-17

54.6K 1.1K 9
                                    

Detik detik jam terdengar jelas di keheningan suasan rumah. Semua lampu sudah padam kecuali lampu teras dan belakang. Lewat fentilasi udara gorden kamar bergerak gerak dan terlihat ada asap tipis ikut masuk ke dalam.

Tapi asap itu berubah wujud menjadi sosok tampan berperawakan tinggi besar. Tinggi badan Evander dalam wujud jin mencapai 197 cm berbeda ketika ia masih menjadi manusia.

Pria itu berdiri menjulang di sisi ranjang kekasihnya yang tertidur pulas. Lama ia menatapnya bergeming lemah.

Elena mengerjapkan mata. Ia merasa seperti ada seseorang di dekatnya. Perlahan matanya terbuka. "ANJIR!"

Rasanya jantungnya akan loncat keluar melihat sosok tinggi berdiri di kamarnya yang remang remang ini.

"Ya Tuhan— Evan! Astaga kamu bikin aku kaget aja!" Kantuknya hilang seketika. Ia beranjak duduk begitu pula Evander duduk menyering di sisi ranjang.

"Maaf." Ucap Evander pendek. Ia menyelipkan rambut ke belakang telinga wanita itu kemudian mengelus pipinya lembut.

Elena pun bertingkah manja seperti anak kucing. "Kangeeen."

Evander tersenyum hangat. "Tidur lagi ya ini udah malem."

Wanita itu menggeleng. Menurunkan selimut lalu ia beringsut duduk di paha Evander. "Gak mau tidur nanti kamu pergi." Elena mengalungkan tangannya di leher Evan, memeluknya.

"Nggak. Saya di sini kok sampai pagi. Temenin kamu tidur." Evan mencium bahu nya pelan. Tangan besarnya merangkul punggung yang terlihat begitu kecil.

Lama mereka saling berpelukan tanpa bicara apa apa. Evander mendekap kekasihnya seolah besok akan terjadi hal mengerikan itu pada Elena. Takut, cemas, dan sedih.

"Sayang.. kenceng banget sih meluk nya. Tete aku kegencet ini." Seloroh Elena jenaka.

Evander pun melongggarkan pelukan nya dan Elena membuat sedikit jarak agar mereka bisa saling tatap. Tatapannya masuk ke dalam biru warna bola mata pria itu.

Ia akui Evander begitu tampan, tak menyangka mengapa ia bisa jatuh cinta pada Evander. Ia tahu ini salah, mereka tidak mungkin selamanya begini. Bukankah ia akan hidup normal dengan manusia kelak?

"Kenapa baru dateng? Kamu nyasar ya?"

Dia menggeleng. "Ada Lucas. Minta di temenin ngobrol."

"Lucas? Temen kamu?"

"Hem."

"Setan juga?"

"Hem."

"Kamu punya temen berapa?"

"Satu. Cuma Lucas."

"Setan cewek gak ada?" Selidik nya.

"Gak ada. Kenapa tanya gitu?"

"Ya siapa tau kan ada setan perempuan. Mba Kunti misalnya terus kalian berdua duaan tanpa aku tahu." Bibirnya mengerucut.

Evander hanya tersenyum gemas. Menyentuh lehernya dengan kedua tangan lalu menariknya lembut. Evander mengecup dan melumat bibirnya singkat. "Aku gak bohong. Temen perempuan ku cuma kamu tapi kamu udah lebih dari sekedar temen."

"Siapa kalo bukan cuma temen?" Tanya Elena goda.

"Pacar aku."

"Hihihi. Kamu pacaran sama manusia."

"Kamu pun. Pacaran sama jin."

"Lebih dari pacaran karena udah main kuda kudaan hahaa..."

"Astaga—" gemas Evander mencium bibir Elena geregetan. Tangannya mencengkeram lembut rahang Elena.

Oh My Ghost [21+]💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang