Bab 14 - Kecambah

2 0 0
                                    

"Pagi Anya, pasti ini adalah hari sekaligus pagi yg cerah dalam sejarah hidup seorang Anya. Betul apa betul."

"diem lo kepiting Alaska, gue suapin biji kacang hijau yg renyah ke mulut loh biar tumbuh kecambah."

"ih Anya, gue kan cuma becanda kok lo gitu sih."

"kenapa sih gue harus satu kelompok sama si trouble maker itu, aghh."

"sabar masih pagi nanti tumbuh kerutan loh nanti penuan dini, nih pakek retinol yg banyak."

"udah lah, gue mau ke lab udah pada di sana, byee."

"ciee, ga sabar ketemu Layang."

"Bacot lu Babi."

"Anya kok lu ninggal gue, tunggu in dong Anya!!!."

Semuanya sudah berkumpul dan bu Ririn mengarahkan cara penanaman kacang hijau supaya menjadi kecambah, setelah itu semuanya mempraktikkan apa yg sudah di katakan oleh bu Ririn.

"Sini gue aja yg ambil tanah nya pasti lo gamau kan mengotori jari manis lo."

"apaan sih gue ga gitu ya, sini gue yg ambil aja."
Layang menarik paksa botol di tangga Anya.

Dasar cowok kasar.

"ini sekarang tanam kacang hijau nya dengan penuh cinta biar tumbuh sehat, percuma dia di tanam jika tanpa rasa cinta, lebih baik mati pada dari pada hidup dengan rasa hampa tanpa cinta. Tapi ini bukan tentang kecambah"

"terserah lu"

kenapa setiap gue di dekat Layang rasanya hidup ini lengkap padahal kita baru aja ketemu, tiba-tiba kepala ku pusing dan dada ku sesak seperti hidung ku tidak bisa menghirup oksigen, dan aku menggengam tangan Layang.

"gue ga bisa bernafas, tolong dada gue sesak banget." kata ku sambil terbata-bata karena sesak nafas

Layang langsung menggendong ku ke UKS, seluruh orang di lab melihat ku yg sedang di gendong layang kemudian bu Ririn menyusul kami, aku segera di tangan in anak PMR dan guru yg menjadi anggota PMI, hidung ku di beri selang yg terhubung di tabung oksigen.

"Aaa sakit ga bisa nafas" kata ku sambil menrintih kesakitan dan menangis.

semua orang mencoba menenangkan ku yg menangis dalam kondisi sesak nafas kemudian setelah 15 menit aku berhasil tenang dan nafas ku mulai stabil tapi kemudian aku jatuh pingsan.

30 menit kemudian aku terbangun dan membuka mata perlahan dan mengatur nafas.

"agh pusing banget kepala ku."

"lo udah siuman, nya"

aku mengangguk kepala, tanpa ku sadari aku masih menggenggam tangan layang yg sedang duduk di sebelah tempat tempat ku tidur.

"se suka itu ya lo sama tangan gue, sampai di pegang dari tadi."

"ih apaan sih, ga lah."

"alah ga usah gengsi deh lu."

"plis diem! denger suara lo bikin kepala gue makin sakit."

"makin pusing apa makin sayang."

"kya nya tabung oksigen di sebelah gue kalau di lempar ke kepala kau renyah juga."

"udah di tolong ga tau makasih."

"upss, sorry. Thank's udah nolongin gue"

"Thank's doang ga cukup buat angkat badan lu yg kya kingkong itu dari lab ke UKS. "

"dasar orang ga ikhlas nolong."

"jelas dong, di dunia ini ga ada yg gratis, gue minta imbalan"

"apa imbalannya? "

"lo harus jadi pacar gue."

"Hah, gila lu gue ga mau lah."

"pacar bo'ong bodoh, mana mau gue punya pacar kya lu yg kya kingong bawel."

"ga mau."

"tolongin gue cuma 2 hari doang, temenin gue di pertandingan basket. Pliss"

"oke cuma 2 hari setelah itu selesai."

Dill...
dua pihak sedang berjabat tangan.

Hal bodoh apa yg sedang gue lakukan.



Kini apakah pilihan Anya telat atau sebaliknya, stay tuned guys😭😻💘love u all yg udah baca sampai sini.

He or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang