Kawasan Muggle—Camberwell yang berada di selatan Kota London, tepatnya di dua jalan yang bertemu di persimpangan—Knacthbull Road dan Denmark Road, dipenuhi teriakan di sana-sini. Api melahap beberapa rumah sementara semua lampu jalan di sepanjang kedua jalan itu padam.
Cahaya warna-warni menyala dan beterbangan dengan liar di udara. "Malfoy, apa-apaan ini?! Siapa sebenarnya bajingan-bajingan sialan ini?!" Hermione menatap ngeri lingkungan tempat tinggalnya. "Mana aku tahu, Granger!" Draco berseru dari belakangnya.
Mereka saling memunggungi satu sama lain. Hermione dan Draco masih berada di pinggiran jalan tepat di depan bangunan flat wanita itu. Para Auror yang datang berusaha melumpuhkan para penyerang tak dikenal itu.
"Bersenang-senang, eh?"
Draco dan Hermione yang baru sama-sama melumpuhkan empat penyerang—langsung berbalik dengan cepat ke sumber suara.
Draco mengeluarkan tatapan membunuhnya ke orang yang berdiri kurang lebih tiga puluh dua kaki dari tempatnya dan Hermione berdiri. Bersenang-senang, katanya? Matanya buta atau bagaimana sebenarnya? Draco mencibir dengan penuh penghinaan pada si topeng perak itu.
Sedangkan Hermione yang tidak tahu siapa orang tersebut, mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi.
Psikopat mana lagi orang ini? Pikir Hermione sambil memicingkan matanya tajam.
Orang tersebut menggunakan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya dengan topeng perak yang menyembunyikan seluruh wajahnya. Tangan kirinya mengangkat tongkatnya sejajar dengan wajahnya, Lumos cukup terang yang keluar dari ujung tongkat pria tersebut—setidaknya dari suaranya dia seorang pria—membuat Draco dan Hermione bisa melihat topeng perak tersebut dengan jelas.
Benar. Dia adalah orang yang sama dengan yang menyandera Sybill Trelawney tempo hari di Redstone.
"Sepertinya kau dan kami mendefinisikan kata bersenang-senang dengan cara berbeda. Aku asumsikan kau yang dengan santainya berdiri di tengah pertarungan ini, sebagai seseorang yang cukup bodoh untuk berani mengusik ketenangan dunia sihir dan sekarang dengan biadabnya menyerang pemukiman Muggle. Sombong tapi rendahan."
Hermione sudah belajar caranya merendahkan seseorang dari ahlinya.
Tidak ada yang tahu bagaimana murkanya orang itu saat ini setelah mendengar ucapan Hermione yang tajam dan menghina itu. Rahangnya mengeras dan giginya bergemeletuk. Urat di dahinya sampai menonjol. Tetapi semuanya tersembunyi di balik topeng perak itu.
"Mulutmu sama kotornya dengan darahmu, Mudblood! Aku tidak bisa mengampunimu, dasar jalang kotor!"
Hinaan itu diikuti dengan kutukan kematian yang menggantung di udara.
"Avada—"
Draco dengan cepat melemparkan mantra non verbal untuk memotong niat jahat itu. Si topeng perak langsung membatalkan mantranya dan beralih menggunakan mantra pelindung yang kuat.
"Kutukan kematian itu hanya digunakan orang lemah yang sombong."
Sebenarnya Draco tahu bahwa yang dia katakan sepenuhnya salah. Voldemort dan Bellatrix Lestrange tidak lemah namun memang sombong. Tapi dia tahu si topeng perak tidak ada apa-apanya dibandingkan dua orang yang mengerikan itu.
Si topeng perak itu kembali melancarkan kutukan hitam lainnya, namun Hermione yang sangat mahir menggunakan sihir perlindungan langsung memasang benteng tak terlihat yang membuat kutukan si topeng perak kembali terpental.
"Dua lawan satu, sangat tidak adil."
Mantra penghancur sihir perlindungan yang teramat kuat langsung menghancurkan sihir Hermione, namun mantra perlindungan sihir hitam yang lebih kuat langsung Hermione keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Darkness Comes Back (Dramione)
Fanfic⚠️Mature Content ⚠️ Trigger Warning: Strong abusive language, Violence, Death, Abduction, Murder . Mereka yang bermusuhan sudah berteman. Semuanya kembali membaik setelah perang. Tapi sialnya, sesuatu terjadi dan tiba-tiba 'penglihatan' itu datang. ...