Bab 18 - Perbaikan

1 0 0
                                    

mungkin yg dikatakan bibi benar gue terlalu egois dengan Layang, dia udah mencoba menjelaskan tapi aku tak memberi dia kesempatan sedikit pun  untuk memperbaikinya.

"hari ini di rolling ya duduk nya biar ga bosen."

Yah gue dapet belakang lagi, Layang mana ya kok belum dateng juga padahal gue mau ngomong sama dia, mungkin dia telat.

"kok bau gosong ya itu pak bon lagi bakar sampah atau bikin api ingin kok menyala abangku, tapi kan kita di lantai atas kok bisa lihat ya berasa di samping" ujar salah satu teman satu kelas ku.

Kebakaran....... Kebakaran...

Satu kelas panik, asap mulain menyelimuti ruang kelas, Viola bergegas menarik tangan ku dan mengajak ku turun ke bawah karena kelas ku berasa di lantai atas.

Malang nya aku terlepas genggaman tangan Viola diantar gerombolan orang berlarian, nafas ku mulai sesak karena terlalu banyak menghirup asap aku mencoba mengatur nafas sebisa mungkin dada ku terasa tidak mau menerima oksigen lagi.

Aku tersenggol dan terjatuh dari tangga nyaris ku jatuh tapi tangan ku masih berpegang kuat pada pegangan tangan meski tidak sekuat itu.

Kepala ku terbentur lantai tanga, lutut kanan ku berdarah sedikit, dan kaki kiri ku tergelincir, nafas ku semakin susah dan aku hanya pasrah. Viola tak kunjung sadar bahwa aku terpisah dengannya.

"Vi ada apa?" tanya Layang kepada Viola yg baru saja datang berlari.

"a- da ke-ba-ka-ran" nafas nya terengah-engah.

"semua sudah turun, loh terakhir sendiri."

"engga, gue bareng Anya."

"mana?"

"Anya pasti tertinggal di atas, gue susul"

"jangan bahaya biar gue aja"

Layang dengan secepat kilat menaiki tangga dan berteriak mencari ku, akhirnya dia menemukan ku.

"Anya bertahan lo pasti bisa, ada gue disini"

"udah lo selamat in diri lo sendiri"
ujar ku yg sudah tidak berdaya.

Layang menggendong ku dengan cepat tapi berhati-hati dia menurun i tangga lalu Layang memberi pertolongan pertama kepada ku nafas buatan karena menunggu tabung oksigen datang.
Kedua kalinya Layang menyelamatkan kan ku, luka di sekujur tubuh ku nyaris tak terasa karena mungkin aku sudah mati rasa.

"aku mohon bertahan Anya, pliss."

"lalu PMR segera memakai kan selang oksigen ke hidung ku."

"nafas nya pelan-pelan saja ya, tarik nafas buang, oke sudah mulai membaik, perlahan saja ya."

Setelah semuanya sudah di evakuasi ketempat yg lebih aman, mobil pemadam datang menyiramkan air ke jago merah yg membara.
Setelah aku kondisi ku membaik, aku  mencoba berbicara dengan Layang.

"ada yg mau aku bicarakan berdua"

"oke"

"makasih udah nyelamatin gue kedua kalinya, karena itu kamu juga pantas mendapatkan kesempatan ke dua kita mulai dari awal, ingat ini kesempatan untuk memperbaiki bukan mengulang kesalahan yg sama."

Layang memeluk ku dengan erat

"terima kasih,i promise with you"

"udah ga usah kebanyakan janji nanti ga bisa nepatin"

Satu jam kemudian ayah menjemput ku dan aku di bawa ke ahli pijat saraf setelah itu karena kondisi ku belum memungkinkan untuk sekolah jadi aku daring pembelajaran di rumah.

Baru juga dia hari udah bosen di rumah padahal kalau sekolah pengenya libur.

Kata karin kalau ga salah Baskara punya adik cewek nama nya Clarista kalau ga salah juga dia anak kelas 12,dia kenal gue tapi sekarang dia kenal ga ya.

Akan kah hubungan ini akan bertahan atau usai di jalan, stay tuned guys, jangan lupa bintang nya☺😍😻💘

He or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang