Happy Reading, sorry for typo.
Aku memiliki alasan untuk menghindari pertemuan dengan wanita yang mengaku sebagai ibu kandungku, yaitu dengan jadwal acara seminar yang sudah di rencanakan sejak bulan lalu.
Sesuai janjinya, Sakha mengambil cuti beberapa hari untuk menemaniku keluar kota. Lima hari jadwal kami pergi, hari pertama kami akan pergi ke Yogyakarta, lalu di hari kedua kami pergi ke Malang dan terakhir kami akan berada di Bandung selama tiga hari. satu hari untuk seminar, dua hari kami habiskan untuk bersenang-senang.
Aku merasa senang dengan melakukan kegiatan seperti ini, seperti liburan di akhir tahun. Apalagi dengan keberadaan Sakha yang sangat membantuku, awalnya aku kira aku akan baik-baik saja bepergian ke tiga kota sendiri karena toh aku sudah berpengalaman saat waktu kuliah dulu, tapi nyatanya aku sangat tertolong dengan keberadaan Sakha.
Saat aku mengisi seminar, Sakha akan ikut duduk sebagai plus one aku yang memang di berikan jatah oleh pihak kampus. Jadi selama aku mengisi acara, Sakha tidak perlu menunggu di luar ruangan.
Rasanya menyenangkan menjadi pemateri yang berbagi ilmu dan pengalaman pada banyak orang, para mahasiswa yang sedang berusaha mencari jati diri mereka sendiri seperti yang aku lakukan dulu.
Selama acara, aku merasa senang dan nyaman. Apalagi tidak ada tatapan negatif yang tertuju padaku, dan juga tidak ada pertanyaan menyangkut berita yang saat ini sedang menyebar.
Bahkan aku merasa senang saat banyak orang yang mengabadikan momenku bersama Sakha, yang tanpa di sangka mampu membantah rumor aneh di media sosial.
Sejak berita tentang aku yang adalah anak dari kriminal, banyak orang menyebarkan rumor jika aku akan bercerai lah, aku yang di tendang keluarga Pramadana lah, keadaan rumah tangga kami yang berantakan lah, dan bahkan ada rumor dugaan orang ketiga. Sejauh ini, yang terakhir adalah rumor paling jauh.
Hal menyenangkan lainnya adalah aku berhasil meyakinkan Sakha untuk melakukan train trip berdua, rasanya menyenangkan jalan-jalan hanya membawa backpack di punggung kami, jalan kaki menuju tempat wisata dan naik angkutan umum untuk kembali ke hotel.
Awalnya aku khawatir apa Sakha tidak suka dengan ideku ini, tapi melihatnya yang tampak enjoy selama kami berjalan kaki, aku merasa lega.
Ya walaupun aku harus memegang syarat utama dari Sakha, tidak boleh makan makanan sembarangan. Dengan berat hati aku menerima syaratnya.
Di hari ketiga, aku tiba di stasiun kereta api Kiara Condong di malam harinya. Karena sudah lelah, kami pun memilih untuk langsung pergi ke hotel tanpa singgah ke tempat manapun, lagipula kami punya waktu tiga hari di Bandung.
Keadaan jalanan cukup padat, awalnya aku ingin mengajak Sakha untuk naik angkot tapi Sakha menolak dengan alasan takut salah rute, akhirnya kami menggunakan taksi online.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless Wife [End]
RomanceTentang Gempita yang menceritakan kisah kehidupan pernikahannya dengan seorang Sakha, cucu pewaris Pramadana. Tentang Gempita yang perlahan mulai merasakan cinta terhadap Sakha, bagi Gempita mencintai Sakha adalah sebuah kesalahan. Tapi, Gempita t...