Bab 8. Jamet tapi Sayang

1.5K 124 4
                                    

Alarm yang terdengar nyaring dari handphone berhasil mengusik tidur seorang gadis. Jessi, si pemilik kamar meraba-raba nakas disampingnya dengan mata yang masih terpejam. Setelah berhasil mematikan, Jessi lanjut memeluk tubuh gadis yang terlihat nyenyak dalam dekapannya sejak semalam. Dibuka perlahan matanya menatap wajah teduh Olla yang saat ini masih di rampas oleh mimpi.

Jessi tersenyum lembut, sahabatnya ini terlihat seperti bayi polos saat tidur seperti ini. Sengaja tidak dibangunkan karena semalem Olla dan Jessi belajar hingga larut malam. Hari ini masih dalam minggu ujian. Dan ini adalah kedua kalinya Olla menginap.

---

"Jes, lu dirumah kan?"

"Iya, kenapa?"

"Gw kesana ya, ajarin fisika plis." melas Olla.

"Ini dah jam 10 gilaa. kenapa ga dari tadi sih??" kesal Jessi.

"Gapapa, gw dianterin abang gw."

"Serius ga? nginep sekalian aja kalo gitu "

"Siapa? Abang gw?" tanya Olla polos.

"Elu kocak."

---

Ya, begitulah sekiranya percakapan mereka di telepon semalam sebelum akhirnya Olla datang untuk minta diajari Jessi dan berakhir menginap disana.

Masih ada waktu lima menit sebelum jam 6. Dimanfaatkan waktu itu oleh Jessi untuk menatap Olla. Sahabat yang menjadi sangat dekat dengannya karena merasa saling membutuhkan satu sama lain. Di mainkannya surai hitam Olla dengan jemarinya. Sesekali terkekeh geli ketika tanpa sengaja gerakannya mengusik Olla, membuat Olla mengerutkan keningnya lucu sambil menggumam.

Diliriknya jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 6, Jessi perlahan membangunkan Olla, mengelus pipinya lembut. Sesekali mencubit hidung Olla agar pemiliknya cepat terbangun. "Ollaa, bangun yuk, udah jam segini." panggil Jessi lembut. Setelah percobaan kedua kali akhirnya perlahan Olla membuka matanya.

"Jam berapa?" tanya Olla dengan suara seraknya. "Jam 6, yuk siap-siap."

"Dah bangun dari tadi?"

Jessi menggelengkan kepalanya menjawab. "Baru lima menit, terus bangunin lu."

"Terus lima menit ngapain dari tadi?" bingung Olla. Karena saat ini posisinya masih sama seperti terakhir kali mereka tidur. Tangan kiri Jessi masih menjadi bantalan kepalanya. Sedangkan tangan satunya masih mengusap punggung Olla lembut. "Jangan diusap, ntar ngantuk lagi." pinta Olla sambil matanya kembali terpejam.

Sadar gerakannya bisa membuat Olla kembali terlelap, Jessi menghentikannya. Mencubit lembut pipi Olla agar tetap sadar. "Bangun ayok."

"Dari tadi ngapain?" tanya Olla masih penasaran.

"Liatin lu." jujur Jessi sambil matanya menatap lembut mata Olla.

Dijawab sedemikian rupa, Olla langsung merasa salah tingkah. Senyum senyum sendiri.

"Ahh.. Senaksir itu ya sama gw?" tanya Olla genit.

Bukannya menjawab, Jessi malah meraupkan tangannya ke wajah Olla yang memerah. "Ngawur."

Bangkit dari kasur, Jessi mengikat rambutnya untuk mandi ke kamar mandi luar. Biar Olla yang pakai kamar mandi kamarnya. "Ciee Jessi." goda Olla

My Bad (Kacila)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang