💍20💍

432 26 0
                                    

"Rose! teriak Jaehyun memasuki rumah mewah itu dengan wajah dingin.Yang dicari itu hanya santai saja tanpa peduli, bahkan istrinya sibuk mengecat kukunya." Kenapa Shotaro dibiarkan bermain di luar sampai larut malam, tanya Jaehyun dengan marah.

“Biarlah, kenapa kalau sudah larut malam,” jawabnya sambil terus mengecat kukunya.

Jaehyun mengoceh kesal sambil mendekati benda berisi cat kuku yang dilempar ke dinding dan pecahan kaca berjatuhan.Rose segera bangkit dan menatap tajam ke arah Jaehyun." Kenapa kamu membuang cat kukuku! Kata Rose dengan marah.

"Kau menanyakan itu padaku! teriak Jaehyun sambil melemparkan tas kerjanya ke lantai. "Shotaro kenapa kamu dibolehkan bermain di luar sampai larut malam!" kamu seorang ibu atau bukan!"  dimana kamu khawatir dengan shotaro!" bagaimana jika dia diculik kamu tidak takut! teriak Jaehyun.

"Terserah mau menghilang atau tidak, asal jangan mengangguku," ucap Rose tanpa sadar Jaehyun mendaratkan tamparan keras di wajah Rose.

"Sungguh kamu itu benar-benar tidak memiliki hati!" shotaro itu anakmu bisanya kamu bilang begitu!" Kamu benar-benar selalu menguji kesabaranku sejak dulu.

“Kau baru saja menamparku, tanya Jaehyun pada Rose seolah dia tidak percaya dengan tindakan itu."Kau pantas mendapatkannya," kata Jaehyun sambil pergi

Shotaro digendong dan dibawa ke dalam mobil dengan segala keperluannya lalu kembali ke dalam rumah dan sebuah amplop dilempar ke depan Rose.

"Apa ini?" tanya Rose sinis sambil menatap tajam ke arah Jaehyun. "Sampai jumpa di pengadilan!"

Rose yang melihat Jaehyun pergi dengan cepat mengejar tangan Jaehyun dengan cepat menahannya, "Apa maksudmu!"

Tangan Rose Jaehyun ditepis kuat-kuat." Kami putus maksudnya cerai ejek Jaehyun. Dia pergi lagi namun ditahan lagi oleh Rose.

"Aku tidak setuju! Rose berkata dengan tajam. Jaehyun menyibakkan rambut itu ke belakang dan wajah kejam pun terlihat pada Rose. "Apakah aku meminta persetujuanmu dan ingat shotaro hak asuhku kata  Jaehyun.

"Itu ngak akan terjadi shotaro ikut aku jika kita cerai! sahut rose.Mendengar respon Rose membuat Jaehyun tertawa, gila ia meninggalkan putranya bersama wanita seperti Rose, itu tidak mungkin terjadi.

"Tidak waras jika aku setuju dengan katamu! memangnya kamu bisa menjaganya!," jujur saja kamu itu tidak pernah memberi perhatian pada dia dari dulu dan aku yakin jika shotaro memilih akan mengikuti aku ujarnya.

"Tapi aku ibunya. Tentu saja pengadilan!" juga setuju jika dia bersamaku jawab Rose dengan angkuh.

Jaehyun nyengir mendengarnya. "Ibu tanpa peran seperti itu?"lupakan kamu lebih baik sendirian.Jaehyun yang hendak pergi tadi, terhenti mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Rose, lalu ia segera menoleh ke belakang dan menarik bibirnya untuk tersenyum.

"Tentu saja aku tahu dia bukan anakku tanpa kamu mengakuinya. Apa aku bodoh?" kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan padaku Rose?" Nada bicara Jaehyun dingin saat membicarakan hal itu, tentu saja Rose terkejut.

"Lalu kenapa kamu masih membela dia yang tidak ada hubungannya denganmu! tanya Rose gugup.

"Karena itu yang harus aku lakukan, mengingat betapa tidak layaknya kamu menjadi seorang ibu dan semua yang terjadi, maka aku akan menyerahkan bukti-bukti kuat itu ke pengadilan nanti untuk mendapatkan hakku sebagai walinya dan menghapus tuduhan keji yang kamu ucapkan kepada orang tua kita!

Setelah lama jaehyun kembali masuk kereta. Lalu mengusap surai rambut hitam putranya."Kita menginap dirumah nenek sama kakek mahu?"  ujarnya lalu disetujui oleh shotaro.

Sementara Doyoung terus memandangi pemandangan kota yang ia tinggali lima tahun lalu dan di sampingnya ia melihat wajah tampan putranya yang terkesima dengan lampu-lampu yang menghiasi perjalanan mereka.

“Jadi kita akan tinggal di sini bersama-sama bertanya dengan penuh semangat.

“Tinggal Empat bulan sampai pekerjaan ayah selesai.” Kita akan kembali ke tempat yang selalu jelas, Eunwoo yang mengemudi.

"Tapi di sini indah, banyak lampunya, ayah Jeno suka.Oma dan kakek juga suka dengan jawaban Jeno yang mengerutkan keningnya.

Doyoung sejujurnya sangat berterima kasih kepada orang tuanya Eunwoo yang selalu menerimanya, bahkan Jeno mereka menganggapnya sebagai cucu mereka sendiri.

"hanya naksir jeno sebentar." Kalau Jeno nakal, nenek dan kakek tidak suka lagi!" canda Eunwoo dan Jeno pun kesal setelahnya. Doyoung dan Eunwoo tertawa saat Jeno terdiam.

UNTIL (JAEDO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang