Bab 15

391 50 2
                                    

Malam harinya, setelah banyak kunjungan dari kerabat dan sahabat, tinggallah mereka berdua di kamar inap Rayne. Mash memegangi tangan Rayne sejak tadi, tak dilepaskan barang sedetikpun. Seolah-olah jika dilepas Rayne akan pergi dari sampingnya.

"Genggamanmu erat sekali, kamu rindu ya? "

"Tentu saja! Kamu pikir bagaimana perasaanku menungguimu setiap hari.. ugh.. Apalagi kamu tidak bangun-bangun.. Aku takut Rayne! " Kesal Mash.

"Sudah berapa kali kukatakan kalau aku pasti baik-baik saja? Yang penting aku sekarang kembali hari ini." Balas Rayne mengusap pipi Mash yang kini basah oleh air mata.

"Jangan lakukan itu lagi! Jangan pernah! " Ucap Mash bergetar.

"Tidak akan, "

"Kalau kamu ingkar, maka selanjutnya aku akan ikut susul kamu! "

"Mash.. "

"Rayne! "

Rasanya Rayne ingin mencium kekasihnya karena gemas, demi menghapus suasana melankolis ini.

"Mulai sekarang sampai seterusnya jangan sampai sakit-sakitan lagi! " Mash melipat kedua tangannya di depan dada.

Rayne mencebikkan bibir. "Aku juga manusia, sayang.. Memangnya aku ini dewa? " Bisiknya.

Mengabaikan panggilan tersebut, Mash menatap Rayne dengan intens dan berkata dengan tegas. "Tapi, untuk seterusnya aku yang akan memastikan sendiri urusan kesehatanmu! "

Rayne menatap Mash dengan setengah kaget sebelum akhirnya tersenyum lebar dan berkata, "Tentu saja! Mohon bantuannya ya Mash Ames.. "

Mash akhirnya menerjang Rayne dalam pelukan, menyalurkan semua perasaan rindunya yang terpendam dalam penantian cukup panjang. Rayne membalasnya tak kalah erat, salah satu alasannya terus berjuang hidup adalah laki-laki di pelukannya ini. Malam ini jadi saksi bisu bagi keduanya.

.

.

.

Setelah kesembuhan Rayne di bulan ketiga pasca operasi cangkok ginjalnya, Rayne kembali beraktivitas seperti sedia kala. Menyusul ketertinggalannya di kampus dan lulus di tahun berikutnya.
Saat hari kelulusan tiba, Mash datang dan menepuk pundak pria-nya bangga.

"Curang sekali kamu lulus cepat, dasar jenius! " Cibir Mash.

Rayne hanya terkekeh dan menarik pinggang Mash seraya berbisik "Kamu juga jangan kelamaan lulus, kamu bilang ingin tinggal bersama setelah lulus.. "

Mash mengangguk pelan. Mereka sudah lama memikirkan tentang hal ini, hari di mana mereka mau tak mau harus berpisah, demi mengejar sesuatu yang lebih penting, dan mereka sangat tahu akan hal itu.

Rayne mendapat tawaran pekerjaan di luar kota. Dia dapat rekomendasi dari Mr. Charlie, sementara Mash masih harus menyelesaikan skripsinya sekitar satu tahun lagi. Berat tapi mereka harus LDR untuk sementara waktu sampai Mash benar-benar lulus dan dipercaya Ayahnya bekerja di cabang perusahaan di kota yang sama dengan Rayne.

Untuk Rayne sendiri, sebenarnya dia tidak masalah mau kerja di mana saja, malah kalau tetap di sini bersama ayahnya atau sekitarannya akan jauh lebih baik. Tapi Rayne juga menginginkan yang terbaik lagi untuk masa depan.

Memang sih, jarak mereka itu tidak jauh. Kalau naik kereta cepat paling cuma lima jam. Tapi yang namanya kuliah dan kerja itu, sudah pasti sibuk. Maju ke tahap selanjutnya dalam kehidupan, berarti semakin sedikit waktu yang kau miliki. Mereka tidak bisa sebebas seperti tahun kemarin.

Ketika acara kelulusan selesai, mereka berdua berjalan beriringan dengan jemari yang berada di dalam genggaman satu sama lain.

"Aku mendapatkan promosi di kantor ayah, kalau berhasil lulus mungkin ayah bisa mengizinkan aku bekerja di kantor cabang," Merupakan kalimat pertama yang diucapkan oleh Mash, sekaligus suara pertama yang terdengar di antara mereka.

✔[ RayMash ] LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang