Bab Dua Puluh Lima: Perburuan

66 6 1
                                    

"Kita hanya mencari Aiden Zachery? Bagaimana dengan Steve Mason?" Ucapan Ernie langsung membuat Hermione, Draco, dan Harry melihat satu sama lain dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa mereka telah melakukan kesalahan dengan melewatkan tentang Steve Mason.

Mereka sama-sama merutuki kebodohan mereka karena hanya berfokus pada Aiden Zachery sampai melupakan Steve Mason yang juga belum ditemukan. Padahal pria itu jika dibandingkan dengan Aiden Zachery, sudah ada saksi uang menyatakan bahwa Mason adalah Stranger yang merupakan pelaku pembunuhan Profesor Trelawney.

Tapi sebenarnya bukannya mereka tidak berusaha mencari mantan Kepala Auror itu—mereka sudah mencari, hanya saja sampai saat ini belum ada informasi terbaru tentang keberadaan pria itu.

"Sialan. Maafkan kami, teman-teman. Kalau begitu, begini saja. Kita bagi dua kelompok. Miss Moores, kau yang memimpin salah satu kelompok. Kau bersama Larkins, Ernie, Angelina, Alicia, Lee, Andreas, Miss Byre, dan Jacob. Kalian semua akan lanjutkan pencarian Steve Mason. Pria itu benar-benar ahli dalam bersembunyi. Aku dan yang lain bersama para Weasley akan mengurus Zachery." Semua orang di ruangan itu mengangguk paham pada Harry.

***

Harry dan Ron muncul di jalan menanjak yang menuju sebuah Mansion besar yang berdiri di sisi tebing berbatu. Mansion itu berwarna putih bersih, sedangkan empat pilar yang berada di depannya berwarna abu-abu muda.

Mansion itu sendiri milik keluarga Blanc yang merupakan keluarga pihak Ibu dari Pansy—Phoebe Parkinson.

Cuacanya cukup berawan saat ini, angin bertiup kencang mengingat mereka berada di daerah dataran tinggi. Keduanya sama-sama merapatkan jubah mereka dan mendaki jalan menanjak itu.

Mereka berdua menangkap sosok yang memiliki wajah sebelas dua belas dengan Pansy. Dapat dipastikan bahwa Pansy adalah jiplakan dari wanita empat puluhan tahun itu. Wanita itu terlihat rapuh seakan bisa terbawa kuatnya angin yang bertiup. Jubah coklat yang dia gunakan berkibar dengan kasar. Rambutnya hitamnya terlihat diikat asal.

"Good Morning, Mrs Parkinson."

"Good Morning, Phoebe."

Harry dan Ron menyapa Phoebe Parkinson secara bersamaan. Keduanya tidak berhasil menampilkan senyuman di wajah mereka.

Sementara wanita itu menatap keduanya dengan sendu. "Good morning, Mr Potter, Ronald." Hubungan asmara Ron dan Pansy berlangsung belum lama. Namun Phoebe Parkinson sudah merestuinya terlepas dari latar belakang keluarga Ron yang kerap disebut darah pengkhianat oleh para Pureblood lain.

Ron mendahului Harry memasuki pekarangan Mansion itu dan bunda dari Pansy itu langsung memeluk kekasih dari anak semata wayangnya. Wanita itu menangis di bahu Ron.

Harry menarik napas dalam-dalam. Angin bulan November menyapu wajahnya dan menerbangkan rambutnya, sehingga bekas luka yang masih ada di jidatnya terlihat.

"Jadi, dipastikan bahwa Sylvester bergabung dengan kelompok itu? Dan sekarang Pansy dan Ginny ditawan mereka?" Ron mengangguk, Phoebe menutup mulutnya dengan pandangan nanar. Mereka bertiga sudah berada di ruang tamu Mansion tersebut.

Harry dan Ron sebisa mungkin menjelaskan dengan sehari-hari mungkin agar Phoebe bisa mencernanya baik-baik.

"Aku meminta maaf, Phoebe. Pansy ada di sana bersama kami semua. Tapi tidak ada yang bisa menolongnya. Ironisnya, ayahku sendiri..." Ron tidak mampu melanjutkan dan hanya bisa tertunduk dalam. Dia malu. Malu karena seperti kata teman-temannya, ayahnya tidak melakukannya karena keinginannya sendiri, tapi tetap saja. Ayahnya sendiri yang membawa adiknya dan kekasihnya pada musuh.

When The Darkness Comes Back (Dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang