Bab 11 - Kak Vanila

2 1 0
                                    

"Ayo yah, bu, ver, cepet bentar takut terlalu malam kita pulangnya."

Gak sabar aku ketemu kak vanila gimana ya wajahnya kak vanila setelah 4 tahun ga ketemu, salah dia sih kuliahnya kejauhan.

"kita sudah sampai di bandara lokal."

"man aku tak masuk dulu dengan anak-anak dan istri ku, kamu tunggu sini dulu ya, sebentar doang mau jemput vanila."

"aman bos, tak tunggu."

aku excited banget mana ya kak vanila, itu dia.

"ayah, ibu, vera, kangen banget aku sama kalian."
kak vanila memeluk mereka erat-erat dan penuh kehangatan, wait.. waitt gue ga dipeluk gitu? memang kurang ajar ni orang.

"loh Anya mana, dia ga ikut? "

"ikut, nah ini Anya."

"Anya ini bener lo, tambah tinggi, putih, glowing, cantik, dan kamu kok sekarang langsing bukan nya kemaren kamu kya bakpao ya, sampai pangling aku lihat nya."
kata kak vanila sambil memeluk ku dan mengusap rambutku

"iyuh, geli banget apaan sih, biasa aja."

"Anya, sudah dewasa, udah dapet pacar belum atau masih gamon dulu yg di SMP."

"diem lu, so asik banget deh."

"alah ga usah gengsi lu, sebenernya ga ada gue di rumah lu kesepian kan ga ada yg ajak lu berantem, curhat, adu nasib dll, tapi btw makasih transfer nya gue jadi bisa beli baju, makan dan lain sebagainya."

"hemm."

"aduh kalian jangan berantem di sini, ini bandara kalau mau berantem di rumah aja, yu pulang keburu malem."

"ayah, vanila belum makan, lagi BM makan bebek goreng di lamongan."

"yaudah nanti kita beli di pinggir toko buku."

sesampainya di lamongan.

"Mas pesen bebek gorengnya 6 porsi, tahu penyet 5 porsi, tempe penyet nya 1 porsi, lalapan 3 porsi, sama es teh nya 6."

"ayah, Anya kan alergi bebek kok di kasih bebek goreng."

"oh ya, ayah lupa, mas bebek gorengnya 5 porsi saja yg 1 porsi nya ayam. "

"oke Pak."

"kita cari tempat buat makan di sini kya nya enak, di bawah pohon dengan angin yg berhembus dan syahdu."

sambil menunggu makanannya datang kita mengobrol sebentar.

"ayah lupa kalau Anya alergi bebek, jadi ke inget dulu pas kita berempat makan lampogan di pinggir jalan. Dulu saat kita lahap makan lamogan, Anya merasa gatal di kira kena bulu ulet, sampe rumah gatel nya makin parah dan Anya di larikan ke rumah sakit ternyata Anya alergi bebek."

"alergi nya belum sembuh yah, jadi Anya masih gatel sampe sekarang, hahhaha."

"Apaan sih lo rasa vanila."

"udah-udah kalian itu berantem terus kerjaannya, sekarang kita makan terus pulang, istirahat besok Anya sama Vera kan sekolah dan Ayah sama  ibu mau buka toko."

"nanti vanila bantuin yah."

"jangan vanila istirahat dulu, kan capek habis perjalanan jauh. "

"bener yah, kalau rasa vanila ikut bantuin, behh semua roti ga cuma roti sampai toko pun nanti habis di makan yah."

"diem lo bakpao gosong."

"udah ayo kita selesaikan makan dan pulang. "

selesainya mereka makan kemudian kembali ke rumah.

"yah, ini bener rumah kita? salah mungkin. "

"bener van, ini rumah kita dan inilah hasil kerja keras adikmu."

"ah yg bener yah, jangan becanda deh, terus tadi kita rental mobil kan. "

"engga, tadi ikut mobil kita dan tadi pak dirman itu supir pribadi kita."

"udah sini rasa vanila ga usah norak, ini kamar lo udah tidur sana."

"keren juga lu bakpao gosong nanti ajarin gue ya, byee gue mau tidur menjadi OKB."

"terserah."

huftt, capek banget hari ini, aww sakit apa nih, ku pandang jari ku yg di beri hansaplast. Ternyata dia baik juga orangnya, ishh apa sih cuma kya gini doang anak kecil aja peka udah lah mau tidur.

Treng..... trengg....
suara alarm yg begitu keras menunjukkan pukul 06.00

"ih apaan sih ini berisik banget, ga tau apa gue lagi tidur. "
kata Anya sambil mengosok-gosok matanya dan mengumpulkan nyawa untuk duduk setelah itu mengambil jam alarm yg berbunyi nyaring itu.

"gila gue telat ini."

teriakkan ku, langsung aku lompat mandi, sarapan, ganti baju, dan berangkat meskipun aku sangat buru-buru. Sial di jalan macet nih, setelah perjalanan yg begitu macet dan panjang akhirnya sampai du sekolah.

"Huft tepat pukul 06.59."
sambil terengah-engah aku menarik sabuk pengaman ku dan turun dari mobil, sampai juga di kelas.

"Anya lo pasti kesiangan dan lo ngebut banget ya."

"udah lah vi, itu pertanya reteoris."

Hah terengah-engah ku meraik nafas, sudah 2 jam pelajaran berlalu dan ternyata jam kosong fuck banget, dan dengan santai tanpa beban apa lagi tekanan Layang berjalan memuju tempat duduk nya.

"hallo bro, akhir lo berangkat, gue kira lo bakal bolos."

"papi gue, tadi di telfon besti nya terus bilang gue belum berangkat well gue di ancem kalau ga sampe sekolah gue bakal di hajar."

"utt... uttt anak papi."

"diem lo brengsek, mau lo ngerasin sedikit sentuhan dari tangan gue."

"santai bro tadi cuma becanda."

aku menoleh kan kepala ke arah viola dan berkata.

"what semudah itu, dia berangkat jam 8.40 dan masih bisa santai."

"udah lah, bersyukur dia berangkat itu adalah sebuah keajaiban biasanya dia selalu ga berangkat sekolah. Maklum lah orang tuanya donatur di sekolah ini, dulu kakak nya juga sekolah di sini dan yah lumayan famous soalnya pacarnya ketua OSIS."

"owh, lulusan tahun berapa."

"baru kemarin."

"yaudah gue mau tidur dulu capek banget."


Si Anya malah tidur, gimana nih nasib si Anya selanjutnya. Stay tuned ya guys😻 ☺💘

He or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang