Bab 7

902 84 20
                                    

Mash menatap ragu pada pintu kelasnya. Beberapa kali dia terus merapikan hoodie-nya kearah leher jenjangnya. Mencoba menutupi ruam-ruam merah yang tercetak jelas pada leher jenjangnya itu.

Tadi malam..

Mash terbangun saat merasakan tenggorokannya kering, dengan gontai dia berjalan ke arah dapur. Mengendap-endap melewati Finn yang tidur di sebelahnya.

Rayne membuka beberapa botol obatnya, dia mengambil segelas air dan langsung meminum semuanya sekaligus. Di luar hujan jadi Rayne memutuskan untuk menyeduh air hangat. Sambil menunggu air mendidih, pikirannya berkelana. Entah apa yang dia pikirkan.

"Aduh! "

Suara tabrakan dan rintihan membuat Rayne sadar dari lamunannya. Dia mendapati Mash memegangi keningnya yang terantuk pintu dapur.

Ya ceroboh adalah nama tengah Mash, jadi tidak usah heran.

"Mash? Kenapa belum tidur? "

"Kebangun, pengen minum" Jawab Mash pelan, dia berjalan kikuk ke arah Rayne. Rayne hanya tersenyum dan menyuruhnya duduk di sebelah Rayne, dia mengusap kening Mash pelan membuat empu-nya merona.

"Rayne sendiri, kenapa belum tidur? "

"Belum ngantuk" Jawabnya, sebelah tangannya menyembunyikan botol obat dengan cepat.

"Sakit tidak? "

"Gapapa, udah biasa hehe" Cengir Mash.

"Ya jangan dibiasain Mash, " Geleng Rayne. Tanpa sadar Mash menyentuh keningnya sendiri, membuat Rayne ikut-ikutan mendekatkan wajahnya.

"A-ada apa?" Mash yang membuang pandangan dari iris tajam yang selalu membuatnya berdebar.

"Mash.. "

"Hm? " Mash menatap Rayne. Kedua mata saling bertubrukan seolah sedang mencari sesuatu dari mereka.

"Kamu selalu saja ceroboh," tepat setelah mengatakan itu Rayne menempelkan bibir ke bibir Mash. Dia melumatnya lembut. Manis, entah kenapa membuatnya ingin lagi dan lagi.

Mata mereka yang terpejam menyampaikan perasaan masing-masing.

Bibir peach itu dilumatnya dengan ganas membuat Mash membuka mulutnya. Lidah pemuda masuk dan bergerak di dalam mulut Mash yang tak dapat menyeimbangkan permainannya. Belum lagi air liur yang menetes deras dari mulut Mash.

Keduanya terhanyut, bahkan tak peduli lagi. Mereka merasa panas. Bahkan cuaca di luar rumah pun tidak mereka hiraukan lagi.

"Mnnh.. " Mash menggeram ketika dia merasakan pasokan udaranya semakin menipis. Merasa mengerti, Rayne melepaskan ciuman bergairah mereka. Yah, meski sedikit tak rela

Tak hanya sampai disitu Rayne menarik kepala Mash, menghisap leher jenjang itu membuat pemiliknya sedikit memekik. Rayne menjauhkan diri saat suara berisik air dari panci menghentikan aksinya.

Oh apa yang sudah dia lakukan?

Melihat Mash tampak kacau dengan bekas air liur, bibir bengkak dan bekas merah itu membuat Rayne tersadar.

"Maaf, aku menyakitimu ya? "

Harusnya Mash marah, tapi dia malah menggeleng. Dalam hatinya dia ingin bertanya apa yang barusan itu? Tapi sarafnya terasa lumpuh bahkan untuk sekedar menatap kedua iris tajam itu.

"Mash, apa kamu menyukaiku? "

Tubuh Mash sempat menegang sesaat, sebelum akhirnya dia memberanikan diri menatap lelaki yang lebih tua. Dengan rona di wajahnya dia mengangguk begitu pelan.

✔[ RayMash ] LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang