Bab 9. Truth or Dare

1.7K 160 9
                                    

Sepuluh menit lagi bel pulang akan berbunyi pertanda waktu ujian habis. Hari ini adalah hari terakhir Ujian Tengah Semester dilaksanakan. Terlihat Ashel sibuk melirik ke arah bangku Olla yang bersebrangan dengannya. Mencoba mencari jawaban dari sisa soal pilihan ganda yang belum berhasil dia jawab.

"16. Permainan bola basket pertama kali ditemukan pada tahun?

a. 1945
b. 1891
c. 1981
d. 1889
e. 1898"

Sebenarnya Ashel sudah mempelajarinya semalam, tapi melihat banyaknya angka berderet pada keempat pilihan, membuat Ashel seketika ragu akan pilihannya. Dibaca berulang-ulang bukannya semakin yakin, malahan Ashel semakin pusing. Melihat jam sebentar lagi mendekati jam pulang, dia semakin risau di tempat duduknya. Sekali lagi menengok ke arah Olla. Berharap sahabatnya itu sadar jika dipandang sedemikian berharapnya oleh Ashel.

Untungnya Olla akhirnya sadar, ditengoknya ke arah Ashel yang saat ini memberi kode untuk menunggu. Olla sesekali melirik pengawas ujian yang saat ini sedang sibuk bermain dengan tabletnya. Sepertinya Bu Atik, guru matematikanya sedang sibuk bermain Candy Crush.

Melihat Ashel menunjukkan jari telunjuk dan disusul ibu jari, Olla langsung paham. Ditengoknya soal nomer 16 pada pilihan ganda. Sekali lagi dibaca perlahan soal pada lembar soal, memastikan dia menjawabnya dengan benar, tidak sekedar mengarang saja. Merasa yakin dengan jawabannya, dia langsung kembali menatap Ashel.

Menunjukkan jarinya dengan isyarat angka 2, Olla memberikan jawaban "B" pada soal yang Ashel tanyakan.

Tiba-tiba ada suara kencang yang membuat jantung Olla dan Ashel berhenti berdetak detik itu juga. Kedua mata mereka seketika melotot kaget.

"Mbak, jangan tengok-tengok!"

Dengan nafas yang masih tertahan dan gerakan sangat pelan, kepala Ashel dan Olla kembali menghadap ke depan, melihat Bu Atik yang ternyata sudah menurunkan tabletnya.

Bingung. Karena saat dilihat, Bu Atik tidak menghadap ke arah mereka.

"Ngembaliin penghapus bu."

Olla dan Ashel seketika menoleh ke arah sumber suara. Ternyata yang ditegur adalah salah satu adek kelas yang duduk di sudut ruangan yang lain.

Hufttt....

Olla dan Ashel saling berpandangan, sama sama menghela nafas. Terkekeh kecil, mereka kembali melanjutkan mengerjakan ujian terakhir dengan PJOK sebagai mata pelajarannya.

"Waktunya lima menit lagi ya. Yang sudah boleh keluar."

---

Jessi keluar ruangan ujian dengan tangannya yang sibuk memasukkan peralatan ujian kedalam tasnya. Melihat kedua sahabatnya yang lain, ia hampiri Ashel dan Olla yang sudah keluar lebih dahulu. Melihat mereka tertawa terbahak-bahak, Jessi mengerutkan alisnya bingung.

"Napa dah? Kenceng amat ketawanya."

Meredakan tawanya sekilas, Ashel balik bertanya. "Chika mana? gw mau cerita."

Jessi membalikkan badannya ke arah pintu kelasnya. "Noh." ditunjuknya Chika yang berjalan ke arah mereka sambil menutup resleting tasnya. Merasa ditunjuk oleh Jessi, Chika mengedikkan dagunya bertanya.

"Kenapa?"

"Lu tau ga?" dan dimulailah Olla menceritakan kejadian beberapa menit yang lalu saat Ashel meminta jawaban kepadanya. Kejadian yang hampir membuat jantung mereka berhenti berdetak beberapa saat karena mengira mereka ditegur oleh pengawas ujian. Kepedean.

My Bad (Kacila)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang