya sesak, kepala nya sering pusing seperti nya dia kurang enak badan karna terlalu sibuk.

Dia menuangkan air minum itu ke dalam gelas dan segera meneguknya sampai tendas tak tersisa.

Ale bernafas lega saat rasa sesak dan sakit nya sudah mereda, dia berjalan menuju kulkas dan menyimpan kembali teko itu.

"Berantakan banget ni rumah kaya hidup gue " Ujar nya karna cucian piring nya menumpuk sampah snack di mana-mana dan bekas makanan yang berserakan .

Dia berniat membereskan dapur yang berantakan ,walaupun dia seharusnya istirahat tapi dia merasa risih dengan pemandangan ini..

Ale membuka hoodie nya di gantikan dengan baju pendek berwarna putih polos saja , dia memulai nya dengan mengumpulkan piring-piring kotor dan mencuci nya mengelap meja makan memungut Sampah-sampah dan terakhir menyapukan lantai.

Ale mengusap kening nya yang bercucuran dengan keringat ,saat semua nya sudah beres dia langsung merebahkan tubuh nya di sofa dan menatap langit-langit kamar yang berwarna putih itu.

"Capek juga padahal cuman ngerjain kaya begini"

****

Sedangkan di sisi lain ali baru saja pulang ke rumah nya, rumah mewah dan besar itu terlihat sepi dan motor milik ale juga tidak terparkir di sana.

Ali melangkahkan kaki nya masuk ke rumah dan di ruangan tamu itu ada papa nya yang mungkin sedang menunggu nya sambil membaca majalah dan berkas-berkas.

"Papa tumben jam segini udah pulang " Ucap ali kepada Arga-ayah si kembar.

"Eh ali..... ,Papah sengaja pulang cepet soalnya gak ada meeting " Ucap nya, pria paruh baya itu masih terlihat awet muda walaupun sudah berumur.

Ali hanya mengangguk-angguk kan kepala nya "gimana perusahaan papa, lancar? "

"Perusahaan papa selalu lancar dan tidak ada kendala apapun " Ucap nya.

Arga merangkul bahu ali yang baru duduk di sebelah nya " Nanti kalau kamu udah gantiin papa, kamu harus kaya papa. Sekarang kamu yang rajin aja sekolah dan belajarnya " Ujar nya dengan senyuman hangat nya.

Ali mengangkat kan tangan nya hormat " Siap papa kaya gak tau ali aja "

"Bagus dong kalau gitu "

"Ali juga sekarang mau nyalonin jadi ketua OSIS jadi pasti ali sibuk banget dan pulang telat " Ujar nya.

"Kalau sibuk belajar papa gak bakalan larang kamu "

"Oh ya , ale manah? " Tanya nya karna anak bungsu nya itu tidak terlihat batang hidungnya sejak tadi.

Ali mengerutkan kening nya bingung " Bukannya tadi dia pulang duluan "

"Anak ini memang susah di atur " Gumam nya dengan menahan amarah.

****

Maaf kalau ada salah kata atau kesamaan dalam cerita yang tidak di sengaja 🙏

Semoga kalian suka 😋

Jangan lupa vote anda comment

See you next part 👋

Hari 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang