Luka Baru

281 39 7
                                    

YEAY AKU KEMBALI

Selamat pagi, siang, maupun malam readers

Maaf ya akhir-akhir ini jarang update:(

Ya kesibukan bukan alasan sih, tapi aku akan berusaha buat ingat selalu dengan tanggungjawab ku wkwk.

Nantiin terus kelanjutannya yaa..

Jangan lupa vote vote ya ges!!

CEKIDOT👇🏻

— •°• —

Siang ini Alivia makan siang bersama dengan Abraham. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun lamanya, ia duduk di meja yang sama dengan Abraham. Alivia merasa aneh ketika Abraham mengajaknya makan siang tiba-tiba. Namun ada perasaan di dalam dirinya yang ingin mengikuti kemauan Abraham setelah Abraham bilang akan memberikan sebuah titipan dari ayahnya. Tentu, Alivia tidak bisa menolak apapun yang berhubungan dengan orangtuanya.

"Makanlah dahulu." ucap Abraham ketika melihat Alivia yang hanya diam tanpa berniat menyentuh makanan di depannya.

"Langsung saja ke pembahasan. Waktuku tidak banyak."

Alivia enggan untuk menikmati makanannya dengan nikmat ketika ada Abraham di depannya. Tangisan akan luka kemarin saja masih terasa. Namun Alivia dengan bodohnya malah membawa dirinya kembali bertemu dengan kakeknya. Ia merasa begitu menjijikkan makan bersama orang yang membunuh orangtuanya. Sudah pasti perutnya tidak akan menerima dengan senang hati makanan yang dihidangkan Abraham untuknya.

Ada keheningan ketika Abraham fokus pada makanannya. Setelah melahap beberapa suap, ia mengelap mulutnya pelan. Melihat Abraham yang sepertinya sudah selesai dengan makanannya, membuat Alivia sedikit lega. Abraham mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat muda diatas meja. Lalu menggesernya agar sampai ke depan Alivia.

Alivia menatap bingung amplop di depannya. "Apa ini?"

"Peninggalan ayah dan ibumu."

"Maksudnya?"

"Bukalah."

Alivia membuka pelan amplop coklat itu. Ada sebuah cek, satu surat dan sebuah cincin. Alivia menatap cek itu, cek yang tertulis sejumlah uang sebanyak dua milyar membuat Alivia menutup mulutnya kaget. Alivia membuka surat yang terlipat.

Hai nak..

Tulisan awal saja langsung membuat Alivia terhenyak.

Surat ini papa dan bunda tujukan saat anak kesayangan kami sudah sampai di waktu yang sudah dewasa. Dan tentu anak cantik papa dan bunda sekarang sudah dewasa hingga bisa membaca surat ini.

Surat ini papa dan bunda berikan kalau sekiranya kami sudah tidak berada disisimu lagi nak. Yaya akan tumbuh tanpa kehadiran kami, tanpa kasih sayang kami, namun papa yakin anak papa ini, anak yang hebat, pasti yaya berhasil melewati semua itu.

Tangisan Alivia pecah. Ia menggelengkan kepalanya menerima fakta yang ditulis orangtuanya. Ia tidak sanggup sejujurnya, ingin rasanya Alivia berteriak menyerah tetapi ia bertahan demi Owen.

Anak papa akan tumbuh menjadi wanita cantik yang sukses.
Anak papa akan tumbuh menjadi seseorang yang hadir untuk memberikan manfaat bagi semua orang. Selalu berlaku baik bahkan ketika anak papa tidak diperlakukan baik ya, nak. Itu pesan papa.

Papa dan bunda sayang yaya. Setiap kali yaya merindukan papa dan bunda, datanglah ke ruangan di samping kamar yaya. Ada banyak hal yang perlu yaya ambil di sana, cukup untuk mengobati rasa rindu yaya dengan papa dan bunda.

Hold Me Thight [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang