Bab 2

1.5K 142 23
                                    

"Gawat, aku kesiangan!!!!! "

Masih pagi tapi sudah terjadi keributan akibat dua orang penghuni kamar kos nomor 14 itu. Mash bergegas mencuci muka dan menggosok gigi, tangannya melemparkan sebuah celana dalam ke arah Dot yang masih ngorok di tempat tidur.

Pluk

Tak lama mata Dot terbuka lebar sekali, dia lekas bangun dan menyingkirkan benda menjijikan di wajahnya, Dot menutup hidungnya sambil memandang Mash tak percaya.

"Huek, baunya lebih buruk dari tong sampah" Gerutu Dot.

"Cepat Dot! Kita kesiangan! "

Dot melirik arah jam dinding, segera saja kakinya bergerak cepat saat menyadari apa yang dibilang sahabatnya benar. Hari ini pak manager akan mengadakan kunjungan rutin, dan naas karena mereka kebagian jam pagi. Kebetulan sekarang hari minggu, cafe buka lebih awal karena pengunjung sedikit lebih ramai dari hari kerja biasa.

Tapi bukan itu yang jadi masalah, melainkan orang yang disebut 'pak manager' adalah pria yang disiplin dan katanya suka memecat orang yang tidak tepat waktu. Ini pertama kalinya untuk Mash dan Dot bertemu 'pak manager' jadi Lemon memberitahu mereka agar tidak datang terlambat dari waktu buka.

Pemotongan gaji terdengar lebih baik daripada di pecat, membayangkan harus berpisah dari Rayne adalah malapetaka untuk Mash.

Dua orang itu semakin panik saat melihat jam hampir menunjukan pukul delapan pagi, tinggal lima belas menit lagi. Belum mereka masih harus menunggu bis karena motor Dot mogok sejak kemarin.

"Mash! Kunci lokerku ketinggalan! Duluan saja! " Kata Dot putar arah, Mash dengan sangat terpaksa diam menunggu.  Bukan apa-apa, jika mereka telat setidaknya yang dipecat bukan Mash saja, pikirnya laknat.

"Lama banget! " Kesal Mash sambil berjalan pelan di trotoar menuju Lemonade. Berjalan sendirian memang terasa agak aneh karena biasanya dia akan bersama Dot.

Langkahnya terasa berat. Mash terus melirik kebelakang, sesekali memaki lelaki yang belum kelihatan batang hidungnya itu. Lalu sebuah klakson motor mengangetkan Mash.

"Mash?" Panggil seorang yang suaranya terdengar familiar di telinganya.

"Rayne.. "

Kalau diperhatikan lagi ada binar senang dimata Mash, Rayne membuka helm full-face nya.

Bagaikan gerakan slowmo Mash terpesona melihat Rayne mengibaskan surainya yang berantakan, bagaimana sinar matahari pagi menerpa kulit putih mulus itu, hidung mancung, rahang tegas dan garis wajah yang terlihat begitu sempurna bagaikan pahatan dewa yunani. Matanya sampai tidak berkedip sama sekali saking indahnya pemandangan pagi ini.

Nikmat mana lagi yang kau dustakan Mash?

Mash berfantasi disekitar mereka sekarang bertebaran bunga sakura, tapi sayangnya lamunannya buyar saat tubuhnya diseruduk Dot tanpa ampun.

Si kepala jamur memegangi pinggangnya yang ngilu diseruduk banteng merah. Mash menatap Dot tajam, sedangkan sang pelaku malah memasang tampang tak berdosa.

"Maaf lama, aku boker dulu"

"Kalian belum berangkat? Sebentar lagi jam buka kan? " Tanya Rayne, dia sih sudah menebak jika kedua bocah ini kesiangan.

"Telat bangun, " Jawab Mash singkat. Tuh kan, pikir Rayne.

"Ya sudah naik! Kita berangkat bersama!" Rayne menepuk jok motornya, meminta untuk naik ke atas sana.

Sedangkan Mash, dia malah memegang dadanya yang berdebar tidak karuan, pipinya mendadak panas seperti anak perawan puber.

"Se-serius? " Gugupnya, setengah tidak percaya. Ingat sekali bahwa orang yang naik motor Rayne itu hanya manusia pilihan saja.

✔[ RayMash ] LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang