Hermione tiba-tiba merasakan bahwa seluruh tubuhnya merinding. Dengan kewaspadaan yang tinggi, dia melirik kiri dan kanan.
Tidak ada satu pun orang di koridor itu. Koridor menuju dapur itu sudah cukup gelap, hanya tersisa beberapa lilin sihir yang dibiarkan menyala. Lukisan dan potret para anggota terdahulu keluarga Malfoy yang biasanya melihatnya dengan penasaran, sudah tertidur dengan pulas.
Hermione membuka pintu dapur dengan pelan, berusaha agar deritnya tidak menggema dan mengganggu para peri rumah yang memiliki kepekaan tajam soal dapur.
Hermione berhasil menyelinap masuk dengan tenang, namun langsung menjerit dengan sangat kaget saat dia merasakan dengan nyata keberadaan seseorang tepat di belakangnya. Beruntung jeritannya itu berhasil diredam oleh sebuah tangan kekar yang membekap mulutnya.
"Shut the fuck up, Granger! Ini hanya aku!"
Draco langsung memeluknya dari belakang dengan tangan kirinya yang bebas—menahan gerakan tubuh Hermione yang bersiap menghajar siapa pun yang baru saja mengejutkannya itu.
Hermione berucap tidak jelas karena Draco yang masih membekap mulutnya. Dia menggerakkan tubuhnya agak memberontak, mencoba membebaskan diri dari pria yang tentu saja lebih besar darinya itu. Untungnya, Draco segera melepaskan tangan kanannya dari mulut Hermione. Namun tidak dengan tangan kiri Draco yang mengurung tubuh dan kedua tangan Hermione.
"Apa yang kau lakukan, Malfoy?! Lepaskan aku!" Hermione menggeram marah dengan pelan. Dia benar-benar merasa sangat canggung karenadipeluk dari belakang oleh seorang Draco Malfoy di tengah suasana dapur yang remang-remang itu. Sementara posisi keduanya masih memblokir pintu dapur yang sudah tertutup di belakang Draco.
Namun Draco tidak menghiraukannya. Draco malah balik berbisik marah padanya dengan suara yang serak, "Apa yang kau lakukan di tengah malam seperti ini, Granger?! Tak bisakah kau pergi tidur saja? Berkeliaran tengah malam seperti Peeves. Aku tidak akan melepaskanmu, jika kau tidak mau kembali ke kamarmu sekarang juga!"
"Ada apa denganmu, musang?! Aku hanya ingin makan sesuatu, aku kelaparan. Bloody hell! Lepaskan aku, Malfoy!" Hermione marah dengan suara rendah.
Keduanya bertengkar dalam kesunyian.
"Kau tidak boleh berkeliaran di dapur saat waktu-waktu sekarang ini! Bukankah Mother sudah memberitahumu?! Jangan buat aku menyeretmu ke kamarmu!" Draco terdengar antara marah dan khawatir.
Hermione berhasil memutar tubuhnya menghadap pria itu. Hermione hanya bisa melihat samar wajah Draco. "Memangnya kenapa, hah?!"
Sekali lagi, keduanya bertengkar dengan suara rendah dalam kesunyian.
"Pukul satu dini hari adalah waktu di mana tidak boleh seorang pun masuk ke dapur. Itu adalah larangan yang ada di Manor ini sejak beratus tahun lalu. Jika ketahuan, itu bukanlah hal yang bagus, Granger!"
Hermione tentu saja membutuhkan detail untuk membuat dia mengerti sebab akibat dari larangan ini.
Namun baru saja dia akan bertanya, tiba-tiba saja sudah terdengar sebuah suara langkah kaki yang datang dari koridor menuju dapur. Mata Draco membulat sempurna. Dia dengan refleks cepat langsung menarik Hermione ke sebuah tempat tertutup yang tersembunyi di dapur.
Itu adalah sebuah lemari tua yang seharusnya merupakan lemari sapu. Dan tempat inilah tempat yang sering dia gunakan saat dia masih kecil untuk bersembunyi saat keluar di jam-jam seperti sekarang.
Tempat itu cukup kecil untuk memuat dua orang dewasa. Hermione harus sampai benar-benar berdiri berdempetan dengan Draco.
Hermione tidak mengerti, tapi jantungnya berpacu dengan cepat, mana kala terdengar derit pintu dapur kembali terbuka. Dia mendengar langkah kaki telanjang dengan agak diseret masuk ke dapur. Hermione menelan ludah. Dia mendongak menatap Draco dengan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Darkness Comes Back (Dramione)
Fanfiction⚠️Mature Content ⚠️ Trigger Warning: Strong abusive language, Violence, Death, Abduction, Murder . Mereka yang bermusuhan sudah berteman. Semuanya kembali membaik setelah perang. Tapi sialnya, sesuatu terjadi dan tiba-tiba 'penglihatan' itu datang. ...