*
*
*
*
*
**
*
*
*
Bruak
Suara tubrukan itu terdengar cukup keras dan nyaring bersama dengan jatuhnya seorang anak laki-laki tatkala tubuhnya di dorong dengan paksa hingga mau tidak mau dirinya harus menabrak kerasnya lantai koridor sekolah yang dingin.
Semua pasang mata yang ada di sana menatap kejadian tersebut dalam diam. Sang pelaku yang melakukan aksi dorong tersebut hanya tertawa terbahak__sementara sang korban hanya terdiam pasrah dengan kepala yang menunduk kebawah.
"kau anak tak diinginkan, kata ibuku anak sepertimu tidak pantas untuk ada" ucap anak tersebut dengan kalimatnya yang terdengar begitu menyakitkan.
Huang Renjun__anak yang sehari-harinya mendapat aksi bully dari teman sekolahnya hanya bisa terdiam. Berusaha bangkit dari duduknya__ia pun menepuk-nepuk celana belakangnya. Menghilangkan kotoran yang mungkin saja terselip di sana.
"aku akan kembali ke kelas" balasnya setelah membersihkan celananya__tak lupa senyuman lebar kembali terpampang di bibir tipisnya, anak itu terlihat tak mempermasalahkan kejadian yang baru saja terjadi. Bersiap melangkah namun semacam cairan basah tiba-tiba saja terasa menembus pakaian kaos berlengan putih panjang yang di kenakannya.
"itu balasan kau tidak mendengarkanku!" ucap anak tersebut lantang dan juga terdengar jelas dari nada bicaranya bahwa ia sedang kesal sekarang. Ah baju Renjun di lempari sisa minuman yang anak itu beli di kantin tadi. Kini punggung bajunya hampir sepenuhnya basah dan juga pakaian putihnya telah ternodai karena minuman itu bukanlah minuman biasa__tapi minuman berwarna.
Renjun lagi dan lagi hanya terdiam sebagai balasan__arah pandangannya kini kembali menatap ujung sepatu kusamnya yang ia kenakan. Kembali lagi kini kepalanya tertunduk ke bawah tak memberi perlawanan lebih.
Bruk
Namun suara tubrukan yang cukup keras lagi dan lagi kembali terdengar di tengah-tengah koridor yang mulai ramai oleh para murid yang berdatangan. Sesaat hanya keheningan yang terjadi di sana__Renjun yang juga terkejut dan penasaran atas suara tubrukan cukup keras itu pun mendongak__dan manik caramelnya kini menangkap sosok anak sebayanya__lebih tepatnya Na Jaemin, teman sebangkunya itu, bersama dengan tangan terkepal kuat dan ekspresi bak menahan amarah terpampang jelas di sana. Yah__Na Jaemin lah pelaku yang mendorong anak yang telah membully Huang Renjun.
"kau.....!!" marah anak tersebut tidak terima.
"jadi ini yang di ajarkan ibumu?" sementara terlihat Jaemin berseru bersama ekspresi memerahnya. Menahan amarah.
Dengan langkah cepat__Jaemin langsung berlari kecil mendekati Renjun, tangan kecilnya yang terbilang sedikit lebih besar dari Renjun langsung meraih lengan mungil anak itu dan mengajaknya berlari meninggalkan kerumunan di sana. Dia tidak peduli anak itu akan marah bahkan jika ia akan melapor pada seorang guru__dalam benaknya, ia hanya tidak terima Renjun di perlakukan dengan tidak layak oleh orang-orang sekitarnya. Fakta di mana__jauh di dalam hatinya ia sangat marah dan kesal saat bahkan banyaknya pasang mata yang menjadi saksi, justru mereka hanya menonton dalam diam tanpa berniat untuk membantu.
Jaemin membencinya
Sementara di balik para kerumunan itu__Lee Jeno, lagi dan lagi ia hanya bisa terdiam melihat bagaimana Jaemin dengan sikap gagahnya? dan keberaniannya dapat melawan dan menghentikan tindakan tak terpuji itu.
Tangannya terkepal kuat__ia merasa senang Renjun dapat di selamatkan, tapi di sisi lain, jauh di dalam hatinya ia merasa marah dan kesal bahwa dirinya terlihat seperti seorang pecundang yang tak dapat berbuat apapun untuk Renjun.
Memang benar Renjun di jauhi satu sekolah karena rumor jika dia adalah 'anak haram', tapi apa pantas Renjun mendapatkan perlakukan tak manusiawi itu saat seorang anak sendiri pun takkan berfikir bahwa ia akan terlahir ke dunia dengan cara yang salah?
Dan satu hal yang membuat Jeno takjub akan seorang Huang Renjun.
Renjun hanyalah anak kecil yang menghadapi kejamnya dunia dengan senyuman
*
*
*
TBC
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Irrelevance [NoRenMin]
Short Story[Complete] Jeno tidak akan pernah melupakan sosok mungil yang pernah menempati isi hatinya di kala ia masih terus mencari jawaban atas apa yang ia rasakan pada sosok Huang Renjun. Bersama Na Jaemin, sang sahabat__Lee Jeno, di usia terdini mereka sud...