Bab 6. Berkunjung

1.5K 140 2
                                    

Kata orang waktu akan terasa semakin cepat berlalu apabila dihabiskan bersama orang-orang tersayang. Hari-hari rasanya terasa kurang jika hanya ditempuh dalam waktu 24 jam. Emang benar ya seperti itu?

Tapi itu yang sedang Olla dan teman-temannya rasakan saat ini. Menghabiskan waktu bersama sahabat cegilnya setiap hari sampai tak sadar besok sudah masuk waktu Ujian Tengah Semester. Seperti biasanya setiap akan diadakan ujian, dia dan teman-temannya akan belajar bersama. Bergantian mengajari satu sama lain atau membagikan catatan serta rangkuman dengan harapan keempatnya lancar mengerjakan soal-soal nanti.

Seperti yang sedang mereka lakukan hari ini. Besok adalah hari pertama sekolah mereka mengadakan ujian. Pelajaran matematika dan bahasa Indonesia dipilih pihak sekolah sebagai mata pelajaran pembuka. Dan saatnya Chika dan Olla bersinar. Chika memang lebih unggul dalam mata pelajaran bahasa. Yang dilakukannya adalah membagikan rangkuman pelajaran kepada ketiga temannya agar mudah untuk dipelajari dan dihafalkan. Sedangkan Olla lebih unggul dalam pelajaran matematika ketimbang ketiga temannya yang lain.

Dikamar Chika sudah melingkar ketiga gadis remaja yang saat ini sedang duduk merapat menghadap Olla yang menjelaskan cara menyelesaikan soal-soal menggunakan iPad dengan casing warna pink polos. Mulutnya tidak berhenti berbicara sejak setengah jam yang lalu. Membahas kisi-kisi yang diberikan gurunya sebagai acuan belajar mereka. Sesekali ketiga temannya bergantian bertanya dan mencatat pada buku mereka masing-masing.

"La, ini masih banyak? Gw pengen pipis" tanya Ashel menjeda kalimat Olla.

"Yaudah sono pipis dulu. Ini masih 6 kisi-kisi."

"Yaudah break dulu kali ya, gw mau ambil minum kebawah." saran Chika sambil mengacungkan botol minum yang sudah tampak kosong, habis bergantian diminum mereka berempat. Emang cewek-cewek ini mirip unta. Minumnya banyak banget.

Mengangguk setuju, Olla lantas meregangkan otot-ototnya sejenak. Pegel juga, pikirnya. Chika dan Ashel pun segera beranjak dari duduknya. Memencar ke kamar mandi dan dapur. Sedangkan Jessi terlihat sibuk membalas pesan sambil sesekali menghembuskan nafas. Olla yang melihatnya sedikit terusik. Sedari tadi diperhatikannya Jessi terlihat kurang fokus. Beberapa kali salah menulis atau menghitung.

"Jes." merasa terpanggil, di angkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk menatap layar handphonenya.

"Lu kenapa?" tanya Olla

Bukannya menjawab, mata Jessi terlihat memerah. Memang pertanyaan kenapa ini sering kali membuat seorang gadis malah ingin menangis.

"Lho, lu nangis?" panik Olla melihat sahabat di depannya seakan ingin menangis.

"Enggak la, nanti aja." jawab Jessi

"Yakin?" Olla memastikan sambil menatap lekat mata Jessi.

"Heem." angguk Jessi seakan meyakinkan Olla bahwa dia baik-baik saja. Menetralkan hati agar air matanya gagal tumpah saat itu. Tidak enak hati apabila merusak acara belajar bersama mereka. Nanti saja, pikir Jessi.


---

Sepanjang sisa waktu acara belajar bersama kali ini, Olla sesekali memperhatikan Jessi. Khawatir akan keadaan Jessi setelah tadi melihatnya ingin menangis. Tapi dia juga berusaha untuk fokus agar Ashel dan Chika tidak curiga dan tetap mengerti apa yang dia ajarkan.

"Ahh kelar juga." seru Ashel lega setelah hampir satu setengah jam duduk berkutat menghadap rumus-rumus juga angka. Tubuhnya langsung dia rebahkan diatas karpet sambil matanya terpejam. Chika juga ikut-ikutan. "Makan dulu yuk, ibu udah masak tadi." tawar Chika ditengah pejaman mata.

My Bad (Kacila)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang