Bab Dua Puluh: Rambut Merah

84 6 6
                                    

Pansy berjalan di tengah ramainya pengunjung jalan Diagon Alley. Dia teringat apa yang terjadi beberapa waktu lalu, sehingga berharap dalam hatinya semoga tidak ada hal buruk yang kali ini menimpanya.

Dia sendiri karena hari ini adalah hari kerja, semua teman-temannya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Dan dia terpaksa harus ke mari sendirian karena dia harus membeli beberapa bahan kain. Pekerjaannya sebagai perancang busana dan bermitra dengan beberapa perancang lainnya termasuk Madam Malkin, cukup membuat dirinya tidak sering keluar kecuali jika itu dengan teman-temannya.

Matanya mengawasi sekitar, dia sudah diingati oleh teman-temannya untuk selalu berhati-hati. Tangannya selalu menggenggam tongkat sihirnya yang berada dalam saku jubahnya.

Setelah dia selesai memesan semua yang dia butuhkan dia berniat untuk mampir ke butik Madam Malkin, namun tiba-tiba matanya menemukan wajah seorang pria yang harus dia hindari di tengah jalan. Pria itu berdiri seakan tidak terlihat oleh penyihir lainnya. Tatapannya tajam menatap mata Pansy. Pansy ketakutan dan langsung berbalik.

Achernar Venom.

Pria yang menyapa Hermione waktu itu dan yang menyiksa Hermione di Gringotts.

Pansy bertanya-tanya kenapa pria itu bisa berdiri di sana seakan tidak ada yang bisa melihatnya? Kenapa pria itu menatapnya setajam itu?

Pansy jadi teringat ucapan Hermione saat itu. Benar, Achernar Venom sudah mengenalinya.

Dia berjalan dengan tergesa-gesa, namun tiba-tiba sebuah tangan menarik kuat dan membuatnya berhenti. Pansy segera berbalik dan langsung melotot saat melihat Achernar Venom berada di hadapannya dan menahan tangannya erat. Pria itu menatapnya padanya.

Pansy entah bagaimana langsung menendang kuat perut pria itu sampai dia tersungkur ke belakang. Dan Pansy langsung berlari dengan panik sampai tidak sengaja menabrak seseorang.

"Pansy? Are you okay? What's going on?" Pansy langsung bersyukur saat melihat bahwa Ron–lah yang dia tabrak.

"Achernar Venom di sini. Dia menahan tanganku tadi, tapi aku menendang perutnya dan dia terjatuh. Sepertinya dia memantrai wajahnya agar tidak dikenali orang lain." Pansy berbicara dengan pelan, namun terdengar sangat panik. Ron tentu langsung waspada mendengar nama itu.

Ron menarik Pansy ke dalam pelukannya, dia menenangkan Pansy yang ketakutan itu. Namun matanya melihat sekeliling dengan waspada, karena instingnya dengan kuat mengatakan bahwa ada yang mengamati mereka dengan tajam. Hingga matanya menangkap pelakunya.

Benar, Achernar Venom ada di sini. Dia menatap dingin mereka berdua sebelum, akhirnya pria itu berbalik dan menghilang di gang gelap.

***

Ginny berjalan dengan langkah gontai sambil membawa sapu terbangnya keluar dari stadion Quidditch Holyhead, markas dari Holyhead Harpies. Dia sedang istirahat, namun datang untuk menjaga tubuhnya tetap lincah dalam bermain Quidditch.

Langit sudah senja di atas Wales dan tidak banyak orang berada di sekitar stadion itu. Namun entah kenapa matanya menangkap sesosok pria berdiri tak jauh darinya. Dia membelakangi Ginny, namun Ginny merasa pernah melihat perawakan itu. Dia menggunakan jubah hitam yang mahal.

Matanya melotot sempurna saat dia melihat pria itu berbalik dan menangkap tatapannya.

"Apa yang dilakukan psikopat itu di sini?" Ginny mengeluarkan tongkat sihirnya.

Dia tidak peduli apakah pria yang sekarang tersenyum padanya itu adalah orang gila yang mampu melemparkan kutukan hitam padanya. Dia siap berduel dengan pria itu sekarang juga.

When The Darkness Comes Back (Dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang