" Hikss......hikss...."
Tangisan Anya pecah ia larut dalam tangisannya, air matanya terus menggalir membasahi pipi nya hingga sarung bantalnya, matanya sembab, dan perlahan kepalanya mulai sakit karena terus menangis, lalu pandangannya terakhir ke kaca.
"Pantas saja ibu selalu menolak jika aku mau ikut ketika ia pergi, ternyata ia malu memiliki anak yang cacat seperti aku, ia malu mengakui jika ada orang yang bertanya orang yang disampingnya ini adalah anaknya."
Ibu juga tidak pernah membiaya sekolah ku semenjak aku kelas 2 SMP tapi ia selalu mencaci-maki tentang pendidikan.
"kenapa dunia ini terlalu dingin untuk bunga yang baru saja berkuncup lalu diterpa badai yang begitu kencang, padahal untuk dia berusaha keluar dari tanah begitu sulit kenapa saat ia mulai berkuncup ia diterpa badai, apa gunanya dia tumbuh. "
Anya terus menangis dan ia tertidur.
waktu berjalan dan kini Anya telah di sekolah.
mungkin lebih better di sekolah dari pada di rumah
"Kukira rumah tempat teraman untuk aku berlindung tenyata aku salah, rumah memiliki jendela dan ketika pecah, kaca nya melukai ketika menyentuhnya." -Anya
"Kamis terakhir bayar buku matematika. "
Kemarin aku baru aja minta uang ke ayah buat bayar buku fisika masa sekarang harus minta lagi uang, aku ga tega, pokoknya aku sisihin uang jajan ku dari pada aku harus meminta uang lagi ke .
Sesampainya Anya di rumah.
"Yah, Vera besok ada kegiatan melukis jadi iuran 50 ribu. ""Iya nanti bapak kasih. "
Aku tau ayah tidak punya uang yang cukup tapi dia berusaha untuk mengiyakan permintaan Vera, aku lihat ayah mengusap air mata yang hampir menetes ke pipi, lalu aku bilang ke ayah.
"Yah, ada pekerjaan paruh waktu ga buat nambah uang jajan Anya. "
"Ada kalau ga salah di toko baju, emangnya kamu sanggup? "
"Sanggup yah, kapan Anya bisa mulai kerja? "
"Bentar ayah kirim pesan ke orang nya"
"iya, yah Anya tunggu. "
" kata orangnya besok sudah boleh mulai kerja. "
"Makasih yah. "
Ayah hanya mengangguk dan tersenyum sekilas, mungkin ayah tau sekolah SMA apalagi negeri pasti banyak iuran walaupun tidak membayar uang bulanan tapi pasti banyak iuran dan ayah tau aku anak yang ga enak kan buat minta uang apalagi cerita tentang hal yang menyedihkan, sial, bahkan kesulitan apa pun karena aku hanya menceritakan hal yang baik saja. Aku sudah dewasa, aku tidak mau menjadi beban keluarga ini mindset ku sejak aku berusia 4 tahun, aku di dewasa kan oleh waktu bukan di paksa dewasa oleh waktu.
Aku bergegas memasukkan buku pelajaran untuk besok dan sepasang baju ganti untuk aku bekerja dan aku bergegas untuk tidur.
"Waktu pulang sekolah tiba"
Anya bergegas mengganti pakaiannya di toilet dan bergegas naik angkot menuju tempat ia bekerja
"Pokoknya aku ga boleh telat, ini hari pertama aku kerja. "
Anya telah sampai di toko "glow shop" tempatnya sepi pelanggan, ini bener kan tempat kata ayah disini.
"huft... "
Anya mengehela nafas dalam-dalam, ia mencoba keyakinan hati nya yang tenggah berkelahi dengan ego.
Dag-Dig-Dug banget nih hati Anya, Kira-kira hati kalian gitu juga ga menunggu part selanjutnya.jangan lupa kasih vote dan Satu kata dari kalian thank you all
Stay tuned guys🤩💘
KAMU SEDANG MEMBACA
He or Him
RomantizmSeberapa banyak engkau berteman tetap teman masa kecil pemenangnya. Anya : " kan ku simpan seperti layaknya sebuah pusaka, entah dia ataupun dia " " Kamu lebih indah dari sekedar apa yang aku tulis, sajak yang tak biasa ini tercipta atas dasar rasa...