Bab 20 - Alone

1 0 0
                                    

"Anya barang yg kamu butuh in udah semua."

"udah yah."

"ayah udah beliin kamu apartemen, terus ini mobil buat kamu di sana, terus kalau kamu mau service atau kebutuhan yg lain kamu bilang ya nak, uang bulan ayah transfer terus."

tatapan Anya kosong, ga biasanya dia gini, tapi nanti dia juga tau ini hal terbaik buat hidupnya.

sesampainya di apartemen

"ini kunci nya dan mulai besok juga kamu udah bisa sekolah di SMAN Unggul Bangsa."

"iya yah Anya istirahat dulu, makasih yah bye."

Aku melambaikan tangan ke ayah dan menutup pintunya, sekarang aku sendirinya benar-benar tidak ada orang yg ku kenal, semuanya terasa berat.

Aku harus memulai semuanya dari nol, aku berharap ada kamu di di sini Layang tapi semuanya mustahil sekarang, besok hari pertama ku di sekolah baru.

keesokan harinya

Sekolah nya masih sama kya yg dulu, pokoknya aku harus fokus belajar.

"Hai semua perkenalkan nama aku Elanya Dirgantara Laksita Mahendra biasa di panggil Anya, salam kenal semuanya."

"Haii Anya"

"Anya kamu boleh duduk dan kita mulai pelajaran nya hari ini."

Mungkin di SMA baru ku ini masa SMA ku terasa hampa dan aku kurang mendapatkan teman karena sibuk dengan belajar dan belajar yg tak mengenal waktu, satu tahun berlalu aku belum pernah mendapatkan kabar dari Layang dan kini hari dimana pengumuman penerima mahasiswa baru, hati ku dag-dig-dug dan bummm, aku diterima di Perguruan Tinggi Negeri, aku berlompat-lompat riang.

Aku ingin menelfon ayah dan memberi tahu kabar ini.

"hallo ayah"

"iya hallo ada apa nak"

"Anya keterima yah di PTN yg Anya impikan selama ini."

"selamat nak ayah tahu kamu bisa, ayah tutup telfon nya dulu soalnya kedainya masih rame banget."

"iya, byee ayah."

Aku pengen ngabarin Layang juga tapi nomornya udah ga aktif ya, mungkin dia udah ngelupain gue, sekarang gue harus fokus lagi buat 4 tahun kuliah, never give up Anya tetap ilmu padi menyala abangku.

5 tahun kemudian

Finally, misi ambis ku terselesaikan aku lulus dengan secara cumlaude dan kini aku mau pulang ke rumah capek banget.

Sesampainya di rumah.

Rindunya aku dengan kamar ini.

"woy bakpao gosong gimana 5 tahun sendirian pasti ga enak ya, itu yg gue rasain but semuanya terbayarkan, udah lah gue mau jalan sama my pacar, byee."

Gue jadi ke inget sama Layang kenapa dia ga ada kabar sampai sekarang.

"Anya, besok kamu ikut ayah ke rumah sakit ya."

"iya yah."

keesokan harinya, sesampainya di rumah sakit.

"Anya ini kenalin nenek sarengga"

"hallo nek" sambil ku cium tangan nya

"waduh cucu nenek udah besar ya sekarang."

"cucu nenek?"

"iya dulu almarhum suami nenek wibrata teman baiknya kakek kamu dewangga mereka sahabat sejati hingga suatu hari dewangga menyelamatkan nyawa wibrata yg nyaris melayang waktu itu dia sahabat yg sangat baik selalu ada di saat wibrata kesusahan, sampai akhirnya dia harus pergi dahulu meninggalkan wibrata dan dia juga pergi setelah mendonorkan jantung nya untuk wibrata.

Wibrata merasa berhutang budi yg begitu besar kepada dewangga sebelum operasi mereka berbincang dan nnenek, basmawan dan istrinya,serta ayah mu dan istrinya menyaksikan itu"

Perbincangan antara Wibrata dan Dewangga waktu itu.

"dewangga aku terlalu banyak berhutang budi kepada mu, bagaimana cara ku untuk membalas semua budi mu ini."

"tidak perlu wib kamu sudah ku anggap seperti adiku sendiri."

"jangan begitu dewangga nanti hidup tidak tenang dan di selimut rasa bersalah."

"kalau begitu kelak cucu laki-laki mu lahir akan ku jodoh kan dengan cucu ke 2 perempuan ku dan nikah kan mereka ketika berusia 20 tahun, mungkin ini yg ku minta."

"mungkin dengan ini kita akan selalu terikat."

setelah 1 bulan berlalu dewangga pergi, wibrata sangat sedih dan dia bertekad mewujudkan ke ingin an terakhir sahabat tercintanya.

"kini usia mu sudah 21 dan usia cuci nenek 22 tahun, nenek ga mau terlalu lama menunggu, usia nenek semakin bertambah dan hidup nenek tidak lagi lama nenek ga mau berhutang janji kepada kakek mu. Nenek mau kalian berdua menikah di 1 bulan ini besok cucu nenek pulang dan kita bicarakan lamarannya di rumah ya."

Tidak pernah terlintas dalam benak ku yg akan menikah dengan cara yg begitu mengejutkan dan dengan jangka waktu yg begitu dekat dengan orang yg tidak ku kenal sama sekali, kenapa harus aku.
Aku baru pulang ke rumah sudah banyak sekali kejutan yg ku terima.

Ting..tung... ting... tung

siapa itu, coba ku lihat di depan siapa itu.

"Layang."

Wah penasaran kejutan apalagi yg akan di terima Anya, jangan lupa bintang nya, stay tuned guys ☺😻💘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He or HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang