"Siapa lagi yang ingin kamu kunjungi, Deli?" Doom kembali menggerutu kesal saat Delisaster memaksanya kembali ke rumah sakit padahal Domina sudah pulang sejak kemarin.
Delisaster menatap Doom sejenak, namun pria itu tak membuka mulutnya sama sekali.
"Kalau begitu apa kita pulang saja? "
Tatapan matanya kembali terarah untuk Doom. "Tidak."
Doom menghela napas pasrah. "Terserah kamu saja, pulangnya naik taksi aku sibuk di kantor" ucapnya.
Pekerjaannya di kantor sudah menumpuk banyak. Ratusan lembar dokumen yang harus dia periksa dan tandatangani setiap hari cukup membuat kepalanya hampir pecah.
Sesampainya di rumah sakit Delisaster langsung meninggalkan Doom membuat si sulung keheranan. Rasa penasarannya mengalahkan segalanya, memutuskan untuk mengikuti adiknya diam-diam. Dia melihat Mash ada di sana.
"Mash? Siapa yang sakit? " Tanya Doom lirih.
"Kak Deli? Kenapa kakak ada disini? "
Delisaster tak langsung menjawab, melainkan mempercepat langkahnya untuk mendekati pintu ICU. "Bagaimana dia? "
"Kakak kenal Rayne? "
"Kami satu proyek, aku sudah memperingatkannya kemarin. Tapi dia begitu keras kepala ternyata, apa dia pingsan? Penyakitnya kambuh? " Tanya Delisaster tanpa bisa dicegah, kemudian dia sadar saat Mash menatap heran ke arahnya. Delisaster berdekhem, dia mengulurkan sebuah flashdisk kepada Mash.
"Aku cuma mau mengembalikan ini, "
Tangan Mash terulur untuk menerima pemberian Delisaster. Mata cerah itu segera menatap lurus Delisaster setelah mengamati flashdisk yang ada di tangannya selama beberapa detik. "Akan aku berikan nanti, kakak ingin masuk? " Tawar Mash ragu.
Delisaster hanya diam.
Ada yang salah, dan Mash dapat merasakannya saat menatap sepasang mata milik Delisaster. Ini hanya firasatnya saja, sejak dulu hanya Delisaster yang terang-terangan tak menyukainya. Apa ini ada hubungannya dengan Rayne?
Delisaster masih tak mengeluarkan sepatah katapun seraya memandang Rayne dari balik kaca ruang ICU. Mash pun nampaknya mulai sedikit tak nyaman dengan tatapan Delisaster pada kekasihnya.
"Apa kakak yakin tidak ingin masuk? " Tanya Mash untuk kedua kalinya.
Pertanyaan Mash seolah membuat Delisaster tersadar akan ambisinya yang tadi sempat muncul. "Tidak, aku akan langsung pulang" jawabnya.
Mash tersenyum tulus. "Terimakasih karena sudah membantu Rayne kak, dia begini karena terlalu memaksakan diri, "
"Aku tahu, lebih dari pada kau" Delisaster tersenyum kecut. Entah mengapa kata-kata itu meluncur begitu saja dari sepasang bibirnya. Tak mau membiarkan keadaan mengusik hatinya, Delisaster bersiap untuk membalikkan badannya dan mengucap salam perpisahan. Namun hal itu terhenti ketika sepasang lengan yang lebih kecil darinya menahan lengannya.
"Kakak adalah pria yang baik, aku akan sangat senang karena tahu kamu adalah kakakku, " Mash memberi jeda sejenak "Dan juga.. maafkan aku. Sepertinya aku tahu alasan kakak belum bisa menyukaiku sampai sekarang. Tapi, aku tidak berniat sedikitpun untuk melepaskannya. Aku sangat mencintainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔[ RayMash ] Lemonade
Fanfiction[ BL ] Mashle : Magic and Muscles Mashle © Hajime Kōmoto Main pair : Rayne Ames x Mash Burnedead Lemonade. Adalah tempat yang mereka sebut rumah, sebuah caffe kecil di tengah kota Ini adalah cerita asam manis tentang dua orang yang saling menyukai...