Bab 17 - Untuk Layang

1 0 0
                                    

gue harus ambil keputusan, gue ga bisa begini lama-lama dan gue juga punya hak untuk mencoba hal baru baru dan bahagia.
mungkin gue nerima Layang bukan keputusan yg buruk dan benar apa kata Layang gue ga akan tau kalau belum mencoba, besok pulang sekolah gue mau ngomong sama Layang.

keesokan harinya setelah pulang sekolah.

"Layang gue mau ngomong sama lo, tapi ga di sini"

"oke"

"mungkin setelah gue pikir dan renungi ini berhari-hari, mungkin keputusan gue tepat."

pikiran Layang sudah sampai ke sana, pasti Anya beneran nolak gue nih fiks.

"gue memutuskan buat... nerima cinta itu."

"huaaaaaaaa, gue ga mimpi kan coba tampar gue."

"ciee..... cie"

"loh kok semuanya disini"

"hah masa"

"gue malu banget, njir"

"karena gue lagi seneng hari ini semuanya gue traktir besok di kantin."

Horee...
segerombolan orang bersorak gembira

"gue cuma minta berubah lebih baik dan bermanfaat setidaknya buat diri sendiri."

"Ay pulang nya mau di anter ga?"

"hah siapa ay?"

"iya lucu kan"

"alay, Anya aja ga usah ngerubah nama di akte gue, ayah bentar lagi jemput dan setelah itu harus bimble juga"

"byee ay"

"Layang!! "

Bipp... bipp

"ayo non, keburu telat nanti bimbel nya"

"iya Pak, kenapa gak ayah yg jemput"

"ayah keluar kota ngurus bisnis non"

"oke Pak"

Setelah sampai di rumah.

ada notif pesan dari Layang.

"besok berangkat bareng yuk, ay"

"boleh"

"tapi jangan ngaret"

"oke"

keesokan harinya.

"nih aku bawaan lunch box buat kamu, jangan lupa di makan"

"ay, kenapa dari tadi kamu bengong gitu."

"apa?"

"jangan pasang muka galak gitu dong"

"aku ga suka di panggil ay"

"ishh gemesh banget sih pacar aku"

"aku keluar dulu"

"hem"

Lama banget Layang keluar apa mungkin dia makan tapi lunch box nya masih penuh.
Ishh dia hobi banget buat gue khawatir.

"Vi liat Layang ga?"

"engga tuh nya, gue duluan"

"oke thank's vi"

He or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang