Membuka pintu depan rumahnya, Devan terkejut melihat Olla yang menatapnya dengan raut wajah yang berbeda dari biasanya. Bahkan jauh berbeda dari terakhir mereka bertemu tadi di gerbang depan rumahnya saat Olla mengantarkan dirinya pulang dengan selamat. Mata yang sering kali menatapnya penuh cinta kini berganti dengan tatapan kekecewaan. Dia bingung apa yang sebenarnya terjadi. Sejak terputusnya sambungan telepon dari Olla yang mengabarkan akan menemuinya di rumah tadi, dia sedikit bertanya-tanya. Mengapa suara Olla terdengar sedikit bergetar. Dan sekarang dia tau apa alasannya.
Ditariknya tangan Olla masuk kedalam rumah, sambil matanya menatap ketiga sahabat Olla yang masih setia menemaninya. "Kamu kenapa? Ini Olla kenapa?" tanya Devan bergantian menatap keempat gadis yang berdiri didepannya. "Ayo duduk dulu." pinta Devan sambil menarik lembut tangan Olla.
"Disini aja." Sahut Olla pelan.
"Duduk dulu by, minum dulu ya, aku ambilin." Kekasihnya masih sibuk membujuk Olla, sedikit khawatir kenapa gadisnya terlihat kacau kali ini. Wajah murungnya terlihat menyedihkan, berbeda dari Olla yang biasanya.
Melepas genggaman tangan Devan dari tangannya, Olla menatap Devan dengan raut wajah yang sulit diartikan. "Aku mau tanya sama kamu." Devan yang merasa bingung juga was-was menatap bergantian semua orang yang ada disana. Tatapannya berhenti pada bola mata Jessi yang langsung memalingkan wajah saat tau Devan menatapnya dalam. "Kamu kenapa? Mau tanya apa?"
Sekali lagi Olla melepaskan genggaman tangan Devan yang mencoba menenangkannya lewat genggaman tangan. "Ada yang kamu tutupin dari aku gak?" tanya Olla. Berharap cowok didepannya berkata jujur walaupun tau itu akan menyakitkan. Walaupun entahlah akan seperti apa hubungan antara dia, Devan, bahkan sahabatnya nanti.
"Tutupin? Aku kan selalu cerita apapun ke kamu by." elak Devan. Dia berusaha menghilangkan pikiran-pikiran yang datang saat itu. Pikiran yang memutar kembali memori saat dia berusaha membujuk Jessi menjadi pacarnya. Dia masih berharap ini bukan yang gadisnya maksud.
"Kalo kamu selalu cerita, harusnya masalah semalem juga kamu ceritain ke aku kan?" tembak Olla. Devan yang mendengarnya cukup tersentak. Ditatapnya ketiga sahabat Olla seakan bertanya, "kalian udah tau? Olla tau?"
Ketiga sahabat Olla hanya menatap remeh kearah Devan. "Jawab Van." itu Olla. Devan berpaling menatap mata Olla yang lebih pendek darinya. Terkejut karena sudah berubah panggilan yang selalu Olla berikan padanya. "Apa yang terjadi antara kalian semalam?" Olla bertanya sambil menunjuk Devan dan Jessi secara bergantian. "Kamu dan Jessi." ditegaskannya siapa yang dia maksud supaya orang dihadapannya paham dan mengerti kemana arah obrolannya.
"Apasih lla. Kamu tu kenapa?" Alis Devan menyatu. Denial karena merasa tertangkap basah bermain dibelakang Olla. "Gausah ngomong macem-macem deh." Matanya tak berani menatap Olla saat ini. Berkeliaran kesana-kemari asal bukan menatap mata Olla yang sudah mulai kembali memerah saat ini.
"Aku tanya sekali lagi Van, aku mohon, jujur sama aku." Terlihat matanya sudah tertutup lapisan bening. Sekali dia mengedipkan mata, air terjun akan mengalir di pipinya. "Devan, liat aku!" sentak Olla.
Amarah sudah meliputi dirinya. Merasa sikap Devan di depannya mengesalkan perasaan sedih tadi berubah menjadi perasaan marah. Mencari atensi lelaki di depannya walaupun dengan nada yang tinggi. Bahkan ketiga sahabatnya terkejut. Walaupun begitu mereka diam saja, membiarkan Olla mengeluarkan emosinya selama masih dalam batas wajar.
Devan yang merasa tidak pernah dibentak sekeras ini oleh kekasihnya merasa kesal. Egonya terkoyak. Merasa Olla sudah bersikap kurang ngajar seakan berani menantang dirinya. "Apa?! Kalo emang ada apa-apa kenapa?! Hah?!" Sentak Devan. Kali ini Chika maju, merangkul bahu Olla yang sudah mulai terisak kecil. "Lu bisa ga gausah bentak-bentak gitu?!" Chika kesal. Tidak pernah sekalipun melihat sahabatnya dibentak apalagi dibuat menangis seperti ini. Bahkan Kevin dan Ayahnya dirumah tidak pernah memperlakukan Olla sekasar ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/363821181-288-k24116.jpg)