Hermione mendapatkan cerita selanjutnya mengenai apa yang terjadi kemarin baru pada keesokan harinya, saat dia bertanya pada Harry.
Dia bahkan menghindari pembicaraan dengan Draco saat makan malam di malam pada hari itu. Nyonya rumah dan bibi pria itu hanya memandang keduanya bergantian. Teddy kecil sendiri tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi dengan para orang dewasa. Urusan mereka terlalu besar untuk dunia kecilnya.
Tidak ada yang berubah. Hermione suka mendiamkan Draco jika dia kesal dengan pria itu. Dan itu akan terus berlanjut sampai dia terpaksa harus menyerah.
Siang itu, pegawai Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir menonton satu dari hal-hal yang biasanya terjadi jika salah satu dari tiga pria yang menjadi teman baik Hermione Granger membuat sang Wakil Kepala Departemen mereka kesal.
"Ayolah, Granger. Berhenti merengut. Kami butuh keteranganmu untuk laporan resmi mengenai penyerangan di lingkungan tempat tinggalmu itu."
Draco mengikuti Hermione yang berjalan hampir setengah berlari ke ruangannya. Hermione membuka pintunya dengan tongkatnya dan masuk—sambil menghiraukan Draco yang masih mengekornya.
Namun ternyata bukan hanya Draco, ada salah satu bawahan Hermione yang sudah menunggu Hermione dari kemarin untuk menandatangani dokumen resmi.
"Miss Granger, ada yang—"
Pegawai yang malang itu hampir sampai di kantor Hermione, tetapi Draco Malfoy yang lebih dulu masuk ke dalam—berbalik menatapnya dengan alis terangkat dan langsung mengunci pintu ruangan Hermione dengan sihir.
"Kita punya sangat banyak pekerjaan, Granger. Berhentilah bersikap—"
Belum juga Draco menyelesaikan ucapannya, Hermione dengan cepat menarik perkamen laporan yang ada di tangan Draco. Dengan tangan yang bergerak cepat, dia mengisi semua pertanyaan yang harus dia isi di sana.
"Keluar."
Hermione memberikan lembaran laporan itu dan mengusir Draco tanpa melihat pria berambut pirang platina itu.
Draco menganga karena tingkah wanita di depannya itu.
"Kau harus ikut denganku, Granger. Kita harus memeriksa laporan yang tadi pagi baru masuk. Soal aktivitas sihir hitam di rumah terbengkalai di kawasan Crystalmere." Draco bersedekap dan menatap wanita yang tidak mau menatapnya itu.
"Kau punya banyak rekan Auror. Kenapa menganggukku yang notabenenya adalah atasanmu? Keluar dari ruanganku sekarang, Draco Malfoy!" Hermione berbicara dengan suara tegas, tetapi tidak kunjung menatap Draco.
Namun apakah pria itu akan mendengarkannya? Tidak. Tentu saja tidak. Ini Draco Malfoy, bukan Harry Potter atau Ronald Weasley yang takut pada Hermione Granger.
Draco berdecak kesal pada akhirnya. Dia benar-benar sudah terlalu banyak bersabar, dan itu bukanlah seorang Draco Malfoy yang biasanya.
Dia yang awalnya hanya berdiri di belakang kursi yang berhadapan dengan Hermione, mengambil langkah mendekat. Dia menunduk dan dengan sedikit kasar mengangkat dagu Hermione untuk menatapnya. Jarak keduanya sangat dekat, Hermione bahkan refleks menahan napas karena tiba-tiba mencium aroma khas dari Draco Malfoy.
"Mau kau atasanku atau bukan, kau punya tugas yang harus kau lakukan bersamaku, Miss Granger. Kau pegawai teladan, ingat?"
Draco tiba-tiba menyadari sesuatu, matanya menatap kedua mata Hermione, lalu ke arah bibir Hermione. Ini jarak yang dekat. Terlalu dekat malah. Hidung mereka hampir bersentuhan. Siapa pun yang mungkin melihat mereka, akan mengira keduanya akan berciuman.
"Pergi denganku atau aku melakukan hal yang lebih dari ini, Hermione sayang."
Hermione sayang. Itu cara ibunya memanggil wanita itu. Dia jelas menirukannya hanya untuk menggejek. Tidak ada alasan khusus. Sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Darkness Comes Back (Dramione)
Fiksi Penggemar⚠️Mature Content ⚠️ Trigger Warning: Strong abusive language, Violence, Death, Abduction, Murder . Mereka yang bermusuhan sudah berteman. Semuanya kembali membaik setelah perang. Tapi sialnya, sesuatu terjadi dan tiba-tiba 'penglihatan' itu datang. ...