Hari-hari Jessi berjalan normal seperti biasanya. Sekolah, nongkrong di kantin mbok Ijah setiap pagi, nongkrong di kamar Chika saat pulang, ya seperti hari-hari sebelum Ujian Tengah Semester berjalan. Tapi ada satu yang terasa berbeda dari Olla. Dia merasa Olla sedikit menjauh darinya. Walaupun masih sering bersama saat kumpul berempat. Tapi sudah seminggu terakhir ini Olla selalu menolak saat diajak berangkat atau pulang bersama.
Olla seakan menjaga jarak saat Jessi mencoba mengajaknya menghabiskan waktu hanya berdua. Padahal sebelumnya mereka sering sleepcall atau bahkan menginap bersama. Bahkan kemaren Chika sempat bertanya mengapa Jessi tidak berangkat ke sekolah lagi bersama Olla.
"Jes, kok ga bareng Olla?" tanya Chika saat melihat Jessi mendekat kearahnya.
"Hah?" tanya Jessi. Dirinya kurang mendengar karena sedari tadi dirinya sibuk bermain handphone.
"Kok ga bareng Olla?" ulang Chika sambil menyuapkan sesendok bubur ayam buatan mbok Ijah.
"Bawa mobil sendiri kali." sahut Jessi. "Lu ga makan cel?" tanyanya melihat Ashel hanya meminum sekotak susu coklat.
"Udah sarapan dirumah. lu?" jawab Ashel setelah menegak habis susu coklatnya.
"Ini mo pesen." jawab Jessi sambil beranjak ke kantin mbok Ijah. Sambil menunggu pesanan, matanya melirik ke etalase yang menampilkan berjejer jajanan.
"Mbok tambah ini deh." kata Jessi sambil mengangkat sebatang coklat. Dikantongi sebatang coklat tersebut kedalam rok abu-abunya. Saat kembali ke tempat duduk, terlihat Olla sudah duduk disana. Disamping kanan Chika meminta suapan bubur dari si mata coklat.
"Noh minta Jessi." ucap Chika.
"Apaan?" tanya Jessi sambil mendudukan dirinya disamping Ashel. Tepat di depan Olla.
"Bubur, belum sarapan dia." adu Ashel.
"Lah, tumben. nih, gw pesen lagi." tawar Jessi menyodorkan mangkoknya. Tapi sedetik kemudian dia menarik mangkoknya kembali. "Eh gw pesenin yang baru dulu." sambungnya.
"Lah kenapa?" tanya Ashel bingung. Ketiga temannya juga menatap Jessi bingung.
"Itu ada kacangnya." jawab Jessi sambil beranjak untuk memesan semangkok bubur yang baru untuk Olla.
Melihat hal itu sekali lagi Olla merasa berdebar. Sekali lagi perlakuan manis dari Jessi rasanya sangat membuatnya senang. Lagi-lagi dia dibuat galau atas perlakuan Jessi kepadanya.
---
Keesokan paginya, Olla lagi-lagi berangkat sekolah sendiri. Dia mengendarai rocky sambil sesekali bergumam mengikuti lagu dari radio di mobilnya. Tapi baru setengah perjalanan, Olla merasa ada yang tidak beres dengan mobilnya. Akhirnya dia coba meminggirkan mobilnya terlebih dahulu.
Mencoba menstarter mobil, dia mendapati mobilnya mogok saat ini. Benar-benar tidak bisa dinyalakan. Kesal, Olla turun dari mobil untuk mengecek mesinnya. Walaupun dia pecinta mobil, tapi kali ini dia tidak tau kenapa mobilnya mendadak ngambek tidak mau dinyalakan. Olla memutuskan untuk mencoba menghubungi bengkel langganannya agar mobilnya bisa dibawa dan diperbaiki dahulu.
Sambil menunggu tukang bengkel datang, dia menelpon Chika. Siapa tau temannya itu bersedia menjemputnya.
"Chik, udah di sekolah?"
"udah, kenapa la?
"Mobil gw mogok nih."
"lah, dimana?"
"Di perempatan deket sekolah chik, bisa tolong jemput ga?"
"yah la, gw ga bawa mobil. bentar bentar."
