*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
"Lee Jeno!!" seruan cukup lantang itu membuat anak laki-laki yang sedari tadi berjalan dengan tenang di sepanjang trotoar menuju sekolahnya itu menoleh. Dan beberapa meter di belakangnya__sang sahabat, Na Jaemin dengan senyuman 45 nya itu langsung berlari dengan semangat mendekati sang dirinya.
"wah, akhir-akhir ini kita jarang main bersama yah" ucapnya tatkala anak itu kini telah sampai tepat di hadapan Jeno.
"hmm, kau keliatan sibuk akhir-akhir ini" balas Jeno mulai berjalan melangkah bersama menuju sekolah mereka yang tinggal beberapa meter lagi di depan akan segera sampai.
Dalam hati ia sedikit menyindir sang sahabat dengan rahang tegasnya yang mulai terlihat membentuk di sana__mengingat Jaemin akhir-akhir ini cukup jarang mengajaknya bermain bersama, dan lebih sering menghabiskan waktunya dengan Renjun.
Ah soal Renjun, mengingat akan kejadian tadi malam. Bagi Jeno itu adalah waktu berdua mereka yang sangat berharga, bisa menghabiskan waktunya dengan orang yang telah membuatmu penasaran selama beberapa minggu terakhir? Jeno benar-benar bahagia.
"heii, jangan begitu, aku tidak melupakanmu. Akhir-akhir ini aku hanya mencoba mengenal teman bangkuku yang baru__kau tahu Huang Renjun? yah itu namanya!" tiba-tiba saja Jaemin dengan seruannya yang cukup heboh, membuat Jeno hanya melirik sang sahabat tanpa minat lebih. Dirinya sudah jauh lebih dulu mengenal anak mungil itu di banding sahabat heboh di sampingnya ini.
"aku tau" balas Jeno acuh. Tapi tidak untuk Jaemin yang menatap sang sahabat cukup terkejut.
"heh?! sejak kapan? kau mengenalnya lebih dulu dariku?!" kali ini Jaemin bertanya dengan nada cukup lantang. Dalam hati ia merasa sedikit tidak adil akan Jeno yang lebih dahulu mengenal Renjun darinya. Dalam benaknya, seharusnya sang sahabat ikut bergabung saja dalam perkenalan di awal mereka__agar bisa membantunya untuk berteman lebih cepat dengan Renjun kan?
"kami bertetangga" balas Jeno singkat, kini keduanya telah melangkah memasuki wilayah sekolah, berjalan di sepanjang koridor yang belum terlalu ramai akan murid lain.
"jadi rumah kalian bersebelahan yah?" lirih Jaemin. Entah bagaimana, tapi hal di mana Jaemin merasa sedikit terganggu akan fakta di mana Jeno__sang sahabatnya itulah yang ternyata lebih dulu mengenal sosok Renjun di banding dirinya.
Yah, Jaemin mungkin sudah beberapa tahun satu kelas dengan sosok Renjun. Tapi__dalam beberapa kesempatan, Jaemin belum benar-benar bisa untuk mengajak Renjun masuk dalam pertemanannya. Renjun terlalu tertutup, selalu menyendiri setiap anak itu datang ke sekolah. Tidak pernah berinteraksi dengan murid-murid lain membuatnya ragu untuk mendekat. Hingga rumor-rumor aneh mulai bermunculan, menyebabkan anak itu jadi sasaran pembullyan anak lain.
Awalnya Jaemin acuh, tapi takdir seakan ingin anak itu di tolong. Dan pada akhirnya di tahun inilah, tahun di mana pada waktu yang bersamaan Jeno pun pindah, Jaemin mendapatkan kesempatan terbesarnya untuk mengenal sosok Huang Renjun. Jaemin yang terkenal selalu ingin berteman dengan orang baru atau bahkan orang yang selalu membuatnya penasaran, akhirnya Jaemin dapat mengenal anak itu lebih jauh kala mereka di satukan dalam bangku bersama.
Jaemin senang__karena ini kesempatannya untuk menarik Renjun keluar dari dunianya yang terkesan sunyi. Yah, ia ingin membuat dunia Renjun berwarna.
Kini keduanya telah sampai di depan kelas__dan tepat di atas kursi sana, Jeno maupun Jaemin telah mendapati sosok anak yang telah menjadi perbincangan mereka sejak tadi telah duduk apik dengan kebiasaannya yang sering menatap langit biru yang cerah.
Namun ada satu hal yang membuat keduanya kini mulai menyadari sesuatu.
Yah, tepat saat Renjun menoleh, manik mereka bertemu__Renjun dengan pakaian putih berlengan panjang berkerah yang melingkari penuh lehernya itu, bersama dengan celana kain katun berwarna biru navi selutut yang di kenakannya. Seakan alam ingin menunjukkan sosok terindah Renjun__mentari pagi yang bersinar seakan ikut bersua akan sosok Renjun yang diam-diam selalu mereka kagumi. Senyuman lebar Renjun dengan sinar mentari yang menerpanya, menunjukkan sisi lain yang membuat mereka berdua merasakan debaran aneh yang selalu menganggu.
Anak itu bangkit dari duduknya, kaki kecilnya berjalan mendekati sosok Jeno dan Jaemin yang masih terdiam di depan pintu kelas bak patung manekin. Yah, fakta di mana mereka sebenarnya sedang terpesona.
Menghiraukan beberapa tatapan anak lain yang telah datang dan menatapnya dengan intens, Renjun kini berhenti tepat di hadapan dua sosok anak dengan tinggi yang terbilang cukup berbeda darinya itu. Dengan senyuman lebar, tak lupa gigi gingsulnya di sana ikut menyertai menambah kesan manis anak tersebut. Renjun berseru dengan semangat seakan menyambut kedatangan mereka berdua.
"Jeno, Jaemin...."
'cantik'
Yah__mereka menyukainya, menyukai Huang Renjun.
*
*
*
TBC
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Irrelevance [NoRenMin]
Cerita Pendek[Complete] Jeno tidak akan pernah melupakan sosok mungil yang pernah menempati isi hatinya di kala ia masih terus mencari jawaban atas apa yang ia rasakan pada sosok Huang Renjun. Bersama Na Jaemin, sang sahabat__Lee Jeno, di usia terdini mereka sud...