Bab 5. Soal Nomer 4

1.3K 125 11
                                    

Sudah lebih dari dua minggu sejak kejadian di rumah Devan berlalu. Sejak saat itu pula Olla benar-benar menghindar dari Devan. Walaupun Olla saat ini sedang berupaya untuk move on, tetapi terkadang hatinya masih merasa rindu terhadap sosok mantan kekasihnya itu. Dia merasa kebiasaan-kebiasaan yang sering dia lakukan bersama sang mantan masih terekam jelas dalam ingatannya.

Untungnya dia punya tiga sahabat yang setia menghiburnya saat Olla merasa kosong. Bahkan abang dan adeknya yang sudah mendengar cerita Olla pun tak jarang mengajak Olla keluar rumah untuk pergi ke mall atau kemana saja agar Olla tidak merasa sendiri apalagi kesepian saat dirumah. Paham bahwa adeknya patah hati untuk yang pertama kali, Kevin sampai rela mengeluarkan tabungannya untuk memodifikasi rocky seperti cita-cita sang adik. Sungguh, sebenernya Kevin bisa saja melabrak Devan dan memberinya pelajaran setelah membuat adiknya menangis berhari-hari. Tapi niat itu tentu langsung digagalkan sang adik karena dia tidak ingin membuat masalah ini semakin besar.

Ayah dan bundanya yang mendengar anaknya patah hati pun tidak berhenti menghubungi Olla setiap hari. Memastikan anak perempuan pertamanya baik-baik saja. Takut Olla depresi sepertinya. Bahkan sepulang dari bisnis luar kotanya pun, dibelikan oleh-oleh lumayan banyak untuk Olla serta abang dan adiknya. Olla beruntung punya sahabat dan keluarga yang sangat menjaga dan mensupport dia.

Disamping itu semua, Jessi, satu-satunya orang yang masih merasa bersalah kepada Olla juga tak berhenti memberikan perhatian dan tenaganya untuk Olla. Sering kali Jessi menjemput Olla untuk berangkat dan pulang sekolah bersama. Pernah Olla bertanya kenapa Jessi menjadi lebih sering menjemputnya ke sekolah. "Sekalian" katanya. "Kan searah, gw males nyetir sendiri. Kan kalo ada elo ada yang bisa diajak ngobrol."

"Nggibah maksud lo?"

"Yoi." sambil terkekeh Jessi memvalidasi pertanyaan retoris Olla.

---

Seperti hari ini, mereka kembali berangkat ke sekolah bersama. "Jes lu udah ulangan fisika belum sih?" tanya Olla mengganti topik menjadi lebih serius setelah sebelumnya mereka membahas apa perbedaan monyet dan kera. Entah kenapa sepagi ini mereka berdebat masalah itu, emang random saja tiba-tiba terlintas di pikiran mereka. Setelah menemukan jawaban atas perbedaan monyet dan kera dari bertanya kepada mbah Google akhirnya mereka berhenti berdebat.

"Nanti jam ke 4-5. kenapa? lo udah?" Jessi menjawab sambil membelokkan mobilnya masuk ke dalam gerbang sekolah mereka.

"gw belum, nanti abis istirahat kedua." Olla menjawab sambil bercermin, merapikan rambutnya yang terurai panjang sebelum akhirnya di kuncir kuda. "Ajarin gw dong jes ntar pas istirahat." pinta Olla menghadap Jessi yang terlihat sibuk memarkirkan mobilnya saat ini.

"Dapet apa gw kalo ngajarin elo?"

"Apa aja deh. lo kan pinter tu fisika, gw kan bego. ga ngerti-ngerti gw semalem belajar tuh." jawab Olla. Melepas seatbelt, lanjut turun dari kursi penumpang sebelah kiri.

Setelah memastikan mobilnya aman terkunci, Jessi mengajak Olla untuk berjalan beriringan menuju kantin mbok Ijah setelah melihat dua temannya yang lain melambaikan tangan meminta mereka mendekat. Sudah menjadi kebiasaan mereka berkumpul disana sebelum bel tanda masuk sekolah berbunyi.

"Oke kalo itu kemauan terbesar lo. ntar gw ajarin."

"Kagak jadi minta apa-apa nih jes?" memastikan apakah ini dia akan diajari secara free atau tetap berbayar.

"Jadilah, tapi nanti ya, gw pikir-pikir dulu."

Setelahnya mereka duduk bersama Ashel dan Chika dan mulai menyantap semangkok bubur ayam beserta teh hangat buatan mbok Ijah untuk mengisi perut sebelum memulai pelajaran yang pastinya akan menghabiskan banyak tenaga.

My Bad (Kacila)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang