12 - Manja Setengah Mati

1.2K 118 15
                                    

Hai, semuanya!

Maaf ya, aku baru bisa nongol lagi 🙏🏻

Buat yang udah nungguin update Michael x Lingga, semoga suka dengan part 12 ini, ya. Dan aku mau berterima kasih banyak buat kalian yang selalu nunggu buat kelanjutan update-nya. Aku usahain untuk bisa rutin update Michael x Lingga sampai kelar, ya (rencananya, sih, akhir Maret ini).

So, please enjoy this newest part of the update! Jangan lupa diramaikan dengan vote dan komen, ya. Asli, itu semua bikin aku makin semangat buat update! ❤️

.

.

.

"Maaf ya, Jeng, pagi-pagi sudah aku undang kemari."

Sekar menoleh, menghentikan kegiatannya mengagumi kemewahan interior ruang tengah kediaman Sherly, ibunda Michael.

"Nggak apa-apa, dong, Jeng."

Dengan senyum lebar, ia bangkit dari permukaan sofa empuk yang selama beberapa menit lalu ia tempati, dengan secangkir teh hangat yang rasanya lezat sekali. Ia menyambut kedatangan Sherly ke dalam pelukan, untuk sekadar bertukar satu-dua ciuman pipi yang akrab.

"Jadi, ada apa, nih?" tanya Sekar, ibunda Lingga, saat ia kembali duduk di permukaan sofa, bersampingan dengan sosok cantik Sherly.

Sebelum menjawab dengan kata-kata, Sherly lebih dulu menampilkan senyuman lebarnya. "Tebak!" ucapnya bersemangat, kedua tangan menggenggam erat tangan Sekar.

"Apa, ya? Kamu kelihatan seneng banget, pasti baru dapat hadiah tas mahal ya dari suami kamu? Atau, tiket jalan-jalan ke Eropa?"

"Ih, kalau itu sudah biasa! Ada yang lebih menarik dari hadiah tas mahal atau tiket liburan ke Eropa!"

Pemikiran Sekar yang terlalu berpaku pada kemewahan tidak sanggup memahami maksud Sherly.

"Kamu bilang aja, deh, Sher. Aku bingung kalau disuruh tebak-tebakan begini," keluh Sekar yang menyerah.

Sherly lantas terkekeh, sebelum akhirnya menyampaikan maksudnya.

"Ini soal Michael dan Lingga," mulainya.

"Oh, ya? Kenapa sama mereka?"

"Tadi malam, Oma mengundang mereka makan malam di sini. Dan kamu tahu? Di meja makan rumah ini, Lingga sendiri yang bilang kalau dia menerima lamaran Michael!" Senyum Sherly menjadi kian lebar. "Kita bakal jadi besan beneran, Kar!"

"Serius kamu???" Sekar memekik sama girangnya, dan kedua wanita paruh baya itu lantas berseru heboh sambil saling memeluk.

"Syukur banget! Akhirnya anak sulungku bakal nikaaah!" seru Sherly.

"Syukur banget! Anak aku dapatnya orang kayaaa!"

"Hah? Apa?" tanya Sherly yang kurang mendengar jelas seruan Sekar sebelumnya, sebab kebahagiaan membuncah yang melingkupi mereka.

"Aku bilang, aku bersyukur Lingga juga bakal nikah."

"Iya, ya! Seneng banget!"

Keduanya kembali berpelukan, erat. Dengan bayangan kemewahan serta kekayaan yang memenuhi kepala Sekar. Sebentar lagi, kehidupan ia dan keluarganya akan berubah.

"Jadi, kapan mereka bakal nikah?" tanya Sekar kemudian.

* * *

Apabila mengira Michael bisa mendapat tidur yang berkualitas malam tadi, maka anggapan itu salah besar. Sebab sejatinya, pria itu duduk di meja kerjanya, berpikir hingga wajahnya kuyu dan kantung matanya jatuh dalam balutan jubah tidur yang berantakan. Seakan duda yang terancam kehilangan kekayaan tujuh turunan. Dan yang memenuhi kepalanya tidak lain dan tidak bukan adalah situasi yang terjadi di antara ia dan Lingga semalam.

Fake It Until It Hurts [ Bahasa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang