11. Weird and Why?

111 8 1
                                    

Karena sepertinya part sebelumnya kependekan, mari kita lanjut lagi 😊💕

.

.

.

Sepulang dari rumah sakit, Nara dipersilahkan oleh Seokjin untuk kembali kerumah karena ia yakin ayahnya tidak akan datang lagi mengingat sebelumnya mereka saling berdebat.

Kepala Seokjin rasanya sangat pusing karena tidak tidur semalaman, terlebih lagi saat dirumah sakit Nara malah berdebat dengannya meminta ingin pulang, wanita itu sulit diajak bekerja sama dan terus saja menolak ketika Seokjin menyuruhnya untuk menginap dirumah sakit sembari diobati. Nara sangat takut pada jarum suntik, sehingga ia berbohong pada Seokjin dengan mengatakan bahwa ia merasa dirinya tidak memerlukan banyak pengobatan serius, ia hanya perlu obat atau salap untuk mengobati luka-lukanya, lalu istirahat seharian dirumah sampai kembali pulih.

Seokjin yang tak punya pilihan lain saat itu, hanya bisa menurut karena ia bukan tipe yang mudah memujuk orang lain. Kim Jiah sudah ia suruh pulang sejak awal dan tidak ikut kerumah sakit mengingat wanita itu tidak boleh sakit karena ada banyak pekerjaan untuknya nanti.

Seokjin menghela nafasnya saat memasuki wilayah rumahnya, ia menoleh kearah Nara sekilas, wanita itu tampak meringis kesakitan sembari memegang kepalanya.

"akan kupanggil dokter untuk merawatmu dirumah." ucap Seokjin dingin.

Nara menggelengkan kepalanya. "aku baik-baik saja tuan, pusing sedikit wajar lah, kan habis dipukul."

"luka dikepala itu bahaya, Nara!" Tegasnya, Seokjin serius kali ini.

Nara hanya diam, ia menunduk perlahan lalu kemudian menoleh keluar jendela untuk mengalihkan pandangannya.

Penjaga membukakan pintu mobil Seokjin ketika sampai.

Asisten rumah tangga juga menyambut mereka, dan Maid yang termuda membantu Nara dengan memapahnya untuk berjalan. Sementara itu Seokjin sudah melaju duluan masuk kerumah dengan sikap dinginnya.

Saat didalam Seokjin berpaspasan dengan maid tertua, ia memberinya perintah ;

"Siapkan kamarnya dan biarkan dia istirahat, jangan lupa sediakan makanan yang sehat, aku tak peduli ini jam berapa, buat masakan yang baru sekarang!"

"aku langsung tidur saja, Tuan. Aku sangat mengantuk." ucap Nara yang mulai memasuki rumah dari pintu utama.

Seokjin menoleh padanya sekilas. "terserah dia saja." ucapnya ketus, kemudian naik ke kamarnya.

Maid tertua menghampiri Nara, ia meraba pelan pelipis Nara yang dibalut kain kasa, tatapannya begitu khawatir.

"apa yang terjadi padamu, Nona?"

Nara tersenyum tipis. "tadi aku diculik, ahjumma. Dia memukul kepalaku."

Maid itu menutup mulutnya. "astaga, jahat sekali, bagaimana bisa ada orang setega itu?"

"Dia bahkan memukul punggungku, lenganku, semuanya! Ini pertama kalinya aku diculik, aku tidak punya persiapan, sungguh ini pengalaman yang buruk." ucap Nara yang tiba-tiba sangat excited untuk bercerita, ia suka ditanya-tanya.

"Kau bilang kau mengantuk Nara?!" bentak Seokjin dengan suara menggelegar dari atas balkonnya.

menyadari Seokjin sangat marah, maid tertua itu mengintruksikan pada Nara untuk tidak menjawab, pun lekas membawa Nara masuk kekamarnya.

---

Waktu berlalu dengan cepat, setiap detiknya terasa berlomba untuk sampai berganti menit agar cepat menyelesaikan jangkauan arah jam yang bergerak maju berpindah tempat sampai pada akhirnya waktu menunjukkan pukul satu siang.

Secret DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang