Pekan Olahraga

95 11 0
                                    

Pekan olahraga sekolah, dimulai hari ini. Semua siswa tentunya sudah bersiap untuk act pilihan masing-masing. Ada yang ikut maraton, lompat jauh, lompat tinggi, tolak peluru, sepak bola, basket, futsal, voli, tenis meja, ada pula yang menjelma menjadi juri, bagian konsumsi, bagian MC yang akan mengeluarkan suara hebohnya dan pilihan terakhir yang paling santuy yaitu menjadi penonton.

Seorang gadis dengan santai menyusuri halaman sekolahnya yang sangat luas. Ia tampak menggunakan pakaian olahraga dan membawa tas selempang yang hanya berisi ponsel, botol mineral dan dompet.

Langkahnya terhenti melihat sosok yang muncul dari seberang sana. Niatan yang tadinya ingin lurus menjadi belok agar terhindar dari sosok tersebut.

"Kayaknya dia masih baper deh sama ciuman lo minggu kemarin." Haechan nyengir kuda seraya menoleh ke arah pemuda tinggi di sampingnya.

Lucas bersiul. "Pagi-pagi aja udah cantik banget, sayang gak bisa dimiliki."

Mark bengek. "What? Are you kidding? Usually, you very confident Bro!" Mark menyikut lengan Lucas guna menyemangati.

Lucas terkekeh. "Lo pagi-pagi udah ngomong pake bahasa alien aja deh, Mark!"

"Lo kan biasanya super pede Bro! Kenapa mendadak bilang dia tidak bisa dimiliki?" Mark mengganti aksennya menjadi super indo.

Haechan dan Lucas tertawa bersamaan.

"Oke, gue bakalan berjuang." Lucas merangkul kedua temannya. Mereka berniat pergi ke kantin untuk sarapan bersama sebelum pertandingan olahraga dimulai.

Tentunya, cowok seperti mereka harus ikut lah. Jika tidak, citra mereka pasti akan runtuh. Apalagi ketiganya memiliki semboyan 'cowok jantan tak kenal lelah' maka dari itu mereka bertiga sangat populare disekolahan. Meski ketiganya punya aib masing-masing. Yaitu Lucas yang aneh dan tidak bisa bahasa Inggris, Mark yang suka bengek berlebihan dan tak kenal aib serta Haechan tukang tantrum dan tidak suka matematika.

🦁

"Lo ikut apaan Ra?" tanya Aura sembari mengeluarkan baju olahraga dari dalam loker.

Rara memutar bola matanya malas. "Gue dipaksa sama sie olahraga ikut lompat tinggi coba. Mereka buta kali ya! Jelas-jelas gue pendek begini. Argh, mau nangis aja rasanya." Rara meremas rambutnya frustasi.

Aura tertawa. "Kenapa lo gak nolak?"

"Gue udah nolak, goblok! Mereka aja yang pura-pura budeg. Lo ikut apaan?"

"Gue ikut voli," ucap Aura santai.

Rara menghela napas malas. "Boleh gak sih, kalau kabur gitu. Absen, pura-pura sakit."

"Ntar lo kualat lagi, beneran sakit." Aura masih selalu mempercayai sebuah karma.

Harusnya sebagai teman, Aura mendukungnya untuk kabur. Ini malah membicarakan karma. Rara mendesis kesal. Keduanya segera berjalan menuju lapangan saat bel berbunyi.

Baiklah, pekan olahraga di sekolah akan segera di mulai. Masing-masing peserta harap menempati posisinya. Masing-masing penonton di harap segera memasuki tribun dan duduk rapi untuk mendukung kesuksesan pekan olahraga hari ini. Jangan lupa bahagia dan semoga hari ini keberuntungan kalian.

Huh! Berbeda dengan kesumringahan para murid yang tampak semangat disertai sorak sorai dan tepuk tangan. Qian Rara berdiri di barisan peserta lompat tinggi sembari menguap malas beberapa kali. Ia menghela napas melihat jarak antara tempat berdiri dan space yang harus di lompati. Jauh.

Mr. Confident || Lucas 🦁🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang