chapter 08

6.6K 293 6
                                    

"Hikss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hikss .. kenapa hatiku sakit .."

Ceklek

"Sayang."

"Mas .."

Louis dengan cepat berjalan ke arah Lien saat melihat istrinya itu sedang menangis pilu.

"B-berhenti .. hikss."

"Kenapa?"

Louis tidak mendengarkan Lien, ia memilih maju perlahan-lahan.

"Hikss, aku bilang berhenti .."

"Sayang .. mas ingin memeluk mu, apa tidak boleh?"

Kali ini Lien diam, dan Louis melanjutkan langkahnya untuk mendekati istrinya.

Setelah sampai, ia membawa Lien ke dalam pelukan hangatnya. Bermaksud untuk menenangkannya.

"Jangan menangis, aku tidak suka melihat air mata keluar dari mata indah mu .. lagi pula mata mu sudah membengkak." Ucap Louis dengan menyeka air mata Lien.

"Mas .."

"Hm, kau ingin sesuatu?" Tanya Louis.

"A-aku .. aku ingin kita berpisah."

Seketika, rahang Louis mengeras, "Apa maksud mu." Louis meremas pinggang Lien keras.

"AHH .. hikss sakit .. lepaskan!"

Bukan tanpa alasan Lien meminta berpisah kepada Louis, tapi perkataan dua maid itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. 'lemah', 'seperti gembel'.

Lien merasa tidak pantas untuk bersanding dengan Louis, ia juga merasa perkataan dua maid itu benar.

Padahal ia seorang laki-laki, kenapa begitu lemah?

"Kau dan aku tidak akan pernah berpisah. Karena kau adalah milikku, milik Louis Marciano Baldwin."

"Lain kali, jaga ucapan mu. Kau ingin aku mengurung mu dan memakaikan mu rantai hanya di dalam kamar, hm?"

"Hikss, it hurts.. i'm sorry.."

"Hm, aku maafkan. Lain kali jangan pernah membahas 'perpisahan' dengan ku, atau aku akan benar-benar mengurung mu selamanya di kamar ini."

"Iya .. hikss."

Louis membaringkan tubuh Lien perlahan, "Tidurlah, jangan terlalu banyak menangis." Lalu ia mengusap-usap pelan surai Lien agar Lien tertidur.

Louis perlahan berdiri setelah meletakkan Lien yang sudah tertidur dengan lembut. Dengan wajah dingin andalannya, ia meninggalkan ruangan tanpa sepatah kata pun.

Di ruang bawah tanah ..

Ctas Ctas Ctas

"AH ampuni saya hikss."

Ctas

"Kami hikss menyesal .. AHH"

"Memang begitu, manusia akan menyesal setelah berbuat."

"Maka, berfikir lah seribu kali sebelum bertindak."

Louis kembali mencambuk dua maid itu, tidak merasa kasihan sekali pun, lagi pula ini adalah salah satu kesenangannya. Jeritan sakit manusia yang ia siksa bagaikan candu kedua, karena candu ke satu adalah bibir istrinya, miliknya, Lien.

Ctas Ctas

"AHH SAKITT .."

"Jack, kemarikan jarum dan bola."

"Ini, tuan."

Setelah Louis menerimanya, ia langsung kembali menghadap salah satu maid yang ia siksa.

"Kau terlalu berisik, aku tidak suka keributan."

Jleb

"HMPHH!!! HIKSS!!!"

"Seperti ini, lebih baik."

"AHHHHHH!!" Maid satunya lagi berteriak, melihat rekannya yang tergeletak dengan darah yang mengucur terus menerus dari belah bibirnya.

"Ck, DIAM BANGSAT!"

Louis mencekik maid ke dua dengan kuat, "a-ampun .. t-tuan .. s-saya tidak a-akan mengulanginya l-lagi .."

"Ya, kau tidak akan mengulanginya lagi, karena .. bedebah seperti mu akan ku kirimkan ke neraka di atas sana."

Srak

Sebuah kampak berkarat mendarat di bagian bibir si maid, sekarang bibir itu terbelah lebar dan membuat nyawa si maid hilang seketika.

"Kalian lihat, orang-orang yang merendahkan istriku .. akan bernasib sama seperti mereka berdua."

"Jaga ucapan kalian terhadap istriku, jika tidak ingin berurusan langsung dengan ku."

Louis pergi dengan angkuhnya, seluruh pakaiannya berlumuran darah, meninggalkan anak buahnya dan dua maid yang sudah tewas dengan mengenaskannya.

"Di dunia .. manusia lebih kejam di bandingkan dengan .. iblis."

Bersambung.

Rab, 10 Jul.

















 

Amour Excessif [BXB] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang