06. rencana Theo

525 67 2
                                    

Selamat membaca













.......................

Prang

Bunyi barang pecah di mansion Abigail, membuat para maid ketakutan.

"Sialan... Sialan.... Siapa orang yg berani menyerang bawahan ku! " Bentak daiman pada bawahannya yg kini menundukkan kepalanya di hadapan daiman.

"Ma-maafkam saya tuan, saat itu ada yg menyelamatkan tuan muda Ciel" Ucap salah satu dari bawahan

"Siapa? " Tanya Luna yg sedari tadi duduk di sofa dengan Sean yg berdiri di belakangnya

"Soal itu saya kurang tau nyonya, karena dia memakai pakaian tertutup"

"Tidak becus!" Maki daiman, lelaki itu kini melempar gelas ke arah Sean dan mengenai dada anak itu.

Sean masih memasang wajah datarnya.

Sedangkan Luna dia sudah menghindar sedari tadi.

"Pergilah" Titah Luna yg tentu di ikuti oleh mereka.

Saat ini mata daiman tidak lepas adari sean membuat sang empu tersentak, apalagi saat Luna yg menarik tangan itu.

"Keruang biasa sekarang juga, saya butuh pelampiasan" Dingin daiman yg pergi begitu saja meninggalkan mereka.

.

Kita ke kediaman cashley itu sendiri, yg terlihat tenang......

Bugh

Bugh

Bugh

"Sialan kau! Kenapa mendorong sea saat di kantin! " Bentak orland.

"Bang! Cukup! Jangan sakiti bang Theo lagi! Dia gk salah" Ucap sea yg sekarang menangis di pelukan femas.

Melihat Theo yg sudah di ambang kesadarannya membuat sea ingin menolongnya tapi, femas mencegahnya.

"Hiks... Abang hentikan.... Hiks.... Kesian bang Theo"

"Dek kenapa kamu harus terus membela anak ini! Dia ini salah! Dia hanya pembuat masalah di keluarga ini" Kesal orland dengan nada tinggi membuat sea tersentak.

Femas yg merasakan itu langsung menatap tajam orland

"Turunkan suaramu saat berbicara dengan sea! " Dingin femas, orland pun menatap sea dengan perasaan bersalah.

Tanpa mengatakan apapun orland pergu dari sana "dek ayo kita pergi" Ajak femas pada sea.

"Sanah abang aja! Sea masih mau disini"

"Baiklah, kalau dia ngelukai kamu, bilang sama kita" Setelah mengatakan itu femas pergi meninggalkan sea dan Altheo.

"Abang" Panggil sea lirih, dia ingin memeluk sang abang, tapi dia tidak ingin membuat luka sang abang menjadi tambah sakit.

Altheo mendongak dan tersenyum manis ke arah sea, senyum yg paling di benci sea!

Karena senyum itu adalah kebohongan.

"Ayo kita ke kamar, kita obati luka abang" Ucap sea yg kini Berjongkok di depan Altheo, tangan Altheo terangkat untuk mengelus kepala sea.

"Tidak usah lebih baik kamu siapkan makanan untuk abang, biar maid yg mengobati luka ini! Sepertinya abang rindu dengan masakan kamu"

Ada rasa bahagia di hati sea.

Dengan antusias dia mengangguk "bodyguard! " Panggil sea, dan tak lama datang lah bodyguard

member A, S, KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang