Bab 3

1K 121 23
                                    

"Rayne! "

Rayne hendak menyapa Orter saat matanya lebih dulu melirik ke arah Mash, lelaki itu sedikit ralat berlari cepat ke arahnya.

"Mash? Kenapa dengan wajahmu? "

Raut Rayne berubah khawatir, jari jemarinya mengelus pipi kanan Mash pelan. Tak lama jelaganya berubah tajam dan rahangnya mengeras "Siapa? " Tanyanya rendah.

"Aku yang memukulnya" Ucapan berintonasi datar itu membuat Mash mendelik tidak suka. Rayne sendiri tampak kaget, tak berselang lama dia berbalik badan hendak melakukan sesuatu yang Mash yakini akan buruk jadinya.

Sebelum itu terjadi Mash lebih dulu menahan tangan Rayne lembut "Hanya salah paham, Rayne boleh pulang nanti aku mampir ke kosan kalian? A-ada barang ku yang ketinggalan waktu menginap bersama Finn.. " Cicitnya diakhir kalimat.

Rayne masih bergeming, menatap Orter tajam yang dibalas hal serupa oleh empunya. Tak lama Rayne menghela nafas dan mengalah, dia melirik Mash lalu mengangguk "Tentu saja boleh, tunggu shift-ku beres ya? "

Mash tersenyum sumringah sambil mengangguk, sedangkan Orter yang mengamati keduanya menatap tertarik "Rayne jangan bilang kalau 'dia' orangnya? "

"Bukan urusanmu! " Ketus Rayne, masih kesal karena dia memukul Mash.

"Akan jadi urusanku kalau nantinya timbul masalah"

"Gak akan! "

"Yah kalau kamu bilang begitu, " Orter berlalu pergi, sedikit tersenyum menyebalkan kepada Mash yang tak paham dengan yang mereka bicarakan.

'Apaan sih? ' pikirnya kepo.

Sebuah tepukan hangat di kepalanya membuat Mash mengadah, disambut Rayne yang tersenyum lembut —yang hanya ditunjukan padanya. Mash merona tipis, dalam hatinya dia sudah mleyot diperlakukan begitu.

"Jangan bengong Mash, banyak pelanggan yang harus dilayani"

"Eh? Ah bener haha.. " Tawa Mash kikuk. Sudah masuk jam kerjanya, walau sekarang penampilannya terlihat buruk tapi Mash harus tetap profesional bukan begitu teman-teman?

Sesekali Mash mencuri-curi pandang ke arah Rayne, dia sedikit was-was jika Orter tiba-tiba bilang sesuatu yang tak perlu.

Mash tidak ingin di cap cabul oleh crush-nya!

.

Rayne tersenyum sambil membuka kulkas dan mengambil satu kaleng minuman soda, menyerahkan kepada Mash sedangkan dia meminum air putih.

Sambil menerima minuman kaleng, Mash bertanya, "Rayne, kamu tidak pernah minum soda ya? " Yah, pasalnya Rayne hanya terlihat minum air putih. Jarang Mash melihat Rayne minum soda ataupun bir, paling hanya jus.

"Sepertinya... Begitu.. "

Rayne memang punya pola hidup sehat, dia senang makan sayur dan sering berolahraga. Makannya badannya bisa terlihat proporsional begitu. Bikin Mash kadang iri dan membatin 'Kok bisa ada manusia seganteng dan se-perfect Rayne Ames??? '

"Ini yang kamu cari? " Ujar Rayne menyerahkan sebuah buku bersampul putih, Mash menerimanya dan berterimakasih. Itu buku miliknya, Mash meringis mengingat kemarin di damprat guru sejarah karena melupakan bukunya.

Mata Mash menyipit ketika membaca semua tulisan yang tertera. Kalimat demi kalimat sangat terasa membuatnya mual.

Oke sekarang Mash yakin dia alergi buku!

"Mau menginap? Mumpung besok kalian libur, Finn pasti senang"

Mash mengangguk semangat pada ucapan Rayne, membuat lelaki penyuka kelinci itu gemas. Saat Rayne akan melontarkan kalimat lagi, terpotong oleh getaran ponsel di kantung celananya.

✔[ RayMash ] LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang