Ch16

589 31 0
                                    

Selamanya bersama suaminya
hanya berpura-pura. Pernapasan diatur,
doyoung melangkah ke arah di mana tangannya bisa mencengkeram setiap dinding agar tetap berdiri.

"Jadi selama ini hanya akting termasuk ungkapan cinta saja kata doyoung sambil nangis. Kebahagiaan palsu Jaehyun sudah cukup membuatnya tertawa sendiri.

"Betapa bodohnya aku mengira dia mencintaiku seperti aku mencintainya.

Begitu turun dari taksi, Doyoung memasuki rumah yang dibeli Jaehyun untuk ditinggali bersama anak mereka, berbagai kenangan berputar-putar di kepalanya.  Sebuah tempat tidur gantung yang diikatkan ke pohon rendah menjadi tempat kedua mereka setiap sore untuk duduk dan menyaksikan matahari terbenam. Di sisi kanan, berbagai pohon kaktus diberi label dengan nama-nama lucu.

"Sayang, nama kaktus ini bodoh, bukankah lucu?" Doyoung bertanya dan Jaehyun tertawa. "Banyak sekali perubahan nama, sayang?" Jaehyun mengatakan nama aslinya lebih baik.

"Namanya sulit diucapkan," desak Doyoung.

"Kaktus tong emas kata Jaehyun.

"Tetap susah sayang, nanti lidah anak kita akan terpelintir kalau mau nyebut namanya jadi kita ganti yang emas bulat seperti yang doyoung sarankan.

"Baiklah sayang, tulislah emas bulat di sini," kata Jaehyun sambil menulis di vas dengan spidol.

Mengingat hal itu, Doyoung tertawa dan mengusap perutnya yang buncit. "Sepertinya mama bayi tidak punya waktu untuk berteman dengan pohon katus. Dia berjalan masuk dan mengemasi barang-barang yang harus dia bawa.

Jaejoong dan Yunho melambai pada mantan menantu kedua mereka untuk mengantar Doyoung ke bandara. Setelah berkemas, Doyoung mengunjungi rumah orang tua mantan suaminya.

"Ini yang terbaik untuknya," kata Yunho kepada Jaejoong yang sedang menangis. Jelas terlihat wajah Doyoung terluka karena kepalsuan anaknya.

Jaehyun yang baru saja pulang dari rapat di Jeju pulang ke rumah mencari istrinya, "Sayang, suamimu sudah pulang," katanya memenuhi ruang tamu tanpa ada jawaban, istrinya terus berlari menghampirinya.

Nomor ibunya dipanggil dan ibunya langsung menjawab, "Mama, apakah Doyoung ada?" dia bertanya.

“Jaehyun kembali ke rumah ibu bersama ayah, sekarang ada yang perlu dibicarakan,” kata ibu dengan nada serius.

"Apakah Doyoung ada?" Dia bertanya lagi tanpa jawaban, ibunya menutup telepon.

Mobil Jaehyun pun memasuki halaman rumah mewah itu, mobil Ferrari berwarna hitam itu terparkir dengan baik di tempat yang tersedia, ia pun segera melepas sepatunya dan masuk ke dalam rumah sambil berteriak memanggil istrinya hingga ia terhenti karena sapaan dari sang ayah.

Jaehyun duduk dengan tenang mendengarkan suara ayahnya.

"Apakah ada yang salah?" tanya orang tuanya yang sedang menatapnya.

"Apakah Doyoung ada di sini?"  Jaehyun kembali dari Jeju dan dia tidak ada di rumah, katanya, membuat orang tuanya saling berpandangan.

"Tidak ada Doyoung di sini," kata ibunya membuat Jaehyun mengerutkan kening, "Tapi dia tidak bisa dihubungi lewat telepon, di mana dia sekarang? Dia khawatir ketika mengetahui istrinya tidak ada di rumah orang tuanya.

"Jaehyun, kumohon berhentilah, ibu dan ayah tidak tahu bagaimana memuji aktingmu," kata Jaejoong. "Apa yang ibu bicarakan?" Jaehyun khawatir tentang istri mana yang salah! Dia hamil, bagaimana dia bisa terluka?" katanya.

Yunho yang tadinya terdiam, mengambil sesuatu dan melemparkannya ke arah Jaehyun yang terdiam karena apa yang dilakukannya tadi.

"Semuanya akan jelas kalau kamu baca ini dan perekam suara yang diserahkan mantan menantunya tadi, dia juga memutar rekamannya, membuat Jaehyun terkejut mendengarnya.

My regret Loving you in the end.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang